Bag. 14 - Jauh

4.4K 125 0
                                    

PLEASE VOTE & KOMENnya ya 🙂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PLEASE VOTE & KOMENnya ya 🙂

#cerbungmenanticintaadara #novelderisafriani #ceritaderisafriani
#adara
#cerbungmca
-
Selamat membaca

👇


Sesampainya di Lampung, Fadil memutuskan untuk mencari penginapan. Fadil berangakat pukul 5 sore dari palembang, menjelang subuh barulah ia tiba ditempat tujuan. Sebuah perkampungan kecil yang masih begitu asri. Penduduk masih jarang, terpisah jarak beberapa puluh meter antar rumah. Fadil memarkir mobilnya di mushola. Bersegera ketika adzan subuh tengah menggema. Penat tubuhnya benar-benar terasa. 10 jam perjalanan sempurna mengikis tenaganya.

Fadil sedang berdzikir sehabis sholat subuhnya, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang. Setengah terkejut Fadil menoleh, ingin melihat siapa yang menepuknya.

"Fadil?" Lelaki itu tersenyum lebar. "Benar, kamu Fadil aydin bisyari." Fadil mengenal lelaki itu. Mereka lalu berpelukan melepas rindu.

"Ardi. Apa kabar kamu. Ya Alloh, gak nyangka kita bisa ketemu disini." Fadil dan Ardi teman semasa SMA. Dulu Ardi tinggal di Palembang sampai ia menyelesaikan sekolahnya. Kemudian terpaksa pindah mendadak karena ayah dan ibunya bercerai. Rumah di Palembang dijual dan Ardi ikut ibunya kembali ke Lampung.

"Kabarku baik. Kamu kok bisa disini? Dari tadi aku mau negur kamu. Tapi terasa seperti mimpi kalau ini benar-benar kamu." Ardi kembali menepuk pundak Fadil.

"Aku ada proyek disini Di. Proyek perumahan syariah. Rencana 5 hektar lahan akan digarap." Ardi mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan Fadil. Memang dia pernah mendengar rencana itu. Tapi lagi-lagi ia tak menyangka kalau Fadil salah satu orang yang berpengaruh dalam proyek pembangunan itu.

"Kamu dari Palembang jam berapa?" Tanya Ardi.

"Jam 5 sore. Aku barusan saja sampai dan langsung subuhan disini."

"Kalau gitu ayo ke rumahku dulu. Istirahat dulu. Kamu perlu tidur." Ardi menawarkan dan diterima Fafil, pasalnya Ardi memang benar. Tubuhnya serasa remuk, dan mata susah sekali dipaksa terbuka, sampai-sampai pening dikepala.

Sampai di rumah Ardi, mereka disambut oleh Diah, istri Ardi. Seorang bocah kecil yang mulai belajar menapak, juga ikut menyambut di teras rumah.

"Anakmu?" Fadil bertanya pada Ardi, sembari berjongkok dan mengusap kepala Attar, anak Ardi. Menggemaskan. Ardi jadi teringat pada Ara. Keingunan untuk memiliki anak dengan Ara sebagai ibunya, tiba-tiba membuncah. Fadil tersenyum sendiri membayangkan hal itu. Betapa bahagianya.

"Dik, kenalkan ini teman SMA Mas dulu di Palembang. Teman dekat. Dia ada pekerjaan mau membangun perumahan di daerah kita ini. Biarkan dia istirahat dulu ya. Baru sampai dari Palembang." Ardi menerangkan tentang Fadil serinci mungkin, agar Dhia mengerti dan tak keberatan dengan keberadaan Fadil.

Cinta Adara (COMPLETED & FREE di KBM App)Where stories live. Discover now