10 = Ngambek atau Habis Pulsa?

160 11 0
                                    

Happy reading!

                         ******

"Makasih udah nganterin gue sampe rumah." ucap Vanessa tanpa melihat ke arah David. Tangannya segera membuka seatbelt yang melekat di tubuhnya selama perjalanan tadi dan kemudian membuka pintu mobil. Namun,sebelum pintu mobil terbuka, David menahan tangannya. "Kenapa?" tanya Vanessa heran.

David melepaskan tangannya yang tadi mencekal tangan Vanessa. "Tolong bales pesan gue,nanti." ucap David dengan nada yang memohon.

Tatapan David yang teduh seolah menghipnotis Vanessa. Vanessa rasanya enggan untuk menatap yang lainnya. Hatinya menghangat kala David berbicara dengannya dengan lembut.

Vanessa mengangguk dengan tersenyum tulus. David pun ikut tersenyum dan melayangkan cubitan pelan ke pipi Vanessa. "Yaudah,masuk gih."

Vanessa lalu membuka pintu mobil.  Setelah itu, ia membuka gerbang rumahnya dan kemudian masuk ke dalam. Namun sebelum itu,ia menyempatkan diri unuk melambaikan tangan ke arah David yang berada di dalam mobil. Walaupun Vanessa tidak tau apakah David melihatnya melambaikan tangan,tak apalah. Vanessa masa bodo. Gadis itu pun menutup pintu gerbang dan masuk ke dalam.

David sendiri yang berada di dalam mobil tersenyum ketika melihat Vanessa yang melambaikan tangan ke arahnya. "Gampang banget buat dia baper. Dasar,Mulut Bebek."

David menggeleng-gelengkan kepalanya sembari tersenyum. Setelah berkata seperti itu, ia pun melajukan mobilnya meninggalkan rumah Vanessa.

                        ******

"David pulang!" ucap David ketika ia sampai di rumahnya yang super megah itu. Alisa, adiknya yang masih berumur 5 tahun itu, menghampiri sang kakak yang sedang merebahkan diri di sofa ruang tamu.

"Abang abis dali mana?" tanya gadis kecil itu dengan suaranya yang sangat imut karena tidak bisa melafalkan huruf  'r' dengan jelas.

"Dari nganterin temen abang. Lisa udah makan?" David balik bertanya sembari berdiri lalu menggendong Alisa. "Udah dong. Abang udah atau belum?"

David menggeleng. "Belum. Abang mau makan dulu ya. Lisa main boneka aja di kamar,mau?"

Gadis dengan rambut yang dikuncir dua itu mengangguk semangat. "Iya. Nanti lica main sama Bi Sumi ya,bang!"

Bi Sumi adalah asisten rumah tangga yang ada di rumah David. Merangkap juga sebagai baby sitter Alisa. Bi Sumi sudah bekerja sekitar 11 tahun di rumah David. Maka jangan heran, David dan keluarganya begitu dekat dengan Bi Sumi.

David menurunkan Alisa dan gadis kecil itu pun langsung berlari ke kamarnya yang berdekatan dengan kamar David. Alisa menaiki tangga demi tangga dengan hati-hati agar tidak terjatuh. Ya, kamarnya ada di lantai dua.

David sendiri juga berjalan menuju kamarnya untuk menaruh tas dan mengganti seragamnya dengan pakaian santai. Setelah itu, ia turun kembali ke lantai satu dan melangkah ke ruang makan.

Di ruang makan, David bertemu dengan Bi Sumi yang sedang menyiapkan makanan di atas meja.

"Bi, tadi Papa sempat pulang?" tanya David. Bi Sumi menoleh. "Eh, Den David udah pulang toh. Iya Den, tadi Papa Den David sempat pulang buat ambil dokumen, terus balik ke kantor lagi."

"Ck. Papa kebiasaan deh." David berdecak.

Papanya terlalu mementingkan pekerjaannya daripada kesehatannya. David khawatir Papanya kenapa-kenapa karena kurang istirahat dan makan tidak teratur. David tau, Papanya bekerja keras untuk menghidupi keluarga yang sekarang sudah tak utuh kembali. Ya, Mama dan Papa David sudah bercerai sejak Alisa masih bayi. Itu semua karena Mama David berselingkuh dengan teman Papanya.

For You [COMPLETE]Where stories live. Discover now