Bag. 19 - Make A Wish

3.9K 107 1
                                    

BIASAKAN VOTE DAN KOMEN YA 😉

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BIASAKAN VOTE DAN KOMEN YA 😉

SELAMAT MEMBACA

***

Satu minggu setelah operasi, Fadil dipindahkan ke RSUD Moh. Hoesin Palembang, agar lebih mudah diurus keluarga. Ara sibuk antara mengajar dan mengurus Fadil. Pulang mengajar ia ke rumah sakit, sering menginap di rumah sakit menjaga Fadil. Mertua dan orang tuanya meminta Ara bergantian menjaga Fadil. Tapi Ara tak mau, ia ingin mengurus suaminya sendiri. Rasa bersalah masih terus menekannya setiap kali melihat keadaan Fadil.

Fadil memperhatikan Ara yang tengah sibuk menata buah yang ia bawa ke dalam piring. Ia lalu membawanya kepada Fadil. Ara duduk di depan Fadil dan mulai mengupas apel perlahan.

"Pulanglah Ara, Kakak sudah baikan. Kau juga butuh istirahat." Fadil memulai percakapan.

"Tak apa Kak." Jawab Ara sembari sibuk dengan pisau dan apelnya. Belim selesai ia mengupas satu apel, terdengar suara ketukan di pintu dan sejenak kemudian pintu kamar rawat inap Fadil terbuka. Ara dan fadil serempak menoleh. Ara segera berdiri ketika melihat siapa yang datang.

"Tante Ratih...." setengah tak percaya ia melihat kedatangan tante Ratih, ibu dari Dika.

"Maaf ya, Tante baru besuk sekarang." Ujarnya kemudian.

"TerimakasihnTante sudah mau repot-repot menengok suami Ara." Ara menyambut parsel buah yang disodorkan Tante Ratih padanya.

"Bagaimana keadaan Nak Fadil?" Tanyanya sembari melihat ke arah Fadil.

"Alhamdulillah sudah jauh lebih baik Tante." Kali ini Fadil yang menjawab. Fadil melirik Ara, ia memberi kode dengan ekspresinya bahwa ia tidak tahu siapa Tante ini. Ara mengerti.

"Oh iya, perkenalkan kak, ini Tante Ratih. Mamanya Bang Dika." Ara memperkenalkan siapa Tante Ratih. Hati Fadil berdesir mendengar nama yang disebut Ara.

"Maaf sebelumnya Nak Fadil, sebenarnya ada yang ingin Tante bicarakan pada kalian berdua. Tante ingin minta tolong." Dengan kegugupan karena rasa tak enak hati, tante Ratih mulai mengutarakan permohonannya. Setelah kematian anak dan istri Dika, Dika begitu terpuruk. Dan satu-satunya orang yang dapat menghibur Dika adalah Adara. Tiga minggu ini, Adara tak sempat mengunjungi Dika karena keadaan Fadil. Dan keadaan Dika makin memprihatinkan. Sulit sekali dibujuk untuk makan dan minum, apalagi keluar kamar. Tante Ratih memohon bantuan pada Adara untuk kembali menghibur Dika dan meminta izin pada Fadil atas hal itu.

Ara hanya diam. Ia tak berani untuk berkomentar. Fadil mendesah berat. Ada sesuatu yang benar-benar menyakitkan hatinya setiap kali itu berkenaan dengan Dika. Ia merasa ada satu hal besar yang ia lupakan tentang itu. Sepertinya, ini berkenaan dengan alasan ia mengendarai mobil hendak pulang ke Palembang, sebelum kemudian ia mengalami kecelakaan. Tapi ia tak ingat kejadian apa yang membuatnya ingin segera pulang waktu itu. Amnesia retrogade yang ia alami karena benturan hebat dikepalanya, membuat ia tak mampu mengingat hal itu.

Cinta Adara (COMPLETED & FREE di KBM App)Where stories live. Discover now