25 = Happy

113 7 0
                                    

Happy reading!

                         ******

Tasya berjalan ke tengah lapangan bersama dengan Vanessa dan kawan-kawannya juga. Hal itu tentu menarik perhatian siswa-siswi yang berlalu lalang. Mereka pun mengerubuni lapangan tersebut untuk melihat apa yang terjadi.

Jessica yang kebetulan melewati lapangan pun tertarik untuk melihat pula. Ketika ia melihat sosok Tasya yang sedang bersama Vanessa dan kawan-kawannya, ia pun mengerjap kaget, mulutnya terbuka sedikit yang kemudian ditutup dengan tangan kirinya.

"Tasya mau ngapain? Bukannya dia mau minta maaf sama Vanessa aja?" tanya Jessica yang tak sengaja di dengar oleh kakak kelas yang berada di sebelahnya, kebetulan kakak kelas tersebut juga ingin melihat apa yang terjadi di tengah lapangan tersebut.

"Huh? Tasya mau minta maaf sama Vanessa pacarnya David itu?" tanya kakak kelas tersebut pada Jessica. Jessica pun mengangguk mengiyakan pertanyaan kakak kelas di sampingnya tersebut.

Fyi, sejak Vanessa menjadi pacar David, sejak itu juga namanya menjadi terkenal di semua kalangan dari kelas 10, 11, maupun 12. Yang dulunya Vanessa dihiraukan, sejak saat itu banyak yang sering tersenyum dan menyapa ketika gadis itu berjalan di area sekolah. Oh, terutama kalangan laki-laki tentunya. Mereka baru sadar sih, kalau ada bidadari yang terselip di sekolah ini(?).

Apalagi sejak mengetahui ternyata Vanessa adalah ketua ekskul dance, makin banyak yang mengagumi gadis tersebut. Mereka dulunya hanya tahu Vanessa pandai bernyanyi.

Dan hal itu membuat siswi-siswi di sekolahnya menatapnya dengan tatapan penuh kekaguman, tidak seperti dulu. Apalagi sejak mengetahui ternyata yang mempunyai toko kue yang sudah terkenal itu adalah sang Bunda Vanessa. Dan juga kini wajah gadis itu tampak semakin cantik setiap harinya berkat sering memakai masker-masker Korea yang ia beli dengan uangnya.

Okay, back to the topic.

"Iya, Kak," jawab Jessica dengan sopan. Kakak kelas yang berada di sampingnya pun melipat bibirnya ke dalam. "Ya, gimana, ya? Gue juga sering liat Tasya kaya iri gitu sama Vanessa dan juga sering natap Vanessa kaya benci gitu. Ya, bagus, deh, kalau dia udah sadar diri. Vanessa baik, dan dia pasti maafin perbuatan Tasya selama ini ke dia," ujar kakak kelas tersebut. Kemudian kakak tersebut pergi meninggalkan lapangan dan juga Jessica yang masih terdiam.

"Kakak itu, kok, tau sih?" monolog Jessica. Gadis itu mengedikkan bahunya kemudian berjalan menerobos kerumunan siswa-siswi yang sudah lumayan banyak memadati sisi lapangan.

Disana, Tasya sedang bersitatap dengan Vanessa. Raut wajahnya begitu terlihat bersalah membuat Vanessa tak tega melihatnya. David, Dania, Felly, Ardy, dan Farel hanya menemani Vanessa di belakang gadis tersebut sembari menatap ke arah Tasya dengan tatapan datar. Membuat Tasya ngeri.

"Vanessa, gue bener-bener salah selama ini sama lo. Gue selalu iri sama lo. Lo gak salah apa-apa, tapi gue selalu musuhin lo dan terkadang menghasut orang-orang untuk musuhin lo juga. Tapi, itu semua gak ada gunanya, Van. Gue emang egois, gue gak tau diri, gue kekanakan. Bahkan gue benci banget sama lo sejak denger lo jadian sama David. Maafin gue, Van. Gue tau, sikap gue selama ini ke lo emang keterlaluan. Lo berhak marah sama gue, lo berhak nampar gue kalau lo mau, lo berhak--"

Perlahan, air mata turun membasahi pipi Tasya. Bahu gadis itu turun naik, ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia benar-benar merasa bersalah sekali pada Vanessa.

Vanessa yang melihat Tasya menangis dan merasa bersalah, menjadi tak tega. Sesungguhnya, Vanessa sudah memaafkan sikap-sikap Tasya sedari dulu.

Gadis itu pun menarik tangan Tasya dengan pelan, kemudian memeluk tubuh Tasya dengan rasa kasih sayang. Tasya pun membalas pelukan Vanessa yang tulus kemudian menangis kembali. Menyesali perbuatannya selama ini. Vanessa mengusap-ngusap punggung Tasya yang terbalut seragam.

For You [COMPLETE]Where stories live. Discover now