Chap 3. Dianter pulang

Începe de la început
                                    

"Udahh ribut mulu lu beduaaa aahh," Rio kali ini yang menyahut, ia pun langsung melengos pergi setelah melihat perdebatan unfaedah ini.

"Ayo lama amat siii," Zevin protes.

"Siappp bossquee," Ejak langsung mengikuti Zevin, dan ternyata Danil ikut bergabung bersama mereka ke caffe yang suda mereka sepakati sebelumnya.

Zevin meninggalkan gitar kesayangannya disini karena besok mereka akan latian lagi untuk pensi sekolah mereka, yang lain telah pulang dan Zevin pun juga akan pulang. Saat dikoridor ia berpapasan dengan Rio yang sedang mengobrol dengan seseorang.

"Dia cewek kemaren," batinnya

Ia hanya melirik malas pada cewek yang terlihat takut menatapnya, sudahlah ia tak peduli.

"Gue duluan," Ucapnya sambil menepuk pundak Rio

"Hati-hati Vin," Balas Rio

Setelah Azevin pergi, Zura baru berani untuk mengangkat kepalanya.

Zura tak sengaja bertemu dengan Rio di tangga sehingga ia menyapanya untuk berbasa-basi.

"Kok lo belum pulang?" Tanya pria jangkung itu

"Tadi Aku abis piket tambahan Kak jadi pulang telat," ungkapnya singkat.

"Kalo gitu pulang bareng gue aja," ajaknya santai, entah inisiatif darimana seorang Rio mengajak perempuan pulang bersamanya.

"Ehh nggak usah kak," Zura menolak, gadis dengan kuncir kuda itu tak suka merepotkan orang lain apalagi orang yang baru dikenalnya.

"Kenapa?" tanya Rio menautkan alisnya

"Nggak papa aku bisa pulang sendiri kok,"
Ucap gadis itu menolak halus.

"Nggak ada penolakan," ucap pria itu dengan menampilkan senyuman mautnya.

"Eh ta- ta-"

"Nggak ada penolakan," ucapannya mutlak

Dia langsung menarik lengan Zura ke arah parkiran yang sudah nampak sepi, Zura pun mau tak mau mengikuti langkah pria besar dihadapannya ini. Sebuah mobil sport mewah berwarna hitam terpakir rapi dna Zura yakin itu milik Rio. That's right.

Rio telah masuk ke dalam mobilnya sedangkan ia hanya berdiri diam tak berkutik sampai Rio membuyarkan lamunannya.

"Ayo masuk," ucap Rio dari balik jendela mobilnya

"Ah iya kak," gadis itu membuka knop mobil dan masuk ke sana, tak ada pilihan lain.

"Rumah lo dimana?" Tanya Rio saat gadis itu sudah ada didalam mobil

"Angkatan 66 kak, Jalan manggis nomor 5 kak," jawabnya

Kemudian Rio menghidupkan mesin mobilnya dan melesat meninggalkan parkiran sekolah.

--------
--------

Di perjalanan, keadaan hening dan Zura tak tau harus bicara apa, ia menatap jalanan sore yang lenggang dari kaca jendela sebelum suara Rio menyadarkannya.

"Lo kok nggak bawa mobil ke sekolah?" tanyanya dengan pandangan tetap lurus ke depan.

"En-enggak papa kak," Jawab Azura mendengar pertanyaan yang terkesan ringan itu tapi membuatnya mengingat sesuatu yang menyakitkan.

"Lohh kok nggak papa sih? guee tauu nii lo pasti nggak bisa nyetir kannn," Tebaknya asal dengan nada bercanda.

Tapi ia langsung diam saat Zura menganggukkan kepalanya ragu, gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iya Zura nggak bisa hehehh," jawabnya dengan raut wajah yang berubah 180 derajat dari beberapa detik yang lalu.

Ia tersenyum pada Rio,  membuat Rio terkekeh disana, ia kira gadis ini kaku ternyata tidak juga.

"Mau gue ajarin?" tawarnya tiba-tiba

"Enggak-enggak Kak, Zura nggak mau dehhh takuttt," ucap Gadis itu sambil menyilangkan tangannya.

Pria itu semakin dibuat bingung, tenyata masih ada gadis kota yang belum bisa menyetir mobil apalagi di sekolahnya, dan malah menolak saat diatawari. Zura berbeda dengan gadis-gadis lain, entah kenapa melihat senyum gadis itu membuatnya senang dan merasa nyaman.

------------
------------

"Makasih ya kak, Daaaaa," Ara melambaikan tangannya saat mobil Rio berjalan meninggalkan halaman rumahnya yang bercat putih ini.

Ia berbalik dan melangkah memasuki rumahnya yang sepi seperti biasa, Mamanya akan pulang sekitar seminggu lagi sehingga ia harus tetap tahan sendirian.

"Hahh...." helaan napas lelah terdengar saat dia sudah berbaring dikasurnya, kemudian memejamkan mata sejenak.

Besok ia akan pergi ke toko buku membeli komik, hal yang paling ia suka selain musik. Dikamarnya komil-komik itu tertata rapi di rak buku di samping meja belajarnya sehingga kalian bisa menilai seberapa suka Gadis ini membaca komik. Mulai dari genre romance, fantasy, isekai, thriller dan adventure.

"Apa Aku beli buku tutorial gitar juga ya," gumamnya sambil berpikir, ia tak berniat untuk beranjak dari kasurnya padahal badannya sudah lengket.

"Liat besok dehhh," putusnya.

Setelah itu ia bangun dari kasurnya yang empuk itu, melangkah menuju kamar mandi yang ada di sudut kamarnya ini. Ia berjalan gontai dan menarik handuk yang ada di gantungan kemudian menyampirkannya di pundak dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
---------
---------

Masih ada yang baca kahh???
Next??

Jangan lupa vote dan komennya ❤️

Melody Of You [Ongoing]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum