CHAPTER 26. YOU REAP WHAT YOU SOW

1.1K 101 15
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

Setiap kebaikan dan keburukan yang dilakukan, akan kembali pada diri sendiri.

Ellio

Rasa panik membuat aku berlari secepat yang kubisa, meraih tubuh Clara sebelum ia jatuh ke tanah. Wajahku menegang dengan tubuh gemetar luar biasa, saat melihat dari hidungnya mengalir cairan kental berwarna merah. Di mulut dan dagunya terdapat sisa muntahan darah.

"Clara!" teriakku panik seraya mendekapnya erat ke dada.

"Clarabelle!"

Terdengar teriakan yang sama dari Terra dan Torrent yang juga ikut berlari bersama Raven dan Dominic, menghampiri dan menatap penuh kecemasan ke arah Clara.

"Apa yang terjadi?!" tanya Raven syok.

Desakan air mata yang mengalir tanpa kusadari, membuat lidahku kelu. Pikiranku mendadak kosong, kecuali rasa ketakutan bila aku akan kehilangan gadis dalam dekapanku.

"Apakah ia akan baik-baik saja?" tanya Torrent dengan suara bergetar.

"Biarkan aku membantunya!" seru Terra.

"Bawa Clarabelle ke rumah Xienna dulu, Alvern Ellio! Mungkin Terra bisa menyembuhkannya. Lalu kau segera ke lembah, bibinya pasti tahu apa yang harus dilakukan. Aku akan menghubungi necca, lalu melapor pada Czar Ian dan Elvir Alvino. Torrent, kau bantu melapor pada Czar Ardian. Salah satu dari kalian harus membantuku mengurus para korban sampai bantuan tiba."

Aku tersentak memandang ke arah Dominic saat mendengar ucapannya. Otakku kembali berfungsi seketika.

"Raven, kau di sini. Aku akan minta Ruby atau Xienna membantumu juga," ucapku.

Si putra elvir mengangguk.

Aku segera membopong Clara, mendekapnya erat ke dada sebelum berlari ke rumah Xienna diikuti Torrent dan Terra.

***

"Apa yang terjadi?" tanya Ruby panik.

"Ya ampun, Clarabelle kenapa?" tangis Xienna.

"Bawa dia ke kamar!" seru Terra pada gadis itu.

Aku segera membawa kanaya-ku ke ruang yang ditunjukkan Xienna, lalu membaringkannya di pembaringan.

Tanpa membuang waktu, Terra langsung meraih sebuah kursi sebelum duduk dan menyentuhkan kedua telapak tangannya pada perut dan kepala Clara. Ia memejamkan netra sembari mengatur napasnya.

Aku menoleh pada dua gadis yang berdiri menatap Clara cemas. "Raven sedang membantu para korban sambil menunggu bantuan datang. Salah satu dari kalian harus membantunya mengurus mereka. Aku akan segera ke Solstice."

"Biar aku saja. Ruby yang akan mendampingi Terra merawat Clarabelle," sahut Xienna.

Ruby mengangguk cepat. "Aku akan menyiapkan air hangat untuk membersihkan bekas darahnya," ujarnya sebelum melangkah meninggalkan ruangan.

Xienna pun bergegas menuju pintu keluar setelah memberikan anggukan padaku.

"Aku akan di sini, menunggu sampai Clarabelle sadar."

Aku hampir saja melupakan alvern hitam itu ada di sini. Ia berdiri di tengah pintu kamar, menatap ke arah Clara dengan wajah tanpa ekspresi. Namun, aku bisa melihat di matanya ada berbagai emosi.

THE BLUE ALVERNS-Book 2 (completed)SUDAH DITERBITKANWhere stories live. Discover now