19-Today

2.3K 133 1
                                    

Hari sabtu ini berhasil membuat Alenna merasakan lelah yang selama seminggu ini tak ia rasakan. Ia bersyukur bisa lelah, setidaknya itu bisa mengingatkannya untuk istirahat.

Alenna mengehempas tubuhnya untuk kembali berbaring ke kasur. Tak lama ponselnya bergetar, segera ia angkat panggilannya tanpa melihat nama penelfon.

"Hallo? Siapa?" tanya Alenna dengan nada malas,

"I'm yours" mendengar suara di sebrang sana membuat Alenna duduk menegak seketika,

"Mine? A... Arsen?",

"Yaa",

"Arsenn kemana aja? Aku cariin kamu Arrr" girang Alenna sampai ia bingung harus berucapa apa lagi,

"Aku baik. Kangen?",

"Sangatt",

"Kita ketemu? Mau?",

"Mauuu, kapan?" jawab Alenna dengan semangat,

"Hari ini di danau. Tapi aku ga bisa jemput? Gapapa kan?",

"Okee gapapa. Aku kesana".

Sambungan dimatikan. Alenna hampir saja berteriak sangat keras jika saja ia tak ingat kalau sekarang ini masih cukup pagi untuk membuat kebisingan.

Tanpa berpikir panjang Alenna segera bangkit untuk mempersiapkan dirinya. Setelah dirasa siap, Alenna segera turun dan tak lupa memberi tahu kabar Arsen pada Juan, jelas Juan tak kalah kaget dengan Alenna.

•••

Mata Alenna mencari kira-kira dimana pria satu itu mengambil tempat duduk.

Matanya berputar kesana kemari. Kakinya melangkah perlahan agar tak melewatkan sesuatu yang ia cari. Dan pada akhirnya ia menemukannya.

Seorang yang tengah duduk di tepi danau. Duduk di gelondongan kayu lumayan panjang.

"Haii" sapa Alenna dengan senyum merekah.

Arsen membalas dengan senyum tak kalah manis.

"Duduk" suruh Arsen karena melihat Alenna yang masih berdiri mematung.

Alenna mengangguk dan duduk di samping Arsen. Tanpa menunggu apapun Alenna langsung bertanya apa saja yang ia ingin tanyakan.

"Kamu kemana?" tanya Alenna menengok pada Arsen,

"Liburan" bohongnya,

"Liburan? Tapi ulangan kenaikan kelasnya? Kenapa aku ga liat kamu?",

"Aku susulan" jawab Arsen berusaha membuat Alenna percaya. Dan benar saja, Alenna hanya ber-oh dan mengangguk percaya.

Alenna kembali menatap hamparan bunga cantik dan danau luas di depannya. Entah kenapa Alenna tersenyum, dan tanpa ia sadari Arsen menatapnya dalam.

Melihat Alenna yang seketika tersenyum membuat Arsen menarik ujung bibirnya untuk tersenyum juga. Seketika ia melupakan segala rasa sakit bekas cambukan di punggungnya, lagipula akhir-akhir ini Shivi tak melakukannya lagi.

"I miss you, but i'm sorry" batin Arsen.

Angin bertiup. Membuat rambut yang tadinya terselip di belakang telinga Alenna kembali tersebar menutupi wajah Alenna dari samping. Arsen ingin menyalahkan angin yang sudah menghalangi matanya menatap bidadarinya. Aisshh bodohnya Arsen.

Tangan Arsen terulur untuk menyelipkan rambut Alenna kembali kebelakang telinga. Pergerakan Arsen berhasil membuat Alenna menengok.

"Cantik" pujinya masih menatap Alenna.

Protective Devil || Completed✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang