10

18.6K 416 14
                                    

Zoey menatap penuh kebencian pada pria yang berdiri didepannya, Pria yang setahun lalu pernah menjalin kasih dengannya. Memang ikatan cinta itu hanya berjalan tiga bulan, bagaimana tidak pria ini hanya mengincar hartanya dan juga kemolekan tubuhnya.

" Waw.. ternyata mantan pacarku bertambah seksi dengan tubuhmu yang sedikit berisi."

"Terimakasih, Charles atas pujianmu."
Zoey hanya merasa geli sendiri mendengar perkataan pria hidung belang ini.

Pria yang bernama Charles itu tersenyum penuh arti pada mantan pacarnya, pikirin jahat itu tiba-tiba saja terlintas diotaknya.

Zoey yang akan mengerti situasi yang akan terjadi langsung memegang pergelangan tangan Peter,berniat membawa Peter pergi dari tatapan licik Charles. "Ayo pergi, aku ingin membawamu kesuatu tempat."

Peter hanya mengernyit bingung,tapi dia tetap mengikuti kemana wanita itu membawanya.

"Aku akan mendapatkanmu kembali, karna kau harta yang tidak pernah habis bagiku,"

Zoey membawa Peter ke sebuah pertunjukan biola,entah apa yang membuat langkah kakinya kesini.

"Jadi dia mantanmu.."

Sudah terbayang oleh Zoey, bahwa pada akhirnya Peter akan menanyakan hal ini. Diapun menjawab dengan menganggukkan kepala,tetap memandang fokus pada seorang perempuan muda yang fokus memainkan biola diatas panggung mini di ujung cafe.

***

Setelah selesai menonton pertunjukkan biola tadi, Peter langsung mengantar Zoey kepelantaran parkiran yang memarkir mobil Ferrari merah milik Zoey. wanita itu ingin kembali melanjutkan tugasnya yang menumpuk dikantornya.

Dengan sikap manisnya Peter membukakan pintu mobil itu,dan mempersilahkan Zoey masuk kedalam mobilnya, Zoey sendiri hanya menahan tawanya melihat perlakuan Peter.

"Jangan terlalu lelah bekerja nona, jaga kesehatanmu dan juga anak kita." Peter mengelus perut Zoey yang mulai membesar itu.

"Pasti sayang," Wanita itupun langsung mencium bibir pria itu sekilas.lalu segera masuk kemobilnya,dia tidak ingin Peter tahu kalau pipinya sudah memerah karena malu.

Peterpun kembali berjalan menuju cafe dengan senyum yang tidak pernah hilang, entah perasaan apa ini. Saat bersama gadis itu perasaannya selalu senang,bahagia dan bahkan bisa dikatakan dia bisa move on dari Tiffany.

Ngomong-ngomong Tiffany, sampai saat ini sepertinya gadis itu masih marah padanya. Peter sendiri tidak tau sampai kapan sahabatnya itu mendiamkannya.

Drrtt...Drrt..

Deringan ponsel membuat Peter menghentikan pekerjaannya yang sedang membuat kopi panas,

diapun membaca message dari ayahnya,

Daddy :
Hai, Peter. Apa kabar? Dad harap kau baik- baik saja disana. O ya, kakakmu satu tahun ini juga menatap disana Apa kalian sudah bertemu? Jaga dirimu nak!

Disimpannya ponselnya dengan perasaan perih,setelah dua tahun lamanya,baru sekarang ayahnya itu menanyakan dirinya.Memang Peter senang akhirnya seorang Arneto Collin mengakui keberadaannya,tapi entah kenapa mengingat begitu banyaknya kesalahan ayahnya membuat Peter tidak terlalu merespon message itu.

Peter heran dan juga baru tahu ternyata Kakaknya juga berada disini, tapi kenapa pria itu tak menemuinya ? Apakah dia tidak mengetahui keberadaannya,tapi tidak mungkin bukan seorang Robert Martin tidak mengetahui keberadaan adiknya,sedangkan kakaknya itu salah satu orang yang berpengaruh, dia yang melanjutkan bisnis Arneto. Memimpin perusahaan Furniture yang sudah mendunia dari dulu.

Sammy yang melihat kemurungan bosnya itu menghampiri Peter."Bisa-Bisa kau membuat pelanggan antri seharian".

Peterpun memandang datar kearah anak buahnya itu,mengukir sebuah senyum paksa dibibirnya.

"Apa yang terjadi?ceritakan padaku?"

"Bukan apa-apa," sela Peter cepat.

Diapun melangkahkan kakinya menuju ruangan yang ditujukan untuk para karyawan. Meninggalkan Sammy yang masih terpaku ditempatnya.

Bersambung..

Maap author posting dikit,abis perut laper,pikiran kacau,batrai sekarat,paket nipis,pulsa habis,

Jadi ide ikutan abis...

Nanti bakal dilanjut kok..

kapan2..

Millioner Love (EDITING)Where stories live. Discover now