I See You - Back To December

262 34 3
                                    


Langit kota ini masih sama, pendar cahayanya pun tidak juga berubah, malam yang tak pernah lelah berdetak dan pagi yang terlalu sibuk berbenah, orang-orang berlalu lalang tanpa menoleh, meski hanya sekedar senyum ramah apalagi sapa hangat yang menyejukkan jiwa, jangan... jangan berharap kamu akan mendapat perlakuan yang berbeda, dia akan selalu sama, masih mengagungkan mereka yang memiliki pundi-pundi berlimpah dan memandang rendah mereka yang bahkan sulit hanya untuk sekedar bernafas.

Aku kembali, setelah sekian tahun berusaha berdamai dengan diri sendiri, aku akhirnya pulang, hanya untuk sekedar menyapamu meski tidak bisa lagi berada didekatmu, aku hanya ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja.

*****

Jeon Jungkook baru saja melangkahkan kakinya di Bandara International Incheon ketika teriakan-teriakan heboh menyerukan namanya, di sana, tepat di pintu bandara, di garis pembatas untuk para penjemput, beberapa orang pemuda tampak memasang senyum lebar dan tampan, melambaikan tangan ke arahnya.

Jungkook melangkah dengan senyum lebar di wajahnya, dia rindu, sangat rindu, udara kota Seoul, pelukan dan ocehan ribut kakak-kakak tersayangnya.

7 tahun bukanlah waktu yang sebentar, dia butuh waktu 7 tahun untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan menjilat kembali kata-kata yang pernah dia ucapkan pada Desember 2011.

"Welcome back uri maknae," dan pelukan demi pelukanpun dia dapatkan dan tawa ceria yang mengiringi langkah mereka.

Tapi kemudian, langkah-langkah itu terhenti, tawa mereka tiba-tiba langsung menghilang, dan mereka semua memandang pada satu objek yang sama, seorang pemuda lain.

Pemuda itu hanya berdiri di sana, tanpa senyum, tanpa suara, hanya diam dengan mata yang terpusat pada Jungkook.

"Jimin...." suara Jungkook bergetar ketika menyebut nama itu, rindu yang dia tahan seakan memberontak ingin keluar untuk merengkuh tubuh pemuda dihadapannya, tapi Jungkook sadar diri, dia tidak lagi berhak.

"Kamu menyuruhku datang, jadi aku datang," bahkan suara itupun tanpa kehangatan, hanya sekedarnya terucap.

"Ya, ada yang ingin kubicarakan denganmu."

Lalu pemuda-pemuda lainnya segera pamit dan undur diri melihat suasana yang terasa canggung itu.

"Maknae, kami akan menunggumu di coffee shop di ujung sana," yang tertua berkata.

"Pakailah waktu sesuka kalian," dan kelima pemuda itu melangkah pergi setelah menepuk pundak sang maknae dan melirik pada pemuda bernama Jimin yang bahkan seperti tidak melihat kehadiran mereka.

*****

"Bagaimana kabarmu, Jim?" Jungkook membuka pembicaraan setelah mereka duduk di sebuah coffee shop yang tidak jauh dari tempat mereka bertemu tadi.

"Seperti yang kamu lihat."

"Bagaimana dengan papa dan mama serta Jihyun?"

"Mereka baik."

Jimin sekarang bahkan tidak melihat kearah Jungkook, dia asyik memainkan handphonenya.

Lalu tiba-tiba dia meletakkan Handphonenya da memandang Jungkook dan mengeryit. "Apa yang kami inginkan Jungkook?"

Jungkook menghela nafasnya, dia tau, sudah waktunya, tidak ada gunanya lagi mengulur-ngulur

"Aku minta maaf..." lirihnya.

"Untuk?" Jimin mengangkat alisnya.

"Aku minta maaf untuk tujuh tahun lalu," Jungkook mengusap wajahnya. "Aku tau ini sangat terlambat, tapi aku benar-benar menyesal."

Jimin bersidakep, menatap pemuda di depannya tanpa berkomentar apapun, membuat Jungkook menjadi salah tingkah.

"Menurutmu, apakah permintaan maafmu itu tidak terlalu dipaksakan?" Jimin memincingkan matanya dan menatap pemuda dihadapannya dengan penuh intimidasi.

Jungkook menunduk sambil menghela nafasnya. "Maafkan aku."

"Terlambat 7 tahun Jeon," lalu Jimin berdiri, menatap tajam ke arah Jungkook. "Aku tidak butuh permintaan maaf darimu, semuanya sudah tidak penting lagi, kita sudah selesai sejak 7 tahun lalu!"

Kemudian Jimin berbalik, segera mengambil langkah panjang untuk meninggalkan Jungkook dengan segera.

"Aku tidak akan menyerah Jimin, sampai kamu mau menerima permintaan maafku dan kembali menjadi salah satu orang paling penting dalam hidupku," Jungkook berguman sambil menatap nanar punggung pemuda yang perlahan menghilang dari pandangannya.

Dan tidak lama setelah itu, kelima orang yang sejak tadi memperhatikan mereka dari kejauhan datang menghampiri Jungkook yang masih saja terpekur ditempatnya.

"Masih tidak dimaafkan, Kook?" Yang paling tua ketiga bertanya.

"Dia bilang aku terlambat hyung. Seandainya saja aku tidak menjadi pengecut dan melarikan diri 7 tahun lalu, sekarang kami mungkin masih baik-baik saja."

"Nasi sudah menjadi bubur, apa yang terjadi tidak bisa kamu ulangi lagi," kakak keduanya yang sok bijak angkat bicara

"Tapi, aku akan berjuang hyung, sampai Jimin memaafkanku dan kembali lagi menerimaku."

"Berdamailah dulu dengan dirimu sendiri, bila kamu masih saja menyalahkan dirimu sendiri, maka pintu maafnya akan sulit kamu tembus," yang paling tua angkat bicara.

Jungkook tersenyum pada kakak-kakaknya yang mengelilinginya, orang-orang terbaik yang selalu menemaninya.


End

Update sebelum Desember berakhir lagi, work ini udah dianggurin selama 1 tahun Hanya karena terlewat bulan Desember nya 😁

Happy reading 💃

26 Desember 2019

I See You (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang