18-Choice

2.5K 130 1
                                    

Entah sudah berapa lama Arsen ada di tempat gelap nan pengap ini. Menerima cambukan yang membuat seluruh tubuhnya perih penuh luka.

Entah kenapa Shivi selalu mendatanginya hanya untuk mencari jawabannya. Menyebalkan.

Seperti sekarang, Shivi masih saja berdiri di depannya tanpa sepatah kata apapun. Gadis itu menatap Arsen yang tengah diam.

"Masih ngga mau kasih jawaban?" tanya gadis di depannya itu.

Arsen terdiam. Memikirkan jawaban yang harus ia ambil. Arsen juga tak mau membiarkan Alenna-nya terus menjadi incaran, tapi ia juga tak mau meninggalkan Alenna demi hal seperti ini. Tapi ia tak bisa egois.

"Apa mau lo?" tanya Arsen dengan sisa tenaganya,

"Lo masih tanya apa mau gue? Oke gue kasih tau. Gampang aja, gue mau lo jadi milik gue dan lo harus tinggalin Alenna" ucap Shivi seenak jidatnya,

"Nggak!!" tolak Arsen membentak,

"Kenapa enggak? Ini syarat mudah yang akan memberikan keselamatan bagi Alenna juga" Shivi berjalan mendekati Arsen

"Maksud lo?",

"Kalau lo jauhin Alenna jelas papa lo akan menghentikan usahanya untuk menjauhkan Alenna dari lo kan? Dan lo tau kan cara papa lo itu bisa dibilang kejam semua",

"Ya bayangin aja si ya? Pesuruh papa lo jelas sekarang masih ngincer Alenna karena lo belum juga memutuskan untuk menjauh dari Alenna, Alenna diluar sana sendirian dan lo disini nggak berdaya. Waww gue dah nggak tau gimana sekarang kabar Alenna di tangan para pesuruh papa lo" jelas Shivi panjang lebar kali tinggi dengan logika yang bisa diterima otak,

"Tinggal lo pilih gue aja sih kalau mau Alenna selamat, karena gue nggak akan lepasin lo sampai lo bilang kalau lo mau sama gue, dan kalau lo belum juga lepas dari sini artinya Alenna makin terancam di luar sana",

"Kalau lo udah bilang mau sama gue, gue juga akan bilang sama om Samee untuk menghentikan kejahatannya ke Alenna dan dia akan selamat" lanjutnya,

"Gue yang akan bilang sendiri ke papa tanpa gue harus hidup sama lo" sentak Arsen yang masih saja tak mau melepaskan Alenna,

"Dan gue nggak yakin om Samee akan menuruti apa permintaan lo" senyum sinis tercetak di wajah Shivi, "Pikirkan baik-baik ucapan gue Arsen. Nanti sore gue balik buat minta jawaban" lanjutnya.

Setelahnya Shivi berlalu meninggalkan Arsen yang masih beradu pikir dengan otak dan hatinya.

Hatinya bilang jangan lepaskan Alenna. Otaknya bilang agar ia harus memikirkan keselamatan Alenna. Semua kemungkinan itu hampir membuat otaknya hancur pecah berkeping-keping.

•••

Juan masih terus menginjak pedal gas dan memutar setirnya ke kanan dan ke kiri. Tangannya masih sibuk memegang ponsel yang ia letakkan di telinga kiri.

"Gege telfon siapa sih? Dari tadi nggak diangkat mulu kayaknya?" tanya Alenna tiba-tiba.

Juan menengok. Tersenyum sejenak dan kembali fokus.

"Shivi" jawab Juan,

"Nggak dijawab-jawab Ge?",

"Nggak pernah di angkat",

"Kenapa Gege kepikiran buat nelfon kak Shivi?",

"Kata kamu Arsen punya masalah kan sama Shivi? Dan juga waktu kemaren kamu tanya Arsen ke dia, dia nggak jawab kan? Ya kita coba aja" jelas Juan membuat Alenna mengangguk paham.

Juan memfokuskan matanya. Menjalankan mobilnya tak terlalu kencang, siapa tau ada Shivi di jalan kan?.

Disisi lain, tiba-tiba otak Alenna berpikir. Darimana Juan mengenal Shivi?. Sekiranya hal itu yang tertulis di otak Alenna.

Protective Devil || Completed✓Where stories live. Discover now