11

15.1K 604 17
                                    

2 minggu berlalu

Hari ini adalah hari yang paling dinanti - nanti tentunya oleh beberapa pasangan, pernikahan.

Sekarang aku sedang melihat wajahku dari pantulan cermin. Aku sendiri sebenarnya kurang mengenali wajahku, karna sungguh ku akui wajahku terlihat berbeda dari biasanya. Mungkin hari aku terlihat bak Putri Ratu.

Aku tersenyum melihat diriku sendiri. Sedikit tak menyangka diumurku yang ke-23 taun ini aku menikah. Sebentar lagi aku tidak bisa bermanja - manja pada ibuku dan menikmati hari libur dengan tenang.

Ibu menatapku dari pantulan cermin.
"Anak ibu sudah besar ya," katanya sambil memegang pundaku dan tersenyum.

Aku membalasnya dengan senyuman dan langsung berdiri lantas memeluk ibuku.

Entahlah kali ini aku sedang cengeng sekali, menangis dipelukan ibu.

"Hey sayang kok nangis?" ujar ibu melepas pelukanku dan mengusap air mataku.

Aku hanya tersenyum menatapnya. Tak bisa berkata apa-apa lagi.

***

"Saya terima nikah dan kawinnya Adara Angela binti almarhum Anton Sukmawijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi sah?"

SAH!
SAH!
SAH!

Aku terharu saat Rafa mengucapkan ijab kabul. Mulai detik ini aku sudah sah menjadi istrinya. Mulai detik ini juga aku melepas masa lajangku. Aku bingung antara harus bahagia atau bersedih. Aku hanya bisa bersyukur karna pernikahanku terlaksana tanpa kendala apapun.

Setelah berdoa aku lantas bersalam dan mencium tangan Rafa sebaliknya Rafa pun mencium keningku. Sedikit ada rasa grogi karna baru kali ini ia menciumku, lantas Rafa melemparkan senyum padaku.

Sesi poto pun dimulai, aku sempat kaku saat berpoto dengan Rafa. Karna sudah lama sekali aku tidak berpoto dengannya. Meskipun diarahkan intruksi oleh sang pemotret tetap saja masih kikuk. Senyum pun sepertinya sulit kulakukan.

Acara resepsi berlangsung dengan lancar, para tamu undangan tampak ramai dan bergantian mengucapkan selamat.

Kebanyakan yang datang disini dari keluarga besar Rafa dan separuhnya dari keluarga dan para teman dekatku.

Para tamu asik menyantap hidangan kesana kemari, sedangkan aku disini harus menahan sakit dikaki karna memakai high heels yg cukup tinggi ditambah lagi badanku yang sudah pegal dan cape, mungkin karna sepanjang acara aku kurang menikmatinya

"Kenapa dar?"tanya Rafa padaku sambil melihat kearah kakiku.

"Ga pp kok," berpura pura tegar agar tidak terlihat lemah.

Sampai pada akhirnya acara pun selesai. Aku dan Rafa langsung menuju rumah yang sudah disiapkan oleh keluargaku dan keluarganya rafa. Ibu bilang si rumahku dan rafa nantinya.

"Bu, mah, pah aku sama Rafa pulang kerumah duluan ya," ucapku sambil membawa tas kecil.

"Iya sayang, keliatannya kalian juga udah cape banget," timbal mamah Rafa.

Aku dan Rafa pun berpamitan.
"Jangan lupa ya cepet cepet kasih papah cucu."

Sontak saja kalimat tersebut membuat pipiku merah merona. Aku hanya tersenyum kaku dan melirik Rafa sesekali.

"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan soal itu. Nikmati dulu bulan madu kalian," ujar ibu lalu diselingi senyuman.

***

Married With Ex Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang