26

3.6K 143 2
                                    

Setelah setengah jam perjalanan akhirnya mereka bertiga sampai dirumah. Rafa membantu mengeluarkan barang bawaan Kina, sementara Dara mengantar Kina kedalam.

Kina melihat lihat sekitar halaman rumah Dara dan Rafa.

"Kayanya disini nyaman ya, adem," ujar Kina.

"Iyaa disini sepi juga," kata dara membalas perkataan Kina.

Dara mempersilakan Kina masuk, ia hanya berharap sodara Rafa ini betah dan tidak protes apa apa saat tinggal dirumahnya.

"Oh iya nanti kamu tidur disini ya," kata Dara menunjukan kamar Kina.

Barang barang Kina pun dipindahkan, hanya baju dan beberapa alat kuliah miliknya, Rafa membantu membenarkan beberapa barang yang letaknya masih bertumpuk.

"Makasih kak Rafa," ujar Kina tersenyum manis.

Rafa hanya membalas dengan anggukan, dan keluar lagi dari kamar Kina. Sementara Dara masih membantu Kina untuk membereskan baju bajunya. Ia sebenarnya agak berat menerimanya dirumah mereka tetapi apa boleh buat, ia hanya bisa menurut dan menjalani saja.

"Makasih ya mba."

"Panggil kak aja," ujar Dara, ia merasa terlalu tua jika disebut mba.

"Kamu udah makan?" tanya Dara karna kebetulan ia memasak lebih untuk nanti siang.

"Belum kak, laper si sebenernya," ujarnya sambil mengelus perut.

"Yaudah yuk makan dulu."

Mereka pun duduk diruang makan, Dara sebenarnya tadi sudah mengajak Rafa namun suaminya itu sedang sibuk berkutik dengan laptop nya, mungkin besok ia ada kerjaan.

"Masakan kak Dara enak." Kina melahap terus makanannya.

Dara hanya tersenyum menjawabnya, masakannya sudah ada kemajuan kali ini. Tidak sia sia ia pernah ikut kursus memasak untuk persiapan menikah nanti.

"Kak Rafa kok ga ikut?"

"Dia lagi ada kerjaan."

"Sibuk banget ya sekarang kak Rafa ga kaya dulu."

"Emang dulu dia gimana?"

"Ya begitu."

Entahlah begitu bagaimana, mereka pun melanjutkan makan sampai selesai. Kina langsung menuju kamarnya, katanya masih ada tugas yang belum ia selesaikan dan meninggalkan bekas piring nya dimeja makan.

Dara pun menyuci piring sekalian menyiapkan masakan untuk nanti malam. Mulai hari ini dan seterusnya mungkin pengeluaran bahan makanan akan bertambah dan cepat habis karna menambah satu orang.

Ditambah ayahnya Kina tidak menitipkan uang untuk sekedar basa basi uang makan anaknya. Entahlah apa yang ada dipikiran keluarga tersebut.

"Sayang masak apa?" Rafa tiba-tiba menghampiri Dara dan memeluk ya dari belakang.

"Biasa mas sop buat nanti kita makan malam. Sekarang kan ada Kina mungkin aku bakal masak aga banyak," ujarnya sambil mencicipi.

"Maaf ya sayang, adanya Kina jadi ngerepotin kamu."

"Ga pp mas, asalkan dia baik dirumah ini aku welcome aja kok," padahal dalam hatinya ada rasa kurang sedikit, tapi ia mencoba menghiraukan itu.

Dara pun menyelesaikan memasaknya, sementara Rafa sibuk lagi dengan pekerjaannya. Hari ini sebenarnya Dara ada acara keluar dengan temannya, tapi berhubung ada Kina ia tidak mungkin meninggalkan suaminya berdua dengan Kina.

Mungkin dengan mengajak ngobrol Kina ia akan lebih tau tentangnya sedikit dan sedekat apa ia dengan suaminya.

Tok tok tok

"Masuk aja kak."

Terlihat Kina yang sedang sibuk dengan gadgetnya sembari mendengarkan musik. Ia lantas bangun karna melihat Dara memasuki kamarnya.

"Eh kak Dara, kenapa kak?"

"Oh engga mau mampir aja, boleh?"

"Boleh kok," lantas Dara duduk dipinggiran ranjang.

"Kamu kuliah jurusan apa?"

"Manajemen kak," jawabnya sambil memainkan handphone.

Dara merasa Kina tidak tertarik dengan pertanyaan nya, ia mencoba memancing dengan pertanyaan lain.

"Kamu sama kak Rafa deket ya waktu dulu?"

Dengan mata berbinar Kina langsung meletakkan handphone nya dan duduk menghadap Dara, pancingannya mulai termakan.

"Deket banget, bahkan kita dulu sering main atau sekedar ngedate bareng ke mall," ujarnya yang terdengar membanggakan.

"Ohh, itu yang sering ngajak kak Rafa atau kamu?"

Dara masi memancing informasi dari Kina, ternyata dulu ia dekat dengan Rafa, wajarlah namanya juga sodara kan.

"Keseringan sih Rafa, dulu dia manja banget tau."

Ia sedikit percaya dan tidak percaya dengan ucapan Kina, tapi ini terdengar seperti ingin memanas manasi Dara.

"Manja nya gimana? Bukannya kalian sodara an ya? Kok manja2an gitu?" Dara masi penasaran dengan jawaban Kina.

"Emang sama sodara gaboleh manja? Lagian kita gaada ikatan darah kok, soalnya kan kita sodara jauh." Kina malah sewot saat Dara menanyakan hal tersebut.

Dara melihat ada yang tidak beres dengan Kina, tapi ini masih dugaan sementara. Yang terpenting Rafa nya kini sudah menjadi milik Dara.

"Ohh ya boleh boleh aja si. Yaudah kakak tinggal dulu ya, kamu jangan tidur malem malem," ujar dara meninggalkan Kina sendirian.

Dara menutup pintu dan menuju kamarnya untuk menghampiri Rafa, ia duduk ditepian ranjang sambil memperhatikan suaminya itu.

"Kenapa sayang?"

"Ga pp mas."

Sebenarnya ia penasaran akan kebenaran ucapan Kina, apa mungkin semua yang dikatakan Kina itu benar. Kalau pun benar ia tidak akan marah, lagian mereka kan sodara.

"Mas dulu deket ya sama Kina?" tanya nya hati hati.

"Lumayan si, tapi semenjak kerja udah jarang ketemu."

"Kata dia kamu dulu sering ngajak dia ke mall?"

"Kadang kadang aja buat nemenin aku nugas, kenapa sayang? Cemburu ya?" ujar Rafa menghampiri Dara yang termenung.

"Eh ngga kok mas, aku cuma nanya aja." Rafa menghampiri Dara dan mengelus rambutnya pelan. Dara hanya bisa tersenyum kepada suaminya, buat apa ia cemburu, toh suaminya sudah milik dia sekarang.

"Kamu tidur duluan aja ya, mas masi banyak kerjaan."

"Iya mas."

Lantas Dara mengganti baju dan bersiap untuk tidur. Ternyata yang di ucapkan Kina benar semua. Ia merasa lega karna sudah mendengar penjelasan dari suaminya juga.

Mungkin besok ia akan mengajak Kina untuk ke mall, ya itung itung hangout supaya mereka bisa kenal lebih dekat juga.

Tbc
Jangan lupa vote dan comment yaa
Yuk ramein lagi bund🤗

Married With Ex Boyfriend [END]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα