14

14.7K 405 35
                                    

"Apa maksud kau, Rob!" Suara Peter terdengar dingin, wajah tampannya menyiratkan kemarahan dan juga tatapan tak percaya.

Robert melihat kearah Peter. "Ya! Kenapa kau bisa ada disini, Daddy tak butuh kamu!"

"Jawab dulu apa maksud kau sampai bilang kalau wanita ini calon istrimu?"

Robert melirik Zoey. Kemudian tersenyum bangga. "Dia calon istriku, Peter. Sebentar lagi kami akan menikah, dan..." Robert mengelus perut Zoey pamer. "Dia mengandung anakku, bagaimana kau iri aku akan menikah?"

Peter tak menjawab, tapi mata hijaunya mengarah tajam pada Zoey. "Kau membohongiku?"

Zoey mendekat kearah Peter, tapi Peter menyuruhnya berhenti dengan tangannya.

"Pantas kau tempo hari memutuskanku seenaknya. Selamat Zoey," Peter pergi meninggalkan rumah sakit dengan amarah memuncak.

Disaat Peter mulai belajar mencintai Zoey, dan menyayangi anak yang di kandung Zoey, tapi malah ia menerima kenyataan kalau ternyata Zoey hamil bukan karena dirinya, tapi karena Robert, kakaknya sendiri.


"Peter, aku bisa jelaskan." Zoey menarik tangan Peter dengan napas tersengal. Saat ini keduanya berada di parkiran rumah sakit.

Peter menggertakkan giginya, dia tidak ingin meledak didepan gadis ini."Tak ada yang perlu dijelaskan, tadi itu sudah jelas. Bahkan sangat jelas,"
Ucap Peter dingin. Diapun menghempaskan tangan Zoey begitu saja.

"Tapi apa tidakkah ada kesempatan sedikit saja untukku?"
Langkah kaki Peter berhenti,tapi dia sama sekali belum mau membalikkan tubuhnya untuk menatap gadisnya itu.

"Ada."

Zoey tersenyum lega mendengarnya."Tapi kalau anak yang kau kandung bukan anak Robert mungkin saja aku akan memberi kesempatan."

"Memangnya kenapa kalau ayah anak yang ku kandung anak Robert, Apa masalahmu dengannya ?"Teriak Zoey frustasi.

"Karna dia kakakku!" Peter langsung pergi saja.

Spontan Zoey langsung membuka mulutnya tak percaya,mana mungkin Peter adik Robert. Kenapa dunia ini rasanya sempit sekali?

"Zoey jelaskan padaku semuanya?"
Robert datang begitu saja, dan menatap Zoey penuh harap. Dia masih bingung apa yang terjadi antara Zoey dan adiknya itu. "Jawab Zoey.."

Zoey sama sekali tak mau menjawab pertanyaan Robert,matanya masih memandang kearah Peter berjalan meninggalkannya.Dia berharap Peter berbalik dan memeluknya. Tapi apakah itu akan terjadi?

Robert yang sama sekali tidak diacuhkan Zoey memilih berlari dan mengejar adiknya.Walaupun kenyataannya hubungan mereka tidak pernah akur tapi dilubuh hati paling dalam Robert selalu menyayangi adiknya itu.Mungkin mereka sudah mengibarkan bendera perang sejak lama, tapi hatinya tidak ingin berperang dengan adiknya,adik satu-satunya.

Dia sengaja melakukan itu semua karna permintaan ibunya.Ibunya yang menyuruhnya untuk menyingkirkan adiknya itu agar ia bisa memiliki sepenuhnya kekayaan Arneto.Walaupun saat ini ibunya sudah meninggal.

"Peter ...!!" Teriak Robert.

Peter langsung mencari siapa yang memanggilnya. dan menemukan pria setinggi 190 cm melangkah kearahnya.

"Apa lagi?" tanya Peter cuek.

Robert tersenyum sinis,
"Apa yang terjadi antara kau dan calon istriku?Jangan bilang kau ingin merebutnya dariku?"

"Tanyakan saja padanya." Jawab Peter malas. Peter langsung saja pergi dari kakaknya itu dan menyebrang jalan.

"Aku ini kakakmu " Teriak Robert jengkel.Kata-kata itu membuat Peter memberhentikan langkahnya.Sudah lama kata-kata itu tak didengarnya.Diapun berbalik sedikit menyunggingkan senyumnya.

"Oh ya?"

Baru akan menjawab perkataan adiknya itu ponselnya berdering.

  
"Halo, ada apa, uncle?"

"Kau dimana Robert? You father.... Daddy mu meninggal."

    

BUGH !


  

Belum sempat Robert mencerna kalimat itu kecelakaan terjadi depannya, Peter yang tadi masih tersenyum padanya sekarang sangat jelas terlihat olehnya Peter melayang diudara, jatuh ke atap mobil dan terhempas di aspal. Bagaimana mungkin dia menerima kenyataan ini.Kenyataan bahwa orang yang dia sayang menderita didepannya.

Orang-orang disekitar sana mulai mengerumuni Peter berbentuk lingkaran, tapi tetap saja tidak ada yang menolongnya. Robert melangkahkan kakinya berat menuju kerumunan itu. Berlutut didepan tubuh Peter yang terbaring kesakitan.

Dengan air mata yang jatuh di matanya dia memangku kepala adiknya,Robert bisa merasakan ada bercak darah ditangannya.Dan hidung Peter juga keluar darah."Kau bodoh, kenapa kau masih bisa tersenyum?" Robert menangis sambil memeluk adiknya.

Peter masih saja tersenyum, "Maafkan aku, jaga Zoey untukku." Ucap Peter dengan menahan sakit diseluruh tubuhnya. Sedikit demi sedikit dia mulai menutup matanya,tak ada lagi rasa sakit terlihat dari wajahnya.Robert menangis sejadi-jadinya.Dia tidak mau kehilangan keluarganya satu-satunya. Dia tidak mau hidup sebatang kara. Cukup Mom dan Ayahnya saja yang pergi meninggalkannya, Peter jangan pergi juga.

***

Sampai sini dulu yaa...

Author mau bikin kalian penasaran.

Dan author mau minta pendapat kalian tentang kelanjutannya mau gimana.

Bye-byee..

Besok author lanjut

Millioner Love (EDITING)Where stories live. Discover now