Bagian 12

194 21 25
                                    

Jangan lupa klik bintangnya

Udah?
Oke makasih 😙

HAPPY READING MINASAN 🙆🌈

____________________________________

Masa MPLS di SMA Bumi Sejahtera telah usai. Hari ini adalah hari terakhir dan bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring. Arghi langsung bergegas meninggalkan kelas bimbingannya. Dia tidak ingin cewek ajaib itu mengganggunya lagi. Setelah ini, semoga saja dia tidak akan berpapasan dengan cewek ajaib menyebalkan itu.

Arghi berjalan cepat menuju parkiran. Dia menghampiri sepeda hitamnya. Lalu mengeluarkan headseat dari saku celananya. Menyambungkannya ke ponsel lalu menyelipkannya di telinga.

Dia sudah siap untuk pulang, lalu merebahkan diri, hari ini sangat melelahkan bagi Arghi.

Namun. Belum sempat Arghi mengayuh pedal sepedanya, seorang siswi menjegat jalannya sambil tersenyum lebar.

"Hai Kak! Anterin aku pulang yuk!"

Seketika wajah Arghi merengut. Dia merutuki dirinya sendiri, kenapa dia tidak bisa lebih bergegas agar terlepas dari teror cewek ajaib ini.

Apalagi, ucapan cewek itu sama sekali tidak seperti permintaan, tapi ajakan.

"Gak!" Arghi segera menepis Thaya dari jalannya, dia segera mengayuh sepedanya cepat, tapi Thaya malah menarik dasi Arghi yang tak sengaja terpegang. Lalu Thaya berseru, "Anter pulaaaang!"

"Awh! Sesak bangsat!" teriak Arghi sambil merenggut dasinya dari tangan Thaya. Jelas Arghi tercekik ketika dasinya ditarik dengan kencang.

"Ehh maaf kak, yaudah anterin Thaya pulang ya,"

"Emangnya gue jongos lo?! Nyuruh seenaknya?!" timpal Arghi yang mulai naik darah. Lagi.

"Ih bukan jongos Kak. Jodoh. J, O, D, O, H," jawab Thaya sambil cekikikan.

Tiba-tiba Gaby muncul menghampiri Thaya untuk mengajaknya segera masuk ke dalam mobil jemputannya.

"Pak supir udah nungguin, ayo balik," ajak Gaby sambil menggandeng tangan Thaya.

"Gaby aja deh yang balik sama om supirnya. Thaya pengen balik dianterin sama Kak Arghi," tolak Thaya langsung melepaskan tangannya dari genggaman Gaby.

"Gue gak mau anter!" bentak Arghi dengan biji matanya yang hampir saja mencelat keluar.

"Harus mau Kak!"

"Gak!"

"Mauin!"

"Gamau!"

"Thaya maksa!"

"Gue gasuka dipaksa!"

"Harus suka!"

"Gak!"

"ANJING KALIAN BERDUA! BALIK MASING-MASING!" Gaby menggenggam tangan Thaya sangat erat lalu menyeretnya ke mobil jemputan.

ATHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang