Nilai tertinggi dari Rivaille sejauh ini. Bukan hanya Nifa dan Zackley yang terkejut, melainkan semua orang di tempat itu.

Bertholdt telah berdiri di samping Eren sejak tadi. Si model jangkung berwajah kemerahan karena bahagia dan badannya bergetar seperti demam tinggi.

"Wow! Apa alasanmu?"

"Aku fotografernya," jawab Rivaille tegas. "Aku tahu seberapa besar usaha Bertholdt untuk fokus, mengikuti setiap instruksiku. Hasil yang ia dapat tidaklah mengejutkan. Tinggal melihat apakah ia bisa konsisten bertahan bukan hanya minggu ini, melainkan minggu berikutnya. Apa kau bisa?"

"Bisa! Aku akan berjuang sangat keras, Sir!" Bertholdt berseru.

Nifa bersiul. "Apa rahasiamu mendapatkan foto indahmu, Bert? Apakah berkat dukungan seorang gadis di belakangmu?"

Suara-suara berdeham di sekitar mereka.

"Terima kasih! Terima kasih! Terima kasih!" Bertholdt terus bergumam meski juri sudah selesai menilai. Ia langsung menoleh ke belakang, ke arah Annie, dan berharap gadis dingin tersebut memberikannya senyuman terhangat.

Eren tidak menoleh ke belakang, tidak ingin melihat apakah Annie memberikan senyum balasan atau tidak. Ia mulai tidak memedulikan apa pun di sekelilingnya. Ia terus melihat ke arah foto itu.

Sosok kedua yang menangkap matanya adalah model yang berbadan paling kekar.

Sosok tersebut mendapat penilaian kedua dari para juri. "Ini lebih bagus dari tim yang pertama karena cukup banyak model di foto ini yang mencuri perhatian kita. Bagaimana menurutmu, Zackley?"

"Reiner Braun, kau harus tahu aku bukan peminat model berbadan terlalu kekar," Zackley berkomentar. "Kau tahu? Tak banyak baju yang dapat kaujual dengan kelebihan ototmu. Kurangi, lakukan olahraga kardio."

"Siap, Sir," jawab Reiner.

"Tapi kau mengejutkanku di foto ini. Aku tak tahu kau bisa berpose seperti gorila berkulit ular yang mengamuk sekaligus bergaya high fashion dalam waktu bersamaan. Bagaimana kau bisa melakukannya?" Zackley membenarkan kacamatanya.

"Apa seperti punya tenaga dalam." Nifa tertawa. "Kedua kaki menancap di tanah dan tangannya mengembang, jubahnya melayang, tidak, itu bukan karena efek angin. Braun tahu kapan ia bisa membuat tubuhnya terlihat dinamis di depan kamera, tentunya karena kita punya fotografer terbaik di sini. Namun, di sini yang paling kuat adalah wajahnya."

"Ya, wajahnya! Aku merasa seperti ditatap langsung olehnya melalui foto itu! Dia seperti ular yang hendak mematokku kapan pun."

"Kau ingin memajangnya di salonmu?"

"Absolutely, Nifa, kau tak perlu mempertanyakannya."

"Kau tidak takut dipatok olehnya?" Nifa tertawa.

Semua orang tertawa, kecuali Eren dan juri pendek ketus di sana.

"Sedikit takut, tapi itu berarti bagus! Kita butuh model yang dapat mewujud seperti ular hari ini, gorila esoknya, dan seterusnya. Nilai 10 dariku untuk Reiner Braun."

Reiner membungkukkan badan penuh terima kasih.

"Dan nilai 10 juga dariku," tambah Nifa. "Aku tak bisa memilih antara Bertholdt dan Reiner, keduanya perfect di foto ini! Pertahankan!"

Zackley, Nifa, dan tim juru kamera menoleh kepada Rivaille.

Rivaille menaikkan bahunya. "Nilai 7,5. Selama di set, Reiner Braun cukup kooperatif, tetapi butuh waktu untuknya meraih hasil foto tidak buruk seperti yang kaulihat."

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Where stories live. Discover now