TIGA PULUH DELAPAN

1.6K 147 21
                                    

Matahari sudah tinggi. Cahayanya menyeruak masuk menembus tirai berwarna gading yang belum juga terbuka.

Seorang pria berbaring di atas kasur berukuran satu, tidak bergerak barang sesentipun sejak terbangun jam lima pagi tadi.

Kedua matanya menatap nyalang pada ornamen lampu di langit - langit kamar.

Kantung matanya tampak jelas, seolah menunjukkan, sang empunya wajah sudah terlalu banyak melewatkan malam tanpa terpejam. Begitu pula dengan brewok yang semakin subur tumbuh di sekitar rahang. Entah berapa bulan mereka tidak tersentuh pisau cukur.

Pria itu kembali memejamkan mata. Dirinya masih ingin merasakan mimpi yang semalam menyapa. Mimpi di mana sebuah senyum yang dia cari selama berbulan - bukan ini datang menemuinya lagi.

Ketukan pelan di pintu membuat Kukuh, pria itu, mengerang. Alih - alih bangkit untuk membukanya, dia justru membalikkan badan dan menempatkan bantal di kepala.

Menenggelamkan diri dari suara perempuan yang kini memanggil - manggil di balik pintu kamarnya.

Sementara itu di luar pintu, sekretaris Kukuh, Danish, memberi tempat pada pria di belakangnya untuk bertukar posisi memanggil bos mereka agar keluar dari tempat menyepinya.

"Tur? Ada hal urgent yang harus kita bahas, Tur. Bisa keluar sebentar aja?" Arthur mencoba peruntungan memanggil dengan nama panggilan sahabat sekaligus klien-nya itu.

Tiga hari belakangan ini Kukuh Turna Turangga sedang mengurung diri. Enggan bertemu siapapun.

Ini bahkan sudah hampir setahun, sejak kepergian gadis itu, tapi Kukuh belum juga beranjak dari perasaannya. Masih berharap suatu saat gadis itu kembali ke pelukannya lagi.

Awalnya, keterpurukan yang Kukuh rasakan tidak tampak di mata orang - orang terdekat dia. Atau mungkin, saat itu dia sedang berpura - pura baik - baik saja. Hingga akhirnya, Kukuh tidak sanggup lagi berpura - pura. Dia memilih bekerja dari apartement yang dibelinya sejak kepergian gadis itu dan pertengkarannya dengan sang ayah.

Kukuh menarik diri dari kehidupan sosial yang biasa ia jalani. Bahkan untuk bertemu dengan keluarganya saja, dia enggan.

Dunia tidak menarik lagi di matanya.

Beruntung bagi Kukuh, dia memiliki orang - orang terbaik di sekelilingnya. Yang siap menjalankan Perusahaan dengan penuh tanggung jawab dan dapat dipercaya, meski sang pemilik tidak sanggup lagi menginjakkan kakinya di kantor.

Bahkan ketika memasuki lobbi, hatinya berdenyut nyeri. Mengingat segala kenangan akan Tities, nama gadis itu, di sana.

Pintu kamar terbuka. Kukuh berdiri dengan wajah kuyu. Arthur tersenyum senang dan mengarahkan tangan untuk meminta Kukuh mengikutinya duduk di ruang tengah.

Sementara Danish dengan sigap memasuki kamar bosnya sambil menghubungi penyedia jasa kebersihan. Dia berdecak kesal begitu mendapati puntung rokok yang tersebar dan beberapa kaleng minuman.

Imbas patah hati atasannya yang membuat Danish bekerja extra. Karena Kukuh tidak lagi datang ke kantor, otomatis Danish memindahkan sebagian pekerjaannya ke apartemen milik Kukuh yang beruntungnya dia, satu tower dengan sang bos.

Danish bahkan harus gencatan senjata dengan Arthur yang kalau dia boleh pinta, dipecat saja Arthur dari tim penasihat hukum Turangga Herba. Karena hubungan mereka yang tidak berjalan baik. Tapi apa boleh buat, Arthur cukup berguna untuk 'menggerakkan' Kukuh pada beberapa hal penting. Contohnya seperti saat ini, meeting per tiga bulan sekali yang harus dihadiri Kukuh.

Arthur meminta Kukuh untuk ikut mendengarkan laporan yang akan disampaikan jajaran Direksi.

Kukuh menyetujui, asalkan dirinya tetap berada di apartement.

Pertemuan dengan memanfaatkan teknologi bukan hal yang baru bukan?

Arthur menyanggupi dan mengatakan akan membicarakan dengan yang lain. Dirinya sudah biasa menyampaikan hal - hal yang ingin Kukuh sampaikan pada seluruh karyawan Turangga Herba.

Arthur juga berperan penting dalam menyembunyikan keadaan Kukuh yang sebenarnya. Tentu, Kukuh bertanggung jawab atas nasib ribuan karyawan yang bekerja dalam Turangga Herba.

Apa jadinya jika mereka tahu sang empunya Perusahaan sedang patah hati dan enggan melakukan hal lain selain menyendiri?

Hanya segelintir orang yang benar - benar mengetahui apa yang terjadi pada Pengusaha muda yang sangat menginspirasi Negeri ini.

Perkara perempuan. Soal hati.

Tapi siapa yang benar - benar bisa mengatur bagaimana hati bekerja?

Tidak ada.

***
S

elanjutnya, bisa dibaca lengkap di KBM Aplikasi 🙏🙏🙏

SILHOUETTE (Lengkap Di KBM & KaryaKarsa)Where stories live. Discover now