Lima tahun kemudian...
Sore ini, cuaca sangat cerah di payungi oleh langit jingga yang memberi ketenangan kepada siapa saja yang melihatnya. Tak terkecuali seorang wanita, dan gadis kecil berumur 8 tahun tengah duduk di sebuah taman. Yang ramai dengan para pengunjung yang ingin menikmati keindahan sore pada hari ini.
"Ma, papa kemana coba?" Kesal gadis kecil yang memakai dress berwarna baby blue. Yang sangat lucu di tubuh gadis itu. Rambut hitamnya di biarkan tergerai bebas, mengikuti arah angin.
"Sebentar lagi papa datang kok." Ucap wanita yang kira-kira berumur 22 tahun itu, sambil mengusap kepala sang anak dengan penuh kasih sayang.
"Kenapa papa harus ke luar negeri sih ma?" Tanya gadis itu, dengan mata yang penuh rasa penasaran.
"Papa kan lanjutin sekolahnya, sekaligus kerja sayang." Ujar sang Mama, memberi pengertian kepada anaknya itu.
"Ma? Kira-kira papa tambah ganteng nggak?" Tanya sang gadis kecil itu. ia sangat cerewet sama seperti sang papa.
"Ya iyalah, siapa bilang papa tambah jelek." Ucap suara bariton, yang berasal dari belakang keduanya. Membuat gadis, dan wanita itu berbalik menatap ke sumber suara.
"Papa!" Teriak gadis kecil tersebut, sambil menghambur ke pelukan laki-laki yang memakai setelan berwarna Hitam.
"xeva kok tambah berat?" Laki-laki itupun membalas pelukan hangat dari gadis kecilnya, lalu mengendong gadis yang kini mulai tumbuh besar.
"Iya dong, kan mama selalu ngasih makan xeva, yang banyak pa." Ujar gadis kecil itu.
Vexaraina leano, anak dari Tn.Dava Azka leano, dan Ny. Yasmin leano.
"Mas Dava!" Peringat wanita yang sama sekali merasa tidak di anggap itu.
"Kamu nggak bakalan cemburu kan sama anak kamu sendiri?" Tanya Dava, dengan senyum yang sangat lebar.
"Auah gelap!" Kesal wanita itu, lalu berjalan, dengan langkah yang di hentak-hentakan.
Senyum Dava semakin lebar, hingga rahangnya sesarasa hampir lepas dari tempatnya.
Yasminnya sama sekali tidak berubah, masih sama seperti dahulu. Hanya penampilan nya yang berubah sesuia umurnya. Semakin bertambah cantik di mata Dava.
Flashback on...
Dava kini seperti berada di ruangan kosong berwarna putih, tidak ada pintu keluar di sana. Semua putih kemanapun pandangan melihat.
Namun, lirihan seseorang terdengar jelas, namun Dava tidak mengetahui asal suara itu. ia sangat mengenal suara itu- suara istrinya Yasmin.
"Dava bangun!,kamu janji kan bakalan tanggung jawab?!" Lirih suara itu lagi, namun kali ini lebih pilu. Membuat Dava yang mendengarnya merasakan sesak di dadanya."Dav, aku hamil!" Lirih suara itu lagi.
Tak berapa lama, setitik cahaya pun muncul di hadapan Dava. Lalu sebuah bisikan muncul. "Kembalilah! Kau punya tanggung jawab yang sangat besar di dunia! Dan ikutilah cahaya itu!" Titah suara tersebut. Davapun mengikuti cahaya tersebut. Semakin lama cahaya itu semakin jauh, dan membuat Dava berlari sekuat tenaga. Lalu tiba tiba cahaya itu berhenti. Dan berhasil membuat Dava masuk ke dalamnya. Dan cahaya itu membuat ia kembali lagi. Kembali bersama Wanitanya.
Flashback off...
***
Yasmin, menatap keluar jendela, mengamati ibu kota dari ketinggian. Entah kenapa ini kebiasaan Yasmin setelah Dava pergi ke London untuk melanjutkan. Studinya di sana.
"Angin malam, nggak baik buat kesehatan kamu." Peringat Dava, yang kini menyelimuti tubuh mungil istrinya itu, dengan selimut kecil ke bahu wanita itu. Sambil memeluknya dari belakang.
"Bodo amat!" Ketus wanita itu, sambil memalingkan wajahnya, dari hadapan suaminya.
"berani ya dirhaka sama suami. Mau marah sampai kapan?" Tanya Dava, yang semakin mengeratkan pelukannya di tubuh wanitanya itu.
"Kamu, tuh yang nyari marah aku! Katanya nggak bakalan telat, tapi apa? Kamu telat 2 jam dari janji yang kamu buat sendiri!" Ujar Yasmin, mengeluarkan semua kekesalannya kepada suaminya itu.
"Udah marahnya?" Tanya Dava, sambil memutar tubuh istrinya itu, berhadapan dengan wajahnya.
Lalu laki-laki tersebut membawa Yasmin ke dekapanya, Membuat gadis itu terdiam. "Sekarang ikut aku." Ucap Dava, berjalan keluar dari apartemen mereka, menuju ke lift, lalu Dava menekan tombol menuju rooftop gedung tersebut.
Di atas gedung tersebut kini sudah di sulap menjadi tempat yang sangat romantis bagi mereka. Di sana sudah ada, sebuah meja lengkap dengan lilin dan bunga mawar di tengahnya. Lalu karpet yang di taburi banyak kelopak mawar berbentuk love. Dan tidak tinggal, lilin-lilin kecil yang berada di sepanjang karpet itu. Membuat Yasmin menutup mulutnya. Karena takjub, sekaligus terharu melihat perlakuan romantis suaminya.
"Aku nyiapin semua sendiri, itu alasannya aku telat." Ucap Dava, sambil merengkuh pinggang Yasmin, menuntun wanita itu menuju ke meja makan yang sudah di siapkan.
"Maafin aku." Ujar Yasmin, yang kini sudah berada di pelukan hangat Dava.
"Kamu nggak salah." Ucap Dava, sambil mengelus, dan mengecup puncak kepala Yasmin.
"Makasih sayang." Ucap Yasmin, kini air matanya mulai turun, dan membasahi t-shirt hitam yang di pakai Dava.
Davapun menghapus jejak air mata di pipi istrinya. Lalu menangkap wajah tersebut. "Love you, my wife!" Lalu mengecup bibir mungil itu, dengan lembut. Menyalurkan rasa rindu yang sudah sangat dalam, hingga menyentuh kalbu.
"I Love you too, my husband." Balas Yasmin, setelah kecupan singkat itu selesai. Lalu memeluk tubuh Dava dengan erat, Tampa mau melepaskannya.
Malam ini bulan dan bintang menjadi saksi. Bahwa kebahagian akan datang setelah kita melalui banyak kerikil-kerikil kehidupan Karena cinta bukan hanya tentang kebahagiaan. Namun cinta juga tentang rasa sakit, yang di dapat dari perjuangan mencari kebahagiaan itu...
End...
***
A/n: Akhirnya cerita ini selesai author tulis...
Thanks yang udah support cerita ini 💞 terutama ysmnreal yang selalu nyepam kalau ceritanya gantung :v selalu support kalau otak author mumpet, selalu ngasih inspirasi kalau lagi pusing :v thank you so much💞 thanks juga buat para readers yang udah baca cerita ini 💞 Tampa adanya para readers author nggak bakalan bisa lanjutin cerita ini 💞
Thank you so much all❣️
By the way tungguin cerita author selanjutnya ❣️
Kasih pendapat tentang cerita ini?
Jangan lupa baca juga
Lose One's Heart
SEE YOU, NEXT STORY ❣️
Bukittinggi, 4 November 2018.
YOU ARE READING
Yasmin || SUDAH TERBIT
Short StoryPerjodohan? Apa tanggapanmu ketika mendengar kata tersebut. Pasti teringat legenda Siti Nurbaya... Demikian juga dengan Yasmin. Ia sangat tidak suka dengan kata 'Perjodohan' dan 'Menikah muda' memikirkannya saja membuat gadis itu mual. Namun, denga...
