17

15.9K 467 17
                                    

"Peter udah sadar,"

Hening... dan wanita itu tak tau harus menjawab apa.

"Zoey!" Panggil Robert lagi.

Zoey membalik tubuhnya dan menatap Robert takut. "Aku takut bertemu dengannya." Ingatan Zoey melayang pada waktu dimana Peter kecelakaan, raut kecewa dan marah pria itu jelas- jelas tertuju padanya.

Robert tersenyum. "Percayalah dia tidak akan marah. Dia merindukanmu."

Bagaikan menemukan secuil harapan mata abu- abu Zoey berbinar. "Kau serius, Rob."

"Untuk apa aku berbohong?"

Dengan riang Zoey mengusir Robert dari kamar hotelnya, "kau tunggu diluar aku akan ganti baju." Dan melihat Zoey tersenyum lagi mampu membuat Robert mengukir senyum tipis, ia berusaha merelakan demi kebahagiaan dua orang yang pernah ia sakiti hatinya.

***

"Kenapa lagi, Kak? Masih ragu?" Suara Aland membuat Fany kembali dari lamunannya. Keduanya saat ini sudah berada di Bandara. Didepan pintu masuk rute penerbangan yang berbeda.

"Kamu, hati- hati ya, kuliah yang benar dan jangan membantah perkataan Nenek."

"Pastinya, memangnya aku seperti kakak yang lebih memilih tinggal bersama bajingan itu daripada Nenek."

"Aland!" Tegur Fany, "bagaimanapun juga dia Ayah kita. Kamu gak boleh ngomong seperti itu."

"Ayah yang tega membuat keluarga kita hancur dan menyiksa kakak, ciuh aku tak sudi memanggilnya Ayah, untung laut biru memakannya."

Fany menghela napas, kehilangan Ibu semenjak kelahiran Aland ditambah kematian Ayahnya lima tahun lalu membuat Fany terlatih untuk merasa kehilangan. Tapi Fany tak pernah menamamkan kebencian pada adiknya ini kecuali kalau bukan Neneknya sendiri.

"Sudahlah kakak malas berdebat, kamu hati- hati kakak berangkat dulu." Sebelum pergi Fany memeluk tubuh Aland dan mengacak rambutnya penuh kasih sayang.

"Kakak jaga diri disana, lancar juga kuliahnya dan semoga bisa menemukan pria terbaik dan melupakan pria pengecut ini."

"Aland!" Tegur Fany lagi.

"Memangnya kenyataan gitu kan, bisanya tebar benih sana sini tanpa berani mengikat perempuan dalam tali pernikahan."

Fany tak menyangka mulut adiknya untuk ukuran remaja berusia 17 tahun sekasar ini. Huh, ajaran nenek memang membuat Aland tumbuh menjadi laki- laki yang tak segan mengutarakan isi hatinya langsung.

"Sudah kamu masuk sana, sebentar lagi pesawat kamu berangkat kan." Usir Fany sambil mendorong adiknya memasuki pintu masuk penerbangan jurusan Hongkong.

"Dah kak~ ingat jaga diri jangan mau diajak tidur bajingan pengecut seperti Peter." Teriak Aland kemudian berlari kedalam membuat Fany menghentakkan kaki kesal, apalagi dua petugas didepan pintu menilainya entah bagaimana.

Nasib punya adik mulut lemes ya begini, ia melanjutkan langkah ke pintu masuk tujuannya, New York. Sebelum masuk Fany benar- benar menikmati pemandangan bandara ini terakhir kalinya. "Selamat tinggal semuanya, terutama kamu, Pet."

***

Keduanya sampai dirumah sakit, Zoey berjalan cepat tak peduli dengan Robert yang tertinggal di belakang. Saat ini yang ada dipikirannya melihat keadaan pria yang dicintainya, memeluknya dan mengatakan maaf karena telah membohonginya.

Tapi saat ia membuka pintu nyalinya langsung ciut, apalagi melihat duo saudara Casey dan Devon ada didalam bersama Peter, mereka tertawa lepas.

"Eh, hai Zoey." Devon yang pertama kali menyadari hadirnya langsung tersenyum ramah. "Masuklah,"

Dengan kikuk Zoey masuk kedalam ruangan. Mata hijau itu langsung menatapnya tajam. "Hai," sapa Zoey lembut.

Casey meradang tak terima sepupu tampannya digoda cewek sok kecantikan seperti Zoey. "Untuk apa kau kesini calon istri Robert?" Sindir Casey keras- keras.

"Aku~" ucapan Zoey terpotong.

"Devon, Casey tolong tinggalkan kami berdua. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya." Pinta Peter dengan suara datarnya.

Tau situasinya Devon membawa adiknya keluar ruangan. Barulah saat hanya mereka berdua Zoey bersuara.

"Aku minta maaf." Sahut Zoey dengan suara serak menahan tangis. Peter membuang muka tak suka melihat Zoey terluka seperti itu.
"Aku memang jahat karena awalnya memanfaatkanmu untuk menjadi Ayah dari anakku, tapi aku tak punya pilihan lain karena Robert tak mau bertanggung jawab. Tapi jujur kalau perasaanku itu benar, aku jatuh cinta padamu. Dan kenapa rasanya dunia sempit sekali sampai aku harus menerima kenyataan kalau kau dan Robert adik kakak?!" Tangis Zoey pecah. Dan Peter benci menjadi penyebab gadisnya menangis.

***

Say good bye dong buat Tiffany karena dia gak muncul lagi disini karena dia udah pindah ke lapak sebelah, lapaknya sendiri.

The pain of love

Semoga setelah di revisi kalian lebih suka alur yang sekarang yaaa

Millioner Love (EDITING)Where stories live. Discover now