"Jen tunggu"ucap Hanbin sembari memegang tangan Jenni
"Apa? Mau ngapain lagi lo? Mau buat hidup gua ancur? Menderita? Belum puas lo bikin gua kehilangan semua nya? Belum puas lo ngancurin gua hah?"ucap Jenni sembari terisak
Hati Hanbin hancur mendengar isakan Jenni,mengingat semua perbuatan nya
Ia sadar ia salah,menghilang begitu saja setelah berbuat hal buruk itu tetapi
Ia berjanji akan memperbaiki semuanyaHanbin pun memeluk Jenni,Jenni berusaha berontak namun tenaga Jenni tidak sekuat Hanbin
Hanbin pun meneteskan air matanya
"Maaf,maaf,dan maaf"ucap Hanbin disela sela pelukan mereka
Jenni semakin terisak mendengar suara Hanbin
Hanbin pun melepas pelukan mereka dan menggenggam kedua tangan Jenni dengan lembut
"Maaf aku menghilang begitu saja,tapi asal kamu tau selama aku menghilang aku ga pernah berhenti memikirkan kamu dan bayi kita. Selama itu juga aku merasa menjadi pecundang,menjadi cowo brengsek yang tidak bertanggung jawab. Tapi hari ini aku bakal buktiin ke kamu,kalo aku akan bertanggung jawab atas semua yang aku perbuat,jadi izinkan aku untuk memiliki kamu seutuhnya,bukan karna rasa salah dan bukan karna tanggung jawab tetapi karna aku mencintaimu"ucap Hanbin tulus sembari menatap kedua mata sendu Jenni
Jenni semakin terisak mendengar penjelasan Hanbin
"Hey berhentilah menangis mommy"ucap Hanbin lembut sembari menghapus air mata Jenni
"Apaa? Barusan dia memanggilku mommy?"batin Jenni
"Taa..pii apa kau serius dengan ucapan mu itu"ucap Jenni
"Iya sayang,aku serius. Untuk membuktikannya minggu depan kita menikah"ucap Hanbin
Jenni tersentak kaget mendengar perkataan Hanbin
"Kaa..uu serius??"tanya Jenni tak percaya
"Aku serius sayang"ucap Hanbin serius
"Bagaimana dengan karir mu?"tanya Jenni
"Aku lebih memilihmu,aku akan mengundurkan diri dari Ikon"ucap Hanbin
Jenni tak menyangka ucapan Hanbin
Jenni tak menyangka Hanbin lebih memilihnya,padahal ia tau Hanbin sangat bergantung pada Ikon dan Ikonic ? Bagaimana perasaan mereka saat tau Hanbin mengundurkan diri
"Aku akan merasakan sakit yang sama seperti kamu. Kamu sakit karna aku,dan aku sakit karna keputusan aku. Tapi setelah itu kita akan bahagia bersama"ucap Hanbin kembali memeluk Jenni
Jenni sangat bahagia,ya sangat
"Selamat"ucap Vanesh dan Jimin
Hanbin dan Jenni yang terkejut pun melepaskan pelukan mereka
"Kaliaan.."ucap Hanbin dan Jenni bersamaan
"Maaf jika kita tidak sopan mendengar percakapan kalian berdua,tapi kita sangat bahagia mendengarnya"ucap Jimin
"Jenni huwaa aku ga nyangkaa banget"ucap Vanesh yang langsung memeluk Jenni
"Gua gak nyangka lu membuat keputusan segentle ini. Ikon sama Ikonic pasti bangga punya leader kaya lo"ucap Jimin kepada Hanbin
"Iya hyung,karna kita harus bisa bertanggung jawab atas segala hal yang kita perbuat"ucap Hanbin
"Kalian serius menikah minggu depan?"tanya Vanesh setelah melepaskan pelukannya
"Ya tentu,kalian tunggu aja undangannya"ucap Hanbin
~~~
Setelah pulang ke rumah
"Akhirnya Jenni nemuin kebahagiaan"ucap Vanesh sembari tiduran di tempat tidur
"Emang mereka kenapa yang?"tanya Jimin
Vanesh pun menceritakannya
"Jir gak nyangka si Hanbin topcer banget,sekali nyemprot langsung jadi"ucap Jimin frontal
Pletak
Satu jitakan diterima Jimin
"Aw.. aduh sakit yang"ringis Jimin sembari memegangi kepalanya
"Kalo ngomong jangan asal"kesal Vanesh
Vanesh pun menarik selimut dan membelakangi Jimin
"Tau gak? Tadi aku nonton film judulnya azab istri yang tidur membelakangi suaminya"ucap Jimin
HaHa😂
Vanesh pun segera membalikan tubuhnya dan mengerucutkan bibirnya
"Jangan manyun gitu,nanti aku khilaf. Nanti kamu ga bisa ikut ujian"ucap Jimin sembari terkekeh
Vanesh mendengus sebal dan langsung memejamkan matanya
Chuuu~
Jimin mencium kening Vanesh
"Good night my best wife"ucap Jimin sembari merengkuh tubuh Vanesh ke pelukannya
~Tbc
Woaa akhirnya Jenni dan Hanbin bertemu😁
YOU ARE READING
Berawal Dari Kebencian [PJM] ✔
FanfictionPark Jimin CEO tampan berusia 25 tahun yang harus menikahi seorang gadis berusia 17 tahun karna perintah orang tua nya. Jimin sangat tidak menyukai gadis itu karna ia berpikir gadis itu merupakan gadis yang manja dan ia berpikir gadis itu merupakan...