Agitama Oktavia "Meet You2"

96 27 11
                                    

Hari baru, peruntungan juga seharusnya baru.

Mulai hari ini Okta akan memulai karirnya di dunia perfilm'an.Memang bukan film besar seperti layar lebar, hanya tampil beberapa menit di sebuah FTV stasiun televisi swasta. Namun itu bukan masalah, pengalaman adalah hal terpenting bagi Okta.

"Okta! Turun dulu sarapan!" Teriak Yunita, Ibunda tercinta Okta. Wanita itu sudah menunggu di meja makan yang telah penuh dengan berbagai macam masakan buatannya.

Setelah selesai merapihkan diri dengan kaus lengan pendek berwarna merah muda dan celana jeans putih selutut sebagai setelan wajibnya, Okta langsung turun dari kamar yang berada di lantai dua.

"Pagi Ma!" Sesampainya di meja makan Okta langsung mengecup pipi Bundanya.

Posisi Okta yang merupakan anak satu-satunya di keluarga itu membuat ia selalu dimanja oleh Yunita.

Dimatanya, Okta masih putra kecilnya yang menggemaskan meskipun kini laki-laki itu sudah menginjak umur 22 tahun.

"Papa mana?" Okta melemparkan pandangan kesegala arah, berharap nggak bertemu sosok Papa-nya.

"Tenang.. Papa belom pulang, kok," jawab Yunita sambil sibuk menyiapkan nasi di piring untuk Okta makan. "kayaknya dia banyak jadwal operasi lagi di rumah sakit."

Okta menghela napas lega, bersyukur karena Papa sedang nggak di rumah. Karena bisa gawat kalau Papa-nya tau ia tetap berangkat ke lokasi syuting, bisa-bisa Okta akan kena serangan amarah.

"kamu yakin masih mau ikut casting begituan?" bisik Yunita, "nanti kalau Papa tau, gimana?"

Okta menaikkan kedua sudut bibirnya, memberi kepercayaan pada Yunita supaya nggak khawatir.

"Okta terima semua resikonya. Yang penting Okta udah berusaha ngejar mimpi Okta untuk jadi aktor.."

"..sama ngabulin permintaan Iwi."

Wajah Okta merah padam saat menyebut nama perempuan yang selalu berhasil membuat Okta sulit tidur.

"Yaudah.. Ini Mama udah bikinin bekal buat kamu di lokasi syuting nanti. Sekarang kamu makan saparannya, abis itu baru berangkat." Yunita mengemasi tiga buah kotak bekal kedalam tas yang akan dibawa.

Sementara Okta menatap sendu Yunita lalu memeluknya.

"Terima kasih Ma! Gak perlu repot-repot kok, Okta nanti bisa beli makan siang sendiri bareng rekan kerja yang lain." ujarnya dengan lembut di telinga Yunita.

"Yahh.. Terus gimana dong bekalnya?" Yunita menghela napas panjang, bibirnya ditekuk karena kecewa, "mama udah bikin ini special buat kamu. Ahh, tapi gak apa-apa, deh, kalau kamu gak mau, buang aja."
Yunita melipat kedua tangan di dada lalu duduk membelakangi Okta.

Ia tau Okta adalah anak yang penurut dan tidak tega-an, jadi cara ini selalu ampuh agar permintaannya dikabulkan oleh Okta.

"Jadi ceritanya ada yang ngambek nih?" Kekeh Okta berjalan memutar supaya dapat menghadap Bundanya lagi.

Yunita nggak mau mengubrisnya. Ia mengalihkan pandangan kearah lain.

Okta mencubit gemas pipi Bundanya sedangkan bibirnya yang berwana pink manis alami menampilkan senyum memabukkan.

PINKKY BOYWhere stories live. Discover now