24

5.4K 245 3
                                    

Gabriel pov

pagi ini gabriel sengaja bangun pagi di lihatnya turun dari tangga rumah sudah ada papa dan mamanya

"hei boy ayo sarapan " sapa mama gabriel menyuruhnya duduk

"tumben kamu bangun jam segini " curiga papanya tak biasanya anak semata wayangnya rajin seperti ini

"pasti kamu mau jemput calon mantu mama kan " tebak mama gabriel

"ehm...eh ...ia ma " kikuk gabriel

"kamu sama seperti papamu kalau ada maunya bersikap manis dan berubah " sindir mama gabriel membuat sang suami mendelik tak terima

"apaan.. kok papa di bawa bawa sih ma " tak terima papa gabriel kesal tapi di tanggapi tawaan oleh mamanya

"papa gak kantor dan mama gak ke rumah sakit " tanya gabriel

"papa habis ini kantor ,dan kalau mamamu gak tau " acuh kesal papa gabriel

"kalau mama nanti ada beberapa operasi paling juga sebentar gak sampai larut malam " jawab mama gabriel di angguki olehnya

" yaudah pa , ma briel sekolah dulu " gabriel menciumi tangan kedua orang tuanya

gabriel sangat berharap jika keluarganya terus terus berkumpul seperti ini

sampailah gabriel disekolah
di koridoor gabriel melihat jelita berjalan lesu

"hai sayang " sapa gabriel terdengar menjijikan di telinga jelita

"ikh...jijik tau briel panggil biasa aja lah " ketus jelita moodnya berubah karena tidak bisa mengantarkan kakanya ke bandara waktu subuh kakanya berangkat

"lo kenapa sih kok kaya kesel gitu " tanya heran gabriel

"kak gavin " gumam jelita

"kak gavin kenapa emang " curiga gabriel karena jelita ngomong bertele tele

"kak gavin ke jerman " lanjut jelita biasa

"yaudah kita bicara kantin yuk " ajak gabriel di jawab gelengan jelita

"udah ayo " paksa gabriel mengandeng tangan jelita

sesampainya di kantin mata jelita menjelajahi setiap sudut kantin jujur dia belum pernah ke kantin mulai dari awal masuk sekolah

"gak buruk "batin jelita

"lo mau pesen apa " tanya gabriel membuyarkan pandangan jelita

"jus alpukat sama salad buah aja " pesan jelita di angguki gabriel

"ok saya jus jeruknya satu sama baksonya dan jus alpukat sama salad buah " seru gabriel ke pelayan kios kantin

ketika gabriel ingin menyalakan putung rokoknya tapi jelita langsung mengambilnya dan membuangnya

"kenapa sih jel " kesal gabriel suaranya sedikit menaik

"bukan berarti gue ngelarang lo ngerokok itu terserah lo tapi jangan ngerokok di depan gue itu sama aja lo ngebunuh gue secara perlahan dengan asap beracunya yang menghisap aja bisa mati apa lagi yang di dekatnya dan ikut bernafas bersama asap rokok " tak kalah marah jelita dan gabriel dia bungkam

"ok gue gak akan ngerokok lagi tapi gue gak bisa berhenti secara langsung gitu itu sulit jel " keluh gabriel seolah mengadu ke jelita

"inget briel selagi lo mau mencoba untuk berhenti secara bertahap lo bakal bisa berhenti untuk tidak merokok karena semua juga butuh proses " jelita menatap gabriel dan tersenyum tulus

"nih..coba lo makan permen aja lagian juga enak permen lebih berasa manis dan bervarian rasa jika lo punya masalah inget jangan pernah di lampiasin ke minuman haram atau rokok itu memang jika menurut lo semua bisa bikin lo meluapkan amarah sesaat lo itu tapi itu juga gak bisa buat kesehatan lo " nasehat jelita , memberikan permen dan gabriel langsung membukanya

"thank lo udah peduli sama gue sebelum ini gue belum pernah merasa di perhatiin seperti ini " gabriel mengusap punggung tangan jelita

" emang bonyok lo kemana , eh..sorry jika gue lancang " ucap jelita merasa bersalah

"bonyok gue keduanya sibuk nyokap selalu di rumah sakit dan bokap selalu di kantor itu yang bikin gue kesepian dan mencari kesenengan gue sendiri " gabriel menunduk tapi kepalanya langsung di dongakan jelita

" lo masih beruntung briel keluarga lo masih bisa berkumpul setiap waktu jadi lo jangan pernah anggep mereka kagak peduli sama lo , gue aja menginginkan keluarga yang lengkap kaya lo tapi tuhan berkehendak lain keluarga gue kacau sekarang gue hidup juga untuk mama gue " nasehat jelita membuat gabriel merenung memikirkan perkataanya

"udah lo gak usah sedih " gabriel mengelus punggung tangan jelita juga kepalanya

"den non ini pesenanya " tiba tiba pelayan kantin membawa nampan berisi makanan

"makasih " ucap jelita di angguki oleh pelayan tadi

"lo kaya emang gak pernah makan di kantin kaya tadi lo lihat sana sini seisi sudut kantin " tebak gabriel di angguki jelita

"emang gue gak pernah makan di kantin ini aja baru pertama kalinya " ucap jelita seenaknya

"tadi lo bilang kak gavin , emang kenapa denganya " ujar gabriel yang ingin membahas topik utamanya

"kak gavin ke jerman tempat nenek kakek gue , kemungkinan dia di suruh kuliah disana atau menginap beberapa hari tapi yang bikin gue sedih tadi gue gak bisa nganterinya sampai bandara yasudah " cerita jelita kenapa dia hari ini terlihat sedih

"yaudah tenang aja yakinlah semua pasti baik baik aja dan semoga kaka lo ketemu ama kakek nenek lo " hibur gabriel sontak membuat senyum ikhlas dari jelita

"yaudah kelas kuy " ajak jelita di angguki oleh gabriel

" semangat sekolahnya bye " jelita melambaikan tanganya sekilas di balas kiss bye dari gabriel

di kelas gabriel sangat rusuh pas gabriel berjalan menuju mejanya disana udah ada shakira dan kenapa shakira duduk di bangkunya

"awas "ucap dingin gabriel tapi shakira malah memberanikan diri berhadapan dengan gabriel

"nggak , sebelum nanti lo mau kantin bareng gue " permintaan shakira membuat gabriel berdecih pelan

"ck"

"rusly .....lo pindah sini biar gue yang pindah situ " nama yang berasa di panggil gabriel mendongakan kepalanya

"kenapa briel "cengir rusly dengan watadosnya yang tak memahami mood gabriel

"ada rayap di bangku gue " ucap gabriel sembarangan

" mana rayapnya kagak ada tuh " mata rusly celingak celinguk mencari rayap yang di maksud gabriel

"nih " tunjuk gabriel ke shakira dan sontak seisi kelas mentertawakanya juga menyorakinya

"itu mah bukan rayap " sahut zigo teriak

"apaan kalau bukan rayap " tambah jahil lagi abim

"cabe pasaran kurang belaian " teriak kencang kompak deka dan zigo

bertambah membuat tawa seisi kelas pecah dam juga shakira sangat malu mendengar ejekan mereka

VOTE & COMMENT

Misterius girlWhere stories live. Discover now