13.

16.8K 457 34
                                    

Pagi ini aku sudah berada dinegeri kelahiranku,tadi malam setelah memutuskan segala sesuatu yang terjadi aku langsung mengganggu tidur Tiffany dengan memintanya mencarikan tiket pesawat malam ini juga.

"Morning sir," Sapa pelayan hotel yang mengantarkan makanan pagiku.

Akupun memberi kode padanya untuk meletakkan di pantry saja.Diapun langsung keluar.

Bukannya aku tak punya rumah ditempat kelahiranku tapi belum siap untuk kembali ke rumah itu.

 Uncle Ray :
Ayahmu dirawat di rumah sakit keluarga. Segera kemari.

Tanpa berniat memakan sedikitpun apa yang dihidangkan pelayan tadi aku langsung pergi kerumah sakit dengan naik taksi.

Tak berapa lama aku sampai dirumah sakit keluarga Collin's. Rumah sakit yang nama keluarganya sama sekali tidak aku pakai.

Aku langsung berjalan menuju ruangan yang disebutkan Uncle Ray, nyaliku seakan ciut membayangkan akan bertemu lagi dengan Dad.

"Peter... " Teriak suara cempreng wanita. Aku langsung memberhentikan langkahku,menoleh keasal suara.Semua badanku seakan lemas melihat perempuan didepanku.

Dia berjalan dengan anggunnya mendekatiku "Kau bertambah tampan honey,"  Dibelainya dengan lembut pipiku.

Dengan jengkel aku berkata."Tepiskan tangan kotormu itu Cassy!"

Diapun tersenyum licik, "Kau bertambah sexy seperti itu,aku ingin menikmati tubuh sexymu ini." Disentuhnya dada bidangku dengan nakal.Aku langsung menepis tangannya berjalan dengan langkah kaki panjang menuju ruangan Dad. Aku tak pernah menyangka bisa bertemu wanita gila itu lagi disini.

"Uncle?"  Sapaku pada Uncle Ray yang sedang memijat pelipisnya disofa.

Dia tersenyum lega melihat kehadiranku,wajahnya tampak lelah tapi walaupun begitu dia tetap tampan diusia empat puluh lima tahun, Mata birunya memandangku rindu. Diapun menghambur memelukku. "Aku merindukanmu nak,"

Aku membalas pelukannya, "Aku juga,"

Aku melepaskan pelukanku,melihat pada pria tua yang terbaring lemah dengan segala macam alat bantu di tubuhnya.Terdengar suara EKG yang pelan saat aku duduk mengenggam tangan Dad. Aku baru menyadarinya seberapapun aku membenci pria ini tapi tetap saja rasa sayang dan rindu ini tak pernah hilang untuknya.

***

Zoey POV

Rasa bersalah ini seakan menghantuiku, sudah dua hari Peter sama sekali tak berniat menelfon ataupun sms.

Apa yang harus aku lakukan ? Apa dia kecewa karna aku meninggalkannya ? Tapi aku tak mungkin bisa pergi dari sini tanpa alasan pasti, Papa pasti akan langsung curiga dan aku tak mengetahui bagaimana nasib Peter nanti.

Setelah memikirkan segala sesuatu yang terjadi aku langsung menukar jubah tidurku dengan pakaian longgar dan juga celana longgar yang biasa aku pakai akhir-akhir ini. Mungkin memang semua orang sudah mengatai aku yang sudah tidak seksi,ataupun modis lagi tapi bagaimana lagi perutku sudah mulai membesar memasuki bulan ketiga dan aku sama sekali belum siap keluarga ataupun siapapun mengetahuinya.

"Mau kemana Zoey ?" Tanya papa padaku saat aku sedang mengendap-endap berjalan ditangga.

Aku hanya gelagapan,  "Anu pa.. mau.. mau shopping,"

Papa tersenyum lalu berkata
"Tidak usah sekarang." Akupun menatpnya bingung.
"Maksud papa lebih baik kamu tidak usah shopping disini,kamu bisa shopping di Irlandia," Sebuah senyuman tersungging diwajah keriputnya.

Millioner Love (EDITING)Where stories live. Discover now