14-Begin

3K 156 0
                                    

Alenna terus saja memutar matanya kesana dan kemari. Menangkap dekorasi indah disetiap sudut ruangan. Sesekali ia mengalihkan matanya pada short dress yang ia kenakan, ya ini pemberian Arsen secara paksa.

"Jangan jauh-jauh dari aku, pastiin kamu jangan pergi ke tempat yang jauh dari jangkauan mataku" kata Arsen tiba-tiba sehingga membuat Alenna terkejut dan langsung mengiyakan,

"Kalo gitu matamu harus selalu liat aku, biar aku nggak ngilang" kata Alenna membuat Arsen mengangguk setuju.

Tak ada senyum yang terbit dari bibirnya selain senyumnya untuk Alenna tadi. Sejak awal yang Alenna lihat diwajah Arsen hanyalah muka datar yang amat datar.

Alenna tak mau menegur, bukannya malas menegur tapi karena Alenna tau sebabnya, kalaupun Alenna menjadi Arsen ia pun akan melakukan hal yang sama.

Alenna hanya menghembuskan nafas pasrah.

"Arr aku mau ambil minum, kamu mau?" kata Alenna,

"Ayoo" tanpa basa-basi apapun Arsen hampir saja menarik tangan Alenna namun gadis itu menolak,

"Aku sendiri",

"Kenapa?",

"Nggak enak diliat orang, dari tadi kamu ngikutin aku mulu",

"Ya kan kamu gadisku, ngga masalah kan?",

"Ya bagi kamu ngga masalah, tapi nggak enak diliat orang. Aku ambil sendiri oke? Aku bisa sendiri" kata Alenna sambil memunculkan senyum untuk meyakinkan Arsen.

Arsen hanya menghembuskan nafas pelan dan mengangguk sebagai jawaban. Arsen kalah dengan senyuman Alenna, gila memang.

Dilihatnya punggung gadisnya yang menjauh. Tatapannya tak lepas, entah kenapa.

"Arsen" panggil seseorang sambil mendekatinya.

Yang dipanggil hanya mendengus dan memutar matanya malas, namun setelahnya tatapannya tetap tak lepas dari Alenna.

"Kamu bawa gadis itu?" tanya Samee,

"Iya",

"Bagus. Selamat menikmati pestanya" kata Same sangat tidak penting bagi Arsen, "dan tolong lihat ke papa saat papa sedang bicara" lanjutnya.

Arsen manatap Samee sejenak, setelahnya memutar bola matanya mencari objek lain selain Samee. Dan matanya kini jatuh pada gadis dengan short dress putihnya, Alenna.

Setelah dipastikan Samee benar-benar pergi menjauh, dilihatnya Alenna yang berjalan semakin menjauh dari matanya. Arsen sedikit memicing saat tau kemana arah gadis itu pergi, pintu keluar.

Tak memperdulikan aturan Samee, Arsen melangkahkan kakinya mengikuti Alenna yang terus menjauh.

Alenna terus berlari semakin cepat membuat jarak jauh bagi keduanya. Hingga berhentilah mereka di tepi danau. Bukannya melangkah mendekati Alenna, Arsen malah ikut berhenti, entah kenapa.

"Lenna" panggilnya sedikit berteriak, "kamu ngapain disana?" lanjutnya.

Bukannya menjawab, Alenna justru melompat masuk kedalam air dan selanjutnya tak melakukan pergerakan apapun. Arsen terbelalak, tanpa mengulur waktu, ia segera masuk ke air dan mencari gadisnya.

Dilihatnya seorang gadis bergaun putih yang diam tak bergerak di dalam air. Tanpa berpikir panjang, Arsen segera mendorong tubuhnya mendekati gadis itu.

Mendekat.

Semakin dekat.

BUGHH

Hantaman benda keras mendarat tepat di punggungnya. Tubuhnya jelas sedikit melemas, tapi ia rasa masih bisa berenang lebih mendekat pada Alenna.

Diraihnya tangan lembut gadis itu.

BUGHH

Hingga satu hantaman lagi mendarat di tengkuknya. Membuat kesadaraannya hampir menghilang sepenuhnya.

Tangannya menurun tak bisa menggapai gadisnya. Matanya sayu-sayu masih terbuka. Terlihat gadis di depannya bergerak, senyum samar pun terbit di bibir Arsen.

Sedetik kemudian senyum tersebut pudar saat gadis di depannya mulai menampakkan wajah dengan seringai mengerikannya. Matanya tak salah melihat. Samar-samar gadis didepannya terlihat mendekat dan menunjukkan senyum kajamnya tepat didepan wajah Arsen.

Ya Arsen tak salah lihat.

BUGHH

Satu lagi  hantaman yang ia terima. Dan kesadarannya hilang sepenuhnya.

Satu yang ia lihat tepat didepannya sebelum matanya tertutup.

Shivi.

•••

Alenna sudah mondar-mandir mengelilingi satu ruangan itu. Tak memepedulikan tatapan orang yang terus melihat dengan tatapan aneh kepadanya.

Satu yang ia cari.

Arsen.

Tapi Alenna tak menemukannya. Entah kenapa rasanya resah tak bisa menemukan pria itu. Rasa takut mulai menghampirinya, padahal ia tak pernah seresah ini tanpa Arsen.

Dicari nama 'Arsen' dalam kontaknya. Hingga panggilan ia buat berkali-kali, tetap tak mendapat jawaban.

Alenna keluar dari tempat tersebut dan mulai mencari di luar.

"Lo dimana sih Arr?" kesal Alenna ditengah pencariannya, "oke dia baik aja, tenang Alenna jangan berlebihan" lanjutnya sambil menarik dan mengehembuskan nafas  teratur untuk meyakinkan diri sendiri.

Alenna mencari hingga menyusuri jalanan. Menengokkan pandangannya ke kanan dan ke kiri.

TINN

Suara klakson mobil seorang dibelakang sempat mengagetkannya.

"Alenna ngapain?" suara berat itu berhasil membuatnya menengok dengan cepat.

Dia Juan. Alenna tau itu.

"Emm itu Ge, Alenna lagi cari temen" kata Alenna setengah bohong,

"Temen? Yakin temen? Siapa namanya?" tanya Juan mulai menggoda,

"Ihh iya benerann. Namanya Arsen" jawaban Alenna berhasil membuat Juan tersentak.

"Arsen? Emang dia kemana?" maafkan kebodohan Juan yang satu ini:v,

"Ya kalo tau juga aku nggak nyariin dia Gee",

"Oh iya yah, dia ngilang?",

"Entahh, tapi tadi ada",

"Mungkin dia lagi pergi sebentar",

"Kalo kayak gini pasti dia selalu ngomong dulu",

"Oke yaudah kamu masuk dulu, kita cari bareng ya?",

"Emang gege kenal Arsen?" pertanyaan Alenna hanya dibalas senyum oleh Juan, membuat Alenna jadi bingung,

"Nanti gege jawab, kamu masuk dulu" kali ini Juan memaksa dan Alenna hanya menurut saja.

&&&

Okee fix kita berjumpa lagi kawan👋

Ngga tau kenapa ini otak lagi ngga bisa mikir keras, alhasil lah ini part ngga bisa greget, iya ga sih?:(

Ini juga kayaknya penggunaan bahasanya lagi amburadul acakadur banget yaa😫(?)

Tapi semoga masih bisa dipahami dan diresapii:)

Itu typo dimaafkan dan ditebas ya😚

Don't forget to vomment and stay guyss😘

Protective Devil || Completed✓Where stories live. Discover now