Bagian 5

205 29 17
                                    

Jangan lupa vote coment nya😉
Maafkan jika typo bertebaran, jempolnya genit suka mampir sana sini wkwkwk😂

HAPPY READING 🐣💫

____________________________________

"Kak! Bantuin Athaya!"

Arghi yang sedang duduk sambil meminum air putih kemasan langsung terkesiap mendengar teriakan Aura.

"Dia kenapa ?!" Elang langsung menghampiri Aura dan menatapnya intens.

Semua murid langsung senyap, fokus pada Aura.

Aura langsung membawa ketiga kakelnya itu menuju ke toilet di mana tadi Thaya terkunci.

Dengan langkah tergopoh-gopoh mereka sampai disana.

"Thaya? Lo masih di dalem kan?!" Aura mengetuk-ngetuk pintu toilet yang mengunci Thaya itu.

"MASIH! SUMPEK HWA! CEPET BUKA PINTU NYA!" Thaya kembali berteriak, membuat orang-orang yang ada di sana menutup kedua telinganya.

"Jangan teriak-teriak mulu! Ini bukan hutan rimba!" bentak Arghi sambil mendengus kesal.

"EH?! ADA KAK AGI KAH ?! TOLONGIN AKU KAK!" Ternyata Thaya tetap tidak mempedulikan perkataan Arghi untuk tidak berteriak. Bisa pecah gendang telinga jika frekuensi suara Thaya tetap seperti itu, terlebih di toilet, suaranya menggema.

"Gue ke sini mau liatin doang," jawab Arghi datar, sambil menyilangkan kedua lengannya di dada.

Elang menatap Arghi geli. Elang menarik knop pintu. Terkunci. Mungkin pintunya memang dalam keadaan rusak, Elang mengomando Thaya agar mundur dan agak menjauh dari pintu. Elang akan mendobraknya. Tapi tidak berhasil.

Pintu itu terlalu kuat untuk didobrak.

"Mending gue panggil Pak Darun aja deh, dia kan tukangnya," usul Della pada Elang yang masih menatap pintu itu mencari akal.

Sedangkan Aura masih terdiam bingung.

"Gak usah," ucap Arghi sambil mengarahkan jari telunjuknya keatas pintu toilet. Luas untuk dipanjat.

"Naik gih," suruh Arghi pada Elang.

Elang menautkan kedua alisnya.

"Kenapa harus gue yang naik? Lo kan lebih tinggi, Ghi."

"Males." Sesingkat itu.

Membuat Thaya yang berada di dalam toilet terdengar meringis. Arghi benar-benar tidak ingin membantunya, Arghi hanya ingin menonton. Sebatas itu.

Aura pun nampak agak jengkel pada Arghi. Dia terlalu 'es' untuk urusan seperti ini.

"Okelah."

Elang pun mulai naik keatas wastafel lalu meraih puncak pintu toiletnya. Elang bisa melihat Thaya dari atas. Thaya nampak ketakutan dengan wajah yang memucat.

Elang meloncat kedalam toilet, jaraknya dengan Thaya sangat tipis, membuat Elang agak salah tingkah. Elang segera memalingkan wajahnya dan menormalkan detak jantungnya.

"Lo naik kepunggung gue, tenang aja, gue tahan oke?" Thaya yang sudah mulai melemas hanya bisa mengiyakan perkataan Elang, dia tidak peduli dengan hal lain. Bahkan dengan Arghi.

Ketika Thaya naik ke atas pintu, dia kehilangan keseimbangan, membuatnya jatuh bebas.

Grep!

Aura dan Della menahan tubuh Thaya yang sudah habis tenaga itu agar tidak membanting ke lantai.

Elang segera naik lagi dan keluar dari toilet, dan tanpa diduga, Elang pun kehilangan keseimbangan namun tidak ada yang menahannya.

"SHIT!" Elang menggeram. Kakinya terasa sakit, ngilu ketika digerakkan.

Arghi mulai bergerak, membantu Elang untuk berjalan. Sedangkan Thaya dibopong oleh Aura dan Della.

Mereka segera menuju ke UKS, mereka mendudukan Thaya dan Elang di ranjang UKS.

Della segera membuatkan dua gelas teh hangat untuk Thaya dan Elang.

Arghi duduk di sofa UKS bersama Aura. Thaya mendengus kesal. Dia ingin mengoceh, tapi tenaganya sudah habis. Udara yang minim di dalam toilet membuatnya lemas.

Elang sedang diobati oleh petugas UKS yang ahli untuk urusan patah tulang.

"Maafin aku, Kak. Harusnya kakak panggil tukang aja," ujar Thaya dengan merasa bersalah.

"Kalau panggil tukang, akan lebih lama lagi, sedangkan lo udah lemas banget kan?" Elang menjawab tanpa menatap Thaya. Dia malah melirik pada Arghi yang sedang asik terpejam menikmati musik dari headphone-nya.

"Makasih banyak ya kak," ucap Thaya disertai dengan senyumnya yang khas.

Elang pun hanya menjawab dengan senyum yang tak kalah menghipnotis.

Arghi yang menonton adegan itu segera pamit untuk kembali mengurus murid baru bimbingannya.

"Oh ya satu lagi. Lo, jangan bikin masalah mulu! Sukanya bikin orang ribet!" tukas Arghi pada Thaya sambil membalikkan badannya meninggalkan UKS.

"Dan Kakak gak perlu ikut kalau cuma mau nonton aku terkunci di toilet! Cuma bikin sempit! Gak guna!" Thaya mengucapkannya tidak kalah tegas dengan Arghi.

Thaya meletakkan gelasnya di atas nakas dengan kasar.

Melihat Arghi terhenti di ambang pintu, Thaya kembali mengegaskan perkataannnya.

"GAK GUNA!" Cukup untuk melampiaskan amarah Thaya saat ini.

Arghi menoleh sejenak. Menatap Thaya datar namun tajam. Menusuk retinanya.

Lantas, Arghi melanjutkan langkahnya pergi dari UKS.

🐣🐣🐣

Hai haiiii 😁

Gimana ?
Seru gak :v
Garing ya ?
Aaaaaaa :v

VOTE ❤
COMENT ❤
FOLLOW ❤

Thanks udah mau baca yaaa 🐣💫

Aku tunggu jejaknya 🐾

ATHAYAWhere stories live. Discover now