Bagian 7

186 17 7
                                    

Maafkan jika typo bertebaran :v

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMENT !

Happy Reading Minna 🙆❤

____________________________________

Hari ini Thaya kembali ke sekolah, ketika sampai di sekolah Thaya segera menuju ke ruang OSIS. Bukan untuk bertemu Arghi, melainkan untuk bertemu dengan Elang, karena jujur saja, hatinya masih terasa sesak ketika mengingat perlakuan kasar Arghi padanya.

Thaya mengetuk pintu RO dan mengucap salam. Seseorang membukanya. Vito.

Vito memberikan seulas senyum selamat datang pada Thaya. Thaya membalasnya.

"Ng... Di dalam ada Kak Elang gak?" Thaya agak melongok-longok kedalam ruangan. Arghi yang sedang duduk di belakang meja ketua OSIS menoleh.

Vito menyadari ada sesuatu diantara mereka berdua. Ya jelas, berita pertengkaran mereka sedang jadi trending topic di SMA Bumi Sejahtera.

Padahal pertengkaran itu terjadi saat jam pulang sekolah dan keadaan disana pun nampak sepi, tapi beritanya menyebar dengan cepat seperti jamur ditempat lembab.

"Elang gak masuk. Mungkin karena masalah sama kakinya kemarin," jawab Vito agak canggung. Dia tidak seleluasa kemarin, suasana di sini menjadi gerah, bukan karena udara yang panas, tapi perasaan yang mendidih.

Thaya mengulum bibirnya sendiri. Sedetik kemudian dia menjetikkan jarinya.

"Minta nomor Kak Elang, punya gak Kak?" tanya Thaya dengan semangat, secara tidak diduga, Arghi langsung melotot ke arah Thaya dan Vito.

"Ada kok, lo save kontak gue aja, nanti gue kirimin nomor si Elang. Oke?" Masih sempat saja dalam keadaan seperti ini Vito melakukan modusnya.

"Oke deh," timpal Thaya memberikan ponselnya pada Vito.

Thaya berusaha menahan mulutnya agar tidak menyapa Arghi, namun itu terlalu sulit.

"Pagi Kak Agi." Walaupun perasaannya mash belum normal, tapi Thaya mencoba senetral mungkin pada Arghi.

Seperti biasa.

Arghi hanya menoleh. Tanpa membalas senyum, apalagi sapaannya.

Thaya meringis. Ya, Thaya tahu sapaannya tidak akan dijawab tapi setidaknya dia akan lebih merasa lega.

"Ada perlu sama Arghi?" tanya Vito sambil mengembalikan ponsel Thaya.

Thaya sebenarnya ingin meminta maaf--lagi-- tapi dia takut kejadian kemarin terulang.

"Ngga kok, yaudah Thaya ke kelas ya, Kak. Makasih banyak, permisi." Thaya segera balik kanan dan berjalan menuju ke kelasnya.

Sedangkan Vito, segera duduk menghadap Arghi. Arghi yang sibuk mengerjakan proposal acara serah-terima jabatan Ketua OSIS merasa jengah ketika menyadari Vito memperhatikannya.

"Apaan sih?" Arghi menutup layar laptopnya yang berlogo apel digigit separuh itu.

"Lo kenapa?" Tidak biasanya seorang Vito berbicara seserius ini.

ATHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang