Chapter 29.4

6.6K 996 265
                                    



Ada kalanya kita harus memadamkan kobaran emosi di dalam diri untuk bisa melenggangkan keinginan. Praktiknya lebih sulit daripada teori, meski akhir-akhir ini Eren menemukan formula baru untuk mendewasakan diri. Tebak apa. Ya. Dia hanya tinggal menatap langit dan membayangkan matahari Teletabis berwujud wajah kekasihnya, yang ketus dan agak grumpy, tetapi menyenangkan hati. Setiap kali membayangkan Rivaille, seperti ada hujan sejuk menyiram api. Emosinya reda dan membuatnya mampu berpikir jernih.

Sepanjang challenge bersama Ymir dan Jean pun, Eren hanya memikirkan Rivaille saja. Oleh karena itu ia bisa bertahan hingga sejauh ini. Tinggal sepuluh menit sebelum Rivaille mengumpulkan mereka kembali ke halaman resor.

Tiba-tiba saja Ymir jadi sangat dominan dan terlalu pintar.

"Kita beri mereka satu konsep lagi," kata gadis androgini itu. "Konsep yang menurutku brilian, dan harus kaulakukan supaya adil. Ide Jean sudah. Ide Eren sudah. Sekarang giliranku."

Eren mengerutkan dahi. "Apa lagi yang harus kita lakukan? Ini sudah tinggal sepuluh menit lagi. Kurasa sudah cukup."

"Kalau menurutmu sudah cukup tidak masalah, Eren Jaeger. Kau bisa duduk di sana. Cukup aku dan Jean saja. Fair enough, kan."

Eren menarik napas, bertahan.

Ide Ymir adalah yang paling menantang dan melelahkan.

Kamera diletakkan di tengah-tengah halaman, menghadap ke taman. Sementara Eren, Jean, dan Ymir menyebar di halaman itu dengan posenya masing-masing. Ini yang disebut freestyle. Tanpa arahan sama sekali, dan kamera terus berputar dalam waktu sepuluh menit. Yang perlu kaulakukan adalah terus bergerak, memberikan pose-pose bergerak yang tampak seperti ditangkap oleh fotografer profesional. Mestinya dilakukan pada saat pemanasan, bukan pendinginan.

"Siap?" Jean memberi aba-aba setelah ia mengaktifkan kamera. Segera ia berlari ke posisinya, di suatu tempat di dekat bonsai palem di taman. "Mulai!"

Pada saat Jean mengucap "mulai", Eren langsung bergaya. Bagian yang sulit adalah ia sama sekali tidak tahu kapan kamera akan mengabadikan gambarnya. Timing! Ia harus menghitung sendiri di kepalanya. Lima, empat, tiga, dua, satu, kemudian bergaya tepat waktu. Selama itu, maka ia harus terus bergerak. Ymir berdiri paling depan di antara mereka, dan sepertinya sangat tahu bagaimana cara berpose tepat waktu. Detik pertama ia berpose seperti melangkah, detik berikutnya melompat, detik berikutnya melengkung, dan detik berikutnya melompat dan melengkung. Brengsek sekali, kan? Kenapa dia bisa sehebat itu.

Masih tiga menit pertama sejak mereka berpose tidak berhenti. Tiba-tiba Eren menyadari sesuatu. Di dalam foto grup ini, bukan hanya keserasian gaya di antara para model yang menjadi penilaian. Namun, apakah salah satu di antara ketiga model bisa tampil lebih menonjol dari yang lain. Satu model adalah pemeran utama, dan dua lainnya figuran.

Tolol sekali Eren baru menyadari ini! Itulah sebabnya Ymir dengan sengaja mengangkat kaki dan menutupi mukanya saat berfoto di sofa. Eren terlalu polos mengira mereka harus bekerja sama untuk menghasilkan foto grup yang terbaik. Yang benar adalah, mestinya ia menjatuhkan yang lain.

Detik itu Eren berdebar. Lima menit lagi. Apa yang harus ia lakukan? Jean sekarang sudah bergaya lebih maju ke depan, sehingga kamera dengan sukses mengabadikan pose-posenya yang seperti kuda jantan. Beberapa kali Jean bergaya di depannya, sepertinya Eren ketutupan. Sekarang Eren tertinggal jauh di belakang Ymir dan Jean. Seperti tokoh figuran tolol, nyamuk tolol, yang tak tahu harus terbang ke kanan atau ke kiri. Selagi Jean dan Ymir menguasai frame sepenuhnya.

Matahari menghunjam terik di atas kepala, sengatnya menyusupi pori kulit, dan membuatnya hatinya panas menggelegak. Eren tak bisa membiarkan dirinya dikalahkan. Selagi kamera terus berputar, Eren mempraktikkan cara Ymir. Detik pertama ia berpose kuat, detik berikutnya melangkah ke depan, detik berikutnya melangkah ke depan lagi. Yak, teruskan! Dan tak lama sampai Eren sudah berdiri sejajar dengan Ymir dan Jean. Kamera sekarang jadi autofokus kepadanya.

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang