Chapter 14: Drektitude

15.8K 1.2K 274
                                    

Drektitute

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drektitute. Makian keren ala fashionista untuk kau lafalkan setiap hari supaya dianggap gaul. Ingat itu, Eren.


EREN Jaeger dilanda mabuk cinta.   

Mabuk cinta adalah istilah paling tokcer menurut si­tus dating berjudul aneh "HAMSTER MUNGIL BELAHAN JIWAKU" pada pencarian teratas Guugle. Judul boleh aneh, tapi isi berkualitas melimpah. Eren suka dan menerima. Mabuk cinta karena gadis manis adalah hal paling wajar untuk usia remaja.

Armin Arlert menggeleng dengan berkata, "Itu hanya istilah, dan aku tidak yakin kau merasa demikian. Tolonglah, Eren, itu hanya pelarian."

Eren melemparkan sebotol parfum ke dalam ransel. "Pelarian dari apa?"

"Magnolia, atau siapa namanya. Aku tahu kau hanya menjadikannya pelampiasan. Kau coba untuk lari dari kenyataan."

"Aku menyukainya. Lihat! Aku mengecek ponsel setiap jam menunggu SMS masuk. Menurut situs hamster—"

"Situs apa?"

"Situs apalah. Apa pun yang ada di internet dan Guugle tidak perlu diragukan lagi kebenarannya! Menurut situsnya, tanda-tanda jatuh cinta adalah kau selalu mengecek ponselmu menunggui kabar dari gadis yang kau taksir."

"Itu situs yang terancam akan diblokir? Oh, kukira kau menunggu pesan dari Sir Rivaille."

"Tentu saja aku menunggu—maksudku benar aku menunggu SMS Sir Rivaille, juga, karena dia manajerku."

Armin menghela napas, memutar topi baret bermotif kotak-kotaknya. "Aku pergi ke agensi."

"Janji dengan Sir Erwin lagi?"

"Well, Eren. Aku bukan sepertimu yang menolak perasaanmu sendiri."

Beberapa saat setelah Armin keluar dari kamar, terdengar suara karung tinju yang bergetar memukul dinding.

***

"Aku menyukaimu, Magnolia."

Eren duduk di sofa Kafe Trost. Jaket cokelat dengan syal rajutan hadiah Michie, jeans gelap membungkus kaki, dan permen mint rasa jeruk di dalam mulut. Dia sudah komat-kamit sejak memasuki kafe, berlatih 'menembak' ala situs dating. "Hai, Magnolia, kau kelihatan manis—walau dengan kemeja seperti laki-laki dan topi skater. Maksudku, ya, kau memang cantik, paling cantik di antara yang lain, lebih cantik dari para model top di agensiku—hei, aku tahu kau memang seorang mantan model wajah Rec/On. Begitulah. Bagaimana kalau kita berkencan, apa kau ingin pergi ke taman bermain? Kau suka permen kan? Aku punya permen."

Eren mengusap keringat di pelipisnya, frustrasi.

Magnolia adalah gadis yang manis. Eren suka cara Magno­lia berpakaian, dan bagaimana mata si gadis melirik menggoda. Dua bulatan hijau saling beradu. Dia gadis ceria yang tidak membosankan untuk diajak bicara—karena hal kecil sampai papan reklame bolong di tepi jalan bisa menjadi perbincangan. Dia bukan gadis protektif berlebihan seperti Mikasa. Bukan wanita setengah-setengah seperti Hanji. Bukan gadis dingin sulit dimengerti seperti Annie. Bukan tukang makan seperti Sasha. Dia tidak secantik Krista dan Sharle, tapi cukup menarik mata orang lewat di jalanan. Entah karena sikap atau fiturnya mengumbar aura tak berperi. Dia bagai kembang Magnolia.

HAUTE [RivaEre Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang