5

27.4K 492 18
                                    

Apakah aku siap menikahinya, menikahi seorang gadis yang baru beberapa kali aku temui?

Tapi kalau aku tidak menikahinya aku bukan pria yang gentle? lalu bagaimana nasib anakku nanti tanpa sosok Ayah?

Lagipula kenapa aku bisa seceroboh itu! Biasanya aku selalu memakai pengaman bila melakukannya bersama Tiffany!

Shitt!!

Bagaimana mungkin aku menikahi wanita yang baru kukenal. Dilema, itu yang kurasakan saat ini. Berkutat di ruangan kerja yang membosankan.

Cewek manja :

Hei, kau dimana? Bisa temani aku kerumah temanku? Mobilku kan masih dibengkel.


Dasar gadis manja, bilang saja ingin pergi denganku. Secara ketampananku ini sulit dia tolak, apalagi aku sebentar lagi akan menjadi calon Ayah, calon Ayah paling muda, paling tajir, dan paling tampan sedunia.

Peter Handsome :
Kapan? Bukannya kau orang kaya? Masa iya anak tunggal dari keluarga tajir melintir seperti Tuan Kosh cuman punya satu mobil?

Orang kaya yang sebentar lagi bangkrut mungkin, aku tertawa ngakak.

Cewek manja :
Oh, hebat sekali dirimu bisa tau anak tunggal seperti ku hanya memiliki satu mobil. Satu hal yang mesti kau tau yang kaya itu Ayahku,
bukan Zoey Kosh.
Aku tunggu di tempat kerjamu,

Dasar gadis manja, kalau saja dia tidak mengandung anakku tidak akan mungkin aku mau bersikap manis dengannya. Aku mengambil jaket kulitku, bersiap-siap untuk menjemput nyonya besar!

"Kau mau kemana Peter?"
Tiba-tiba Fanny muncul disaat aku membuka pintu.

"Ingin keluar sebentar."

"Tapi sebentar lagi kita ada rapat," Fany melihat jam ditangannya.

"Suruh William saja yang menggantikanku." Aku memasang wajah dingin walau sebenarnya rasanya hatiku diremas karena terpaksa mengacuhkan dia lagi, wanita yang kucintai.

Fan, lebih baik begini. Agar William tak tersakiti lagi saat kita berdekatan. Lagipula sekarang aku harus menuai karma akibat perbuatanku.

Tak berapa lama aku sudah berada di depan Cafe Beauty, tempatku bekerja,memang hari ini aku libur dikarenakan aku sibuk dikantor.Kulihat si gadis manja itu duduk di sudut Cafe sambil memainkan ponselnya.

"Hei, gadis manja." sapaku cuek, dia hanya menatapku tanpa ekspresi.

"Kukira kau tidak jadi datang,"

"Aku bukan pria yang ingkar janji. So, ayo berangkat." ajakku padanya dan Zoey membereskan barang-barangnya.

"Hei bodoh, parkiran roda dua disana,ini parkiran roda empat." Komentarnya sambil menunjuk pada parkiran motor. Aku tidak mengacuhkannya, aku berhenti di sebuah mobil Bugatti Veyron hitam bercampur orange.

"Ayo naik!" ajakku saat sudah berada didalam mobil.

Wajahnya tampak kaget sekaligus terpesona, "mobil siapa ini? kau tau ini mobil sport tahun lalu yang aku inginkan, tapi karena harganya yang fantastis aku tidak bisa membelinya.Dan kau tau temanku yang hobi mengoleksi mobil sport pun tidak bisa membelinya" Dipandangnya kagum ke seluruh bagian.

Kalau bukan karena tadi pagi kota Jakarta menangis, aku malas membawa mobil, terlebih jalan Jakarta begitu macet. "Oh ya?" kataku seadanya.

Dipandangnya diriku curiga. "Mobil siapa yang kau curi?" alisnya terangkat sebelah. mengintrogasiku curiga.

Millioner Love (EDITING)Where stories live. Discover now