Arnav tersenyum dengan menaikkan kedua alisnya yang membuat Lova sebal. Lova kembali memukul kepala adiknya yang hanya tertawa.

"Tapi kesian bang Rizal deh kalo lo beneran jadi sama si Alder. Dia keliatan banget kalo suka sama lo."

Lova diam. Membenarkan ucapan Arnav di dalam hati. Ah benar. Soal Rizal. Percakapannya dan Rizal tadi sore pasti akan membuat pertemuan mereka menjadi lebih canggung nantinya.

***

"Itu kamu, kan?" Lova melirik Rizal sekilas. Panggilan 'kamu' dari Rizal membuat perasaan Lova menjadi tidak enak.

"Mak-maksud mas apa, ya?" Lova tergagap dan itu salahnya. Berlagak tidak tahu adalah paling aman untuk dijadikan senjata.

Sore itu, Lova bermaksud untuk pulang bersama supir taxi karena Arnav tidak bisa menjemputnya. Tapi Rizal datang dengan mobilnya dan berbaik hati memberikan Lova tumpangan.

Rizal tersenyum samar. "Sebuah lagu cinta. Arlova Zemira. Itu pasti kamu. Perempuan yang bos baru itu maksud."

"Gak mungkinlah, mas." Lova terkekeh canggung. "Pasti ada Zemira-Zemira yang lain di gedung kita itu. Kita aja yang gak tahu."

"Tapi cuma ada satu Arlova di gedung itu." Rizal telak membuat Lova terdiam. Pria hitam manis itu melihat Lova sekilas. "Kamu kenal sama bos itu?"

Lova tidak harus segugup ini hanya untuk membicarakan Alder pada Rizal, bukan? Jika Alder dengan terbukanya mengatakan tentang siapa perempuan yang dia sukai, setidaknya Lova juga bisa menceritakan siapa Alder. Toh, Alder masih menjadi seorang anak laki-laki di mata Lova.

Juga Rizal tidak akan menceritakan pada orang lain tentangnya dan Alder, kan?

"Kenal," jawab Lova akhirnya.

"Gimana bisa?" Lova tahu bahwa sebenarnya Rizal menyimpan banyak pertanyaan untuknya.

Lova tersenyum melihat ke arah Rizal yang beberapa kali menoleh ke arahnya.

"Karena sesuatu yang bakal sulit lo mengerti, mas. Gue kenal sama Alder, dan cukup sampe di situ gue bisa cerita soal dia. Lo bakal mikir gue ini gila kalo lo tahu tentang Alder di hidup gue. Jadi lo cukup tahu, kalo Alder sama gue emang saling kenal."

Lova sengaja tetap memakai sebutan lo-gue pada Rizal. Lova tidak ingin terkesan memberikan harapan pada Rizal.

Rizal terdiam sejenak. "Umur Alder 22 tahun, Lov."

"Gue tahu," sambar Lova cepat. "Dan gue sadar diri kalo gue cuma perempuan yang telat menikah."

"Dia beneran ngelamar kamu?"

"Seperti yang lo denger langsung dari dia, mas."

"Dan kamu tolak?" Lova hanya mengangguk. "Kenapa?"

"Karena dia Alder." Lova kembali tersenyum menatap Rizal yang tampak penasaran dengan apa yang terjadi padanya dan Alder. "Gak semudah itu nerima laki-laki dengan perbedaan umur 12 tahun lebih muda. Gue tahu, lo pasti ngerti maksud gue, mas."

Rizal kembali diam. Memberhentikan mobilnya tepat di depan pagar rumah kontrakkan Lova dan Arnav selama lima tahun ini.

"Lo suka sama gue, mas?" Lova tak ingin berbasa-basi. Pertanyaan itu membuat wajah Rizal kaku.

Lova tersenyum karena tidak ada jawaban dari Rizal yang sepertinya terkejut.

"Tapi maaf, mas. Gue lagi gak berminat buat ngejalin hubungan sama siapa pun saat ini." Lova sangat sadar dengan ucapannya.

Lova hanya tidak ingin Rizal terus merasakan ada harapan yang Lova berikan saat mereka saling memperhatikan satu sama lain sebagai teman satu devisi.

Terdengar kekehan dari Rizal. "Jadi aku ditolak sebelum menyatakan suka?"

Lova hanya diam dengan senyum tipisnya. "Ini kenapa aku gak pernah mau ngungkapin perasaan ke kamu. Karena sangat yakin kalo kamu menolak."

"Udah terlalu menyenangkan jadiin lo sebagai rekan kerja, mas. Gue rasa hubungan kayak gitu jauh lebih baik dari pada harus pacaran yang akhirnya bisa aja putus. Lagian, kita udah gak semuda itu buat putus nyambung."

Lova merasakan tepukan pelan di bahunya. Senyuman Rizal memenuhi penglihatannya saat ini.

"Aku ngerti kok. Lagian aku gak mau kehilangan kamu sebagai teman."

Mereka berbagi tatap dan terkekeh bersama. Lova yakin, Rizal adalah laki-laki dewasa yang bisa menata hatinya sendiri untuk bersikap seperti biasa setelah kejadian ini.

☕☕☕

Desember penuh rahmat yah, hujan terus + sering mati lampu 🙄. Rada sebel mbak Uti tuh, karena laptop tua yang udah gak ber-batre ini gak bakalan bisa idup kalo gak nyolok listrik 😥. Sedih gitu, lagi harus nerusin chp di proposal, lampu malah sering mati 😌

Elah jadi kebanyakan curhat 😅. Happy reading ya,🤗

Boleh komen 'next' kalo pada suka sama ini cerita dan mau dilanjut. Votenya juga jangan lupa ya, gracias. 💙

See ya 🙋
Let me introduce our Alder Reuven

Nah ini si perawan tua yang dikejar-kejar sama si Alder 😂 Arlova Zemira

12 [Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin