9

19.7K 472 15
                                    

Zoey hanya gelisah menunggu kedatangan Peter di cafe tempat pria itu bekerja, sesekali ia meneguk jus lemon pesanannya.

Peter yang baru saja datang langsung tersenyum melihat Zoey duduk diujung cafe sambil memainkan ponselnya. Ia pun berjalan menuju Sammy, Manager cafe.

"Hmm, sepertinya gadis itu menyukaimu." Ucap Sammy sambil memperhatikan Zoey yang sibuk dengan ponselnya.

"Hmm.. Oh ya bagaimana dengan desain baru cafe ini? apa sudah selesai?" Tanya Peter sambil tersenyum kepada Zoey yang menyuruhnya untuk segera kesana.

"Tenang saja, aku sudah mengurusnya dengan seorang arsitek terbaik. Palingan tiga hari lagi selesai,"

Peter hanya memandang Sammy sambil tersenyum. Memang ia berniat membangun kembali cafe ini, dan iapun bisa melakukan apapun karna cafe ini miliknya sekarang. Entah apa yang ada dipikirannya sampai mau membeli cafe yang kecil ini.

"Kau kemana saja, janjinya jam sembilan, tapi lihat sekarang jam--"

"Sebelas," Jawab Peter cuek.

Zoey hanya mengerucutkan bibirnya, dia marah bukannya karna Peter telat, tapi kemana Peter ? apa yang dilakukan Peter sampai telat? Zoey terlalu gengsi untuk bertanya. Peter seakan tahu apa yang dipikiran gadis manis itu hanya menjawab

"Jangan berpikiran negatif,aku tadi ada urusan dengan Prof. Jason."

Zoey pun hanya menganggukkan kepalannya mengerti,memang Peter akhir-akhir ini sibuk mengurus thesisnya.

"Oh ya, kita sudah cukup lama kenal, tapi aku sama sekali belum tahu asal-usulmu apalagi keluargamu?" Pria yang dipandanginya hanya tersedak saat meminum kopi pesanannya.

memang  selama ini Peter tidak mau memberi tahu asal-usulnya itu semua karena sifat ayahnya yang terlalu membenci Peter. Keluarganya tidak cukup harmonis ayahnya seorang pengusaha furniture yang sering pulang pagi, ibunya sudah lama meninggal akibat kecelakaan dan itu semua akibat ayahnya jika saja Arneto Colin's itu tidak selingkuh dengan seorang wanita malam dan sudah memiliki anak laki-laki 2 tahun lebih tua darinya.
Lagipula dia belum mau memberi tahu Zoey kalau sebenarnya ia Peter Carnegie pria kaya angkuh yang menyebabkan ayah Zoey sakit-sakitan.

"Maafkan aku, tapi apabila aku sudah siap, aku akan mengenalkanmu pada keluargaku. Tapi apa kau tidak ingin mengenalkanku pada orang tuamu juga?" Zoey hanya terlonjak kaget, memang seharusnya ia mengenalkan Peter pada keluarganya. Tapi dia tak yakin ayahnya akan setuju mengingat bahwa Peter hanya seorang pelayan dan mahasiswa. Peter yang seakan mengerti melihat wajah panik Zoey hanya tersenyum hambar, untung saja dia orang berada kalau tidak dia tidak akan tau bagaimana harga dirinya di injak-injak Benny Kosh.

"Hmmm.. Tenang saja, secepatnya aku akan mempertemukanmu pada orang tuaku. kalau begitu aku pergi dulu, masih ada urusan dikantor." Ucap Zoey sambil mencium pipi Peter sekilas. Peter hanya tersenyum manis sambil memegang pipi bekas ciuman Zoey.

Sedangkan Zoey sendiri hanya menggerutu menyalahkan dirinya, masa iya perempuan duluan yang mulai ucapnya kesal.

***

Tiffany hanya bisa termenung diruang kerjanya, dia sama sekali belum berniat pulang walaupun sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

Tiba-tiba saja terdengar langkah kaki seseorang yang semakin lama semakin mendekat, pria berambut hitam lebat itu tersenyum ke Tiffany sambil membawa 2 gelas minuman panas.

"Hai... Mau kopi?" tawarnya ramah, iapun duduk di meja kerja Fanny.

Fanny pun hanya menganggukkan kepala lalu mengambil secangkir kopi panas yang dibawa sahabatnya itu.

Millioner Love (EDITING)Where stories live. Discover now