12.

16.5K 367 10
                                    

"Jadi, kamu mau ngomong apa?" tanya Zoey setelah keduanya duduk di cafe kecil dekat apartemen Peter.

"Kamu benar calon istrinya Peter?" Mata Fany memperlihatkan rasa tak percayanya ucapan Peter tempo hari di rumah sakit.

Zoey tersenyum mengerti. "Kamu cinta banget sama Peter ya?" tebaknya.

Fany membalas senyum Zoey tulus. Tak malu menyembunyikan perasaannya lagi. "Kita sama- sama perempuan, Zoey. Aku gak menganggap kamu musuh, aku cuman minta pengertian kamu aja."

Mata Zoey berkaca- kaca. Disatu sisi ia ingin bersikap baik, tidak jadi penghalang diantara dua manusia yang saling mencintai, tapi Zoey bisa apa? Hati egoisnya menginginkan Peter, bukan hanya sekedar calon Ayah bagi anaknya. "Maafkan aku, Tiffany."

Fany berusaha tertawa, tapi tawa itu malah terdengar sumbang. "Aku mengerti, Peter menghamilimu, dan seharusnya aku gak bersikap egois untuk menyuruh kamu meninggalkan, Peter. Aku yang seharusnya meminta maaf."

"Fan---"

"Aku permisi dulu, terimakasih sudah mau datang dan mengobrol denganku, Zoey."

Setelah kepergian Fany rasa bersalah kian bertambah di diri Zoey, di satu sisi ia mulai mencintai Peter, ia cemburu saat Peter berdekatan dengan Fany, tapi apa Zoey pantas cemburu sementara ia membohongi ayah biologis anaknya sendiri.

Aku gak boleh egois. Zoey menegakkan tubuhnya keluar dari cafe dan berjalan menuju apartemen Peter.

"Zoey," panggil Peter saat membuka pintu, sungguh Zoey semakin enggan bicara saat melihat wajah kacau Peter.

Maafkan aku, Peter. Ini demi kebaikan kita bersama. Zoey menatap mata hijau Peter. Memantapkan hatinya dan berkata. "Kita putus, Ayahku tak setuju aku berpacaran dengan pelayan restoran sepertimu."

Mata Peter terkejut tapi sebelum ia menyatakan protesnya Zoey sudah lebih dulu pergi meninggalkannya. Dan Peter semakin bertambah sedih hari ini.

***

"Jadi?" wajah licik dan sombong Robert membuat Zoey muak. Tapi bagaimana lagi, ini sudah menjadi keputusannya.

"Setelah kita menikah baru kau bisa dijadikan president baru Kosh Grup." ucap Zoey akhirnya mengaduk lemon tea tanpa minat.

Senyum Robert terkembang. "Ok, honey. Sekarang kita tentukan tanggal pernikahan kita."

"Hm." Angguk Zoey setuju.

****

Seakan takdir kembali mempermainkan hidupnya Peter lagi- lagi harus menerima kenyataan saat Uncle Rey menelponnya.

"Kenapa, Uncle?"

"You Daddy, sick. Back to home, Peter. Please!"

"Tapi, Uncle---"

"See you, Peter."

Klik. Adik dari Daddynya itu mematikan sambungan telepon secara sepihak, dan itu artinya keadaan Arneto Collin's sudah terlanjur parah.

"Fan, pesankan tiket ke Irlandia malam ini juga."

"Wow, ada apa, Pet? Tak biasanya kau ingin pulang kampung?"

"Daddyku sakit, aku tunggu ya."

"Ok, wait."

Malam itu juga saat Fany sudah memesankan tiket untuk Peter, ia memilih pergi, lagipula otaknya memang lagi banyak masalah, belum lagi masalah ibu hamil muda yang banyak maunya seperti Zoey Kosh.

Cewek cantik tapi songong. Cewek seksi tapi bikin naik darah. Dan sialnya selalu berada di pikiran Peter akhir ini.

Aku akan kembali, Zoey. Tunggu aku, jaga dirimu dan anak kita.

Millioner Love (EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang