Bagian 3

298 43 42
                                    

Chapter 3

Jangan lupa vote and coment 🐣

HAPPY READING 💫
____________________________________


Arghi mengayuh sepedanya santai. Headphone di telinga Arghi terus mengalunkan musik kesukaannya. Selama perjalanan kepala Arghi mengangguk-angguk mengikuti irama musik.


Jarak sekolah dengan rumahnya tidak terlalu jauh, jadi tidak terlalu lelah dan berkeringat meskipun menggunakan sepeda.

Arghi langsung memarkirkan sepedanya dan bergegas menuju ruang OSIS ketika sampai di sekolah. Ya maklumlah, namanya juga ketua OSIS yang sebentar lagi lepas jabatan, pasti akan banyak yang harus dilakukan.

Ketika Arghi berjalan di koridor, ada seseorang yang berteriak kearahnya.

"Woi kampret! Ketemu lagi kita setelah sekian lama berpisah dan tidak bertukar kabar! Aku rinduuuu ..." Seru Vito pada Arghi yang seketika merinding melihat dirinya.

Arghi tidak bereaksi. Bahkan rasanya dia ingin muntah ketika gendang telinganya mendengar suara Vito.

"Alay sat," Jawab Arghi datar.

"Yaelah masih jadi anak kutub rupanya. Ke kelas kuy Ghi!" ajak Vito pada Arghi, tapi Arghi segera menolaknya.

"Gak."

Vito mendecakkan lidahnya. Paham dengan maksud Arghi.

"Mau ke RO ya? Okelah. Bentar lagi lu lepas jabatan ya? Btw ... MPLS pasti anak barunya pada cakep-cakep ya Ghi, bisalah panen gebetan. Secara gue cowo tampan nan rupawan, pasti jadi rebutan. Iya kan?" Lagi-lagi air laut asin sendiri. Vito menyunggingkan senyum angkuhnya. Membuat Arghi menderita masuk angin seketika. Pusing, mual, ingin muntah.

"Iyain." Timpal Arghi tak mau memperpanjang.

"Percuma ngomong panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume kalau cuma dijawab 'iyain'. Nyesek tau gak?! Kayak ditinggal pacar pas lagi sayang-sayangnya."

"Lebay lu To. Au ah." Hanya itu respon Arghi. Membuat Vito makin mengelus dada menahan sabar.

Arghi yang sudah sangat risih dengan Toto alias Vito sahabatnya ini, langsung pamit untuk pergi ke Ruang OSIS.

"Hati-hati dibegal sama cecan ya Ghi. Take care." Celetuk Vito ketika Arghi sudah berjalan beberapa langkah menjauh darinya.

"Mendadak kek orang hamil gue, mual-mual karena si Vito. Sialan," dengus Arghi dalam batinnya.

🐣🐣🐣

Athaya masih saja mengoceh pada Gaby. Sejak berangkat dari rumah, Thaya tidak bisa berhenti menggerutu. Gaby yang menjadi pelaku hanya bisa meminta maaf sambil cekikikan menahan tawanya.


"Bangunin orang itu pakai etika dong. Gaby gak bisa bedain mana mulut sama mesin cuci, ha? Itu kaus kaki siapa sih, asem banget rasanya. Kayak gak pernah dicuci sebulan." Thaya terus mengoceh sambil membuka pintu mobil dan turun dari sana.

ATHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang