25

7K 162 15
                                    

Maap ye, sengaja gw update dikit- dikit. Hahaha

***

Sekarang...

  "Hai, Nyonya Carnegie."

Pria yang amat ia rindukan itu langsung menyapanya dengan senyuman manis yang amat Zoey sukai.

Aku sedang tidak bermimpi kan?

Mata Zoey beralih memperhatikan dua sosok pria yang bersama Peter. Satu diantaranya Robert.

Kening Zoey berkerut heran. Matanya melirik Benny Kosh heran.

"Ada apa ini, Dad?"

Benny Kosh sangat antusias dengan pertanyaan putrinya. "Peter melamarmu, nak!"

Kening Zoey semakin berkerut.

Peter?

"Tidak mungkin." Desis Zoey yang membuat Peter kecewa melihat ekpresi Peter. "Dia tidak mencintaiku, lalu buat apa dia melamarku."

Zoey beranjak pergi yang membuat Benny kelabakan. "Tunggu sebentar nak!" Benny langsung memegangi tangan Zoey.

"Apa daddy rela melepasku menikah dengan pria yang jelas- jelas tidak mencintaiku?"

Benny menggeleng. Tunggu dulu, kalau Zoey tidak jadi menikah dengan Peter lalu aku akan kehilangan ladang emasku. Tapi nasib Zoey?

"Zoey, aku ingin berbicara dengan kamu. Berdua."

Peter mendekat kearah Zoey, ingin rasanya Zoey menolak tapi mata hijau itu membuat Zoey malah mengangguk dan terima saja saat Petet menariknya ke teras rumah.

"Kau salah paham, Zoey."

Emosi Zoey  naik kembali mendengarnya, tangannya langsung menghempaskan tangan Peter yang mengenggamnya.

"Salah paham kau bilang? Bagaimana mungkin aku salah paham jika kau tidak bisa memilih antara aku atau Fany?"

Peter mengurut pelipisnya. Dia lagi hamil, ingat!

"Bisakah kau beri aku waktu menjelaskan semuanya sampai aku tidak bisa memilih diantara kalian berdua."

"Tidak."

Peter memutar otaknya,  bingung menjelaskan darimana.  Ingat wanita hamil memiliki mood berbeda.

"Baiklah,  aku lebih baik mati saja. " Peter hendak pergi dari hadapannya membuat Zoey memegangi lengannya cemas.

"Kau gila?"

Peter berusaha menahan tawanya.  "Kau yang membuatku gila,  sayang. "

Zoey mendengus.  "Jangan harap aku mau menikah denganmu,  menikah saja dengan sahabat terindahmu itu. "

"Zoey. " erang Peter lelah.  "Tiffany pergi. "

"Hah?  Apa katamu? " ulang Zoey tidak percaya.

"Dia pergi dan meninggalkanku. Dan dia berpikir dia menjadi penghalang dalam hubungan kita. "

"Yasudah kau cari saja dia,  dan nikahi dia. " sahut Zoey masih keras kepala.

Peter mengenggam jemari Zoey menatap mata abu-abu itu dengan intens.  "I love you! Aku mencintaimu.  Apa kalimat itu masih belum cukup untuk membuat mu menerima lamaranku? "

Blush.  Zoey tidak bohong kalau hatinya menghangat mendengar pengakuan cinta Peter.  Tapi..

"Apa kau yakin mencintaiku bukan malah Tiffany? "

Peter menghela napasnya berat.  "Tiffany sahabatku dari kecil,  dan aku tidak bisa menghilangkan dia semudah itu dari hidupku.  Tapi kalau masalah hati,  hatiku sepenuhnya telah menjadi milikmu Zoey Kosh.  Gadis sombong, angkuh yang membuatku terpesona untuk pertama kalinya. "

Bibir Zoey berkedut mendengarnya,  ia mengingat pertemuan pertamanya dengan Peter yang bisa dibilang tidak baik.

"Tapi kau membohongiku,  kenapa dari awal kau tidak mengaku sebagai Peter Carnegie?"

Peter menggaruk tengkuknya.  "Itu sengaja.  Karena aku ingin mencari calon istri yang tidak memandang aku sebagai Peter Carnegie pemilik perusahaan skala internasional."

Bibir Zoey berkedut.  "Tapi daddyku matre.  Bagaimana? "

Peter tertawa.  "Aku bisa mengatasinya asalkan kau menjadi istriku."

Zoey ikut tertawa. 

"Jadi gimana?  Lamaranku diterima atau tidak?"

Zoey tak menjawab hanya wajahnya saja menatap Peter jahil.  "Kalau aku tidak mau kau mau apa? "

"Aku akan gantung diri dan mengentayangimu setiap hari."

"Damn! " Zoey mencubit pinggang Peter gemas, Peter segera menghindar dengan tawa menghiasi wajah tampannya.

"Jadi gimana,  kau mau menjadi istriku atau tidak? "

Zoey memangku tangannya angkuh.  "Bagaimana lagi,  aku terpaksa menerimamu daripada anakku tidak memiliki ayah dan hidupku tidak digentayangi oleh hantu jelek sepertimu. "

"Hei,  aku tampan tau. "

"siapa bilang? "

"Kau,  apa kau lupa saat kau memuji ku ketika kita sedang--" Zoey menutup mulut Peter dan melototkan matanya.

"itu rahasia kita,  Pet!  Kalau daddy ku dengar---"

"Santai saja,  daddy udah paham kok." seru Benny yang ternyata sudah bersandar dipilar pintu,  mengintip mereka dengan cekikannya.

Dan dibelakangnya berdiri dua pria yang langsung malu sendiri karena ketahuan ikut mengintip.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Millioner Love (EDITING)Where stories live. Discover now