9

7.4K 365 1
                                    

jelita dan bi yani berjalan memasuki rumah sakit

" asalamualaikum dok " salam jelita

"waalaikumsalam , eh jelita dan bu yani " pandangan dokter dewi sebelumnya mengarah ke berkas berkas sekarang pandanganya jadi ke jelita dan bi yani

"dok saya mau ngomong sama dokter soal mama saya " ucap jelita hati hati

" ada apa ya kok kaya serius banget " dokter dewi tertawa kecil

" bukanya kami tidak percaya dengan dokter ataupun rumah sakit ini kami sangat percaya tapi izinkan kami membawa mama saya pulang dan merawatnya sendiri nanti seminggu sekali dokter boleh ke rumah saya buat cek keadaan mama saya dan saya akan mengambil seorang suster dari rumah sakit ini " ucap sopan tenang jelita

" baiklah kalau itu keputusan kamu saya akan seminggu sekali mengecek keadaan nyonya rieke dan saya akan mengutus suster untuk pergi bersama kamu " jelas dokter dewi jelita dan bi yani tersenyum senang

"makasih dok kalau gitu kami ketemu mama saya duli " pamit jelita di angguki dokter dewi

"mama " panggil jelita melihat rieke yang sedang duduk dekat jendela

"nyonya "gumam bi yani

"bi , bibi siapin aja pakaian mama biar jelita yang ngurus mama " suruh jelita bi yani pergi ke lemari pakaian rieke

"ekh...teman datang " antusias rieke melihat rieke

"udah ayo non " ucap bi yani melihat rieke juga sudah siap

"dok makasih ya " pamit jelita setelah membawa rieke dengan kursi roda

" ikh...apa itu "tunjuk rieke mengarah ke mobil

"kita akan naik itu " jelas jelita , bi yani melihat interaksi majikan dan anaknya tersenyum miris andai kehidupan tidak sekejam menimpanya mungkin sekarang mereka bahagia pikir bi yani

rieke hanya manggut manggut jelita pulang tak lupa membawa suster dari rumah sakit yang sudah handal dan terlatih

"yah...kita sudah sampai , kak fasya
kamar kaka lantai bawah deket kamar mama " instrupsi jelita ke suster claudya fasya alfuadah  namanya yang bisa di sapa fasya

"makasih non " ucap fasya tapi langkahnya di hentikan oleh suara jelita

"jangan pakai embel embel non lah lagian juga tuan kaka jadi panggil aku jelita aja jangan kaya bi yani udah aku suruh jangan pakai embel embel non masih aja " suara santai jelita di angguki fasya tersenyum tulus

" yaudah non ayo kita antar nyonya ke kamarnya " ajak bi yani , jelita mendorong kursi roda rieke menuju kamarnya

"nah ma..sekarang ini kamar mama yang baru " seru jelita dan rieke melihat sekeliling sudut kamarnya

"haha...disi ini kamar kita yang baru " tak lupa rieke membawa bonekanya bersamanya

gabriel pov

hari ini gabriel hanya diam dikamarnya dan takingin keluar malam dia juga tidak tahu mengapa malam ini dia tidak ada rasa pingin ke clubing atau balapan 

"akh...kenapa gua jadi mikirin gadis itu sih " gabriel mengacak rambutnya frustasi

dan dia membuka benda pipih berwarna hitam itu , kemudian dia teringat mengapa dia tidak mencari nama jelita di sosial media

"kenapa gak gua cari aja siapa tau aja ketemu " gumam gabriel dia mencari username jelita tapi tak ditemukanya

"apa dia tidak punya hp atau sosmed sih bener kata orang gadis itu gadis misterius dan gila hidupnya tertutup banget " gerutu gabriel frustasi mondar mandir

"aug...kenapa gua jadi mikirin dia " lelah gabriel dan akhirnya menyalakan sebatang rokok di balkonya

sementara di lain tempat dia tampak gelisah gusar khawatir

gavin pov

siang tadi gavin sengaja menyempatkan diri pulang kuliah langsung ke rumah sakit untuk menemui mamanya tapi dia tidak menemukan apapun disana

flashback on

" dok...mama saya kemana kok gak ada di kamarnya " tanya gelisah gavin kepada dokter dewi

"nyonya rieke dia sudah di bawah pulang oleh nona jelita " jawab simpul dokter dewi

"apa mama saya sudah sembuh " wajah kegirangan gavin mengira mamanya sudah sembuh

"tidak , nyonya rieke belum sembuh tapi ada benarnya juga lebih baik dia dirawat dan di kelilingi orang yang menyayanginya " ucap penjelasan dokter dewi

" owh...gitu terimakasih dok sebelumnya kalau gitu saya permisi dulu " pamit gavin di angguki senyum dokter dewi

flashback off

sekarang dia bingung memikirkan cara gimana dia bisa bertemu mamanya dan jelita lagi

"bang...bang gavin yuhu panggil bunda ama papa tuh suruh makan malam " suara melengking aletha di balik pintu kamar gavin

"bilangin sama tante nensi ama papa nanti gua bisa makan sendiri " ucap gavin berhadapan dengan aletha di ambang pintu

sampai saat ini gavin tidak bisa menyebut nensi sebagai ibunya karena baginya sosok ibunya hanya satu yaitu rieke dan nensi juga tidak memaksa dia menyebutnya dengan embel embel seorang ibu juga dengan yang lainya mengerti

" udah lah bang ayo makan sama sama aja lagian kagak enak tau makan sendiri ngelihatin banget kalau kurbel alias kurang belaian " canda aletha menarik tangan gavin menuruni tangga

" gavin ayo makan sini tante udah siapin makananya buat kamu jadi kamu hanya tinggal duduk saja " antusias nensi hanya di respon datar oleh gavin

" makasih " jawab gavin

"gavin kenapa beberapa hari ini kamu sering pulang telat terus biasanya pulang kuliah langsung pulang kerumah " tanya papa gavin melihat tingkah laku putranya

"ada urusan " jawab singkat gavin dia belum siap menceritakan keadaan sebenarnya

"pa...kalau nanti aku sma aku mau di heldi international school yang tempatnya anak berotak tinggi seperti tahun lalu aku sempet baca di internet salah satu siswanya berhasil menjuarai olimpiade sains dia mewakili negara kita loh " antusias aletha dan mengalihkan topik pembicaraan

" terserah kamu yang penting jika nilai kamu baik bunda yakin kamu bisa masuk di sekolah situ jika nilai kamu not fine terima aja mundur karena bukan berarti kamu anak dari keluarga terpandang kamu bisa masuk di situ seenaknya jika tidak masuk menggunakan sogokan " nasehat nensi kepada aletha yang tau seberapa kemampuan putrinya itu

otak aletha berbeda dengan otak yang dimiliki gavin dan jelita buktinya gavin bisa memasuki kampus ternama di negara ini sama dengan jelita bisa memasuki heldi international school dengan mudah menggunakan kecerdasanya

"aish...bunda " dengus kesal

"kak jelita jika kamu pintar seperti dia kamu pasti bisa masuk situ " celetuk syam membuat aletha bingung siapa itu jelita sementara nensi dan gavin kaget

"kak jelita anak papa yang kedua y " tanya aletha dia tahu semua dan penyesalan bundanya awal pertama aletha tau semua dia syok sekali

"ya...kamu bener "jawab syam enteng aletha tidak iri jika di bandingkan dengan jelita bahkan sekarang jelita adalah panutanya untuk sukses

"sekarang kak jelita dimana ya..aku ingin sekali bertemu dengan kak jelita seperti apa sih orangnya cantik gak , baik gak " cerocos aletha antusias

"jelita dia adik abang yang baik , kuat menghadapi apapun , dia rela melakukan apapun untuk orang yang di sayanginya , cerdas mungkin sekarang dia sangat cantik " jelas gavin membayangkan kepedulian dan sikap perhatian lebih kepada mamanya

"jadi nggak sabar suatu saat nanti rasanya pingin banget ketemu sama kak jelita "  jerit antusias aletha

"udah sekarang makan aja dulu dan dimanapun jelita berada semoga baik baik saja " lerai nensi dan mereka kembali makan

VOTE AND comeent

Misterius girlWhere stories live. Discover now