I See You - When I See You (2)

565 69 16
                                    

Apakah kamu bahagia sekarang?
Aku selalu mendoakanmu dari lubukku yang paling dalam.

*****

Aku menatap langit yang berbalutkan mendung, aku mengeluh, apakah mungkin perkiraan cuaca pagi tadi akan meleset lagi? Kemarin mereka berkata cuaca akan sangat panas, tapi kenyataannya hujan turun dengan deras, hari ini juga sama.

Hujan... mengingatkan aku padanya, kehadirannya yang merubah seluruh hidupku.

Semuanya berubah, waktu berubah, hidupku berubah, yang semula hanya putih abu-abu menjadi penuh warna, dia yang melengkapinya, dengan senyumnya, tawanya, suaranya dan kecute-annya.

*****

"Apakah kamu tidak ada kerjaan lain selain duduk di sini detektive Jeon?" Matanya mengeryit lucu membuatku sangat gemes.

"Ini juga termasuk pekerjaanku, agashi."

"Berhenti memanggilku agashi, aku ini seorang laki-laki!" Dia berteriak marah sambil berkacak pinggang, lucu sekali. "Apakah matamu sudah rabun sehingga tidak bisa membedakan jenis kelamin orang lain?!?!"

Aku tertawa, begitu menyenangkan menggodanya, karena semakin emosi dia, semakin cute dia terlihat dan semakin mempesonaku. Bahkan lebih cantik dari seorang perempuan.

*****

"Ada pembunuh berantai yang sedang berkeliaran, jangan pulang terlalu malam."

"Toko dan apartementku hanya berjarak kurang lebih 500 meter, apa yang harus aku khawatirkan?"

Aku berdecak, orang satu ini benar-benar keras kepala, kalau bukan karena aku sangat peduli padanya, mungkin akan aku acuhkan saja dia.

"Pada waktu kamu berjalan di malam hari, tidak peduli dimanapun dan sedekat apapun jarak yang kamu tempuh, akan tetap berbahaya Park Jimin-ssi."

Dia mengerucut bibirnya lucu, tapi dia tetap menurutiku, dia yang biasa menutup tokonya jam 10 malam, sekarang sudah pulang jam 8 dan paling malam jam 9, hal tersebut membuatku tersenyum senang, meski keras kepala dan cerewet tapi dia selalu menurutiku.

*****

Sudah setahun berlalu sejak pertemuan pertama kami, sudah tak terhitung waktu yang kuhabiskan di tokonya hanya untuk sekedar menyesap kopi dan memakan kue buatannya, kami menjadi akrab, kalau bisa dikatakan sangat, tak jarang aku mengantarnya ke toko bila jadwal berangkat kami sama, atau aku akan menjemput dan mengantarnya pulang jika aku bisa menyesuaikan waktu dengannya.

Tapi seakrab-akrabnya kami, aku tak pernah menginjakkan kakiku ke apartementnya dan dia pun tak pernah mampir ke rumahku, kami hanya sekedar tau tempat tinggal masing-masing tanpa ada keinginan untuk berkunjung.

Ketika sedang tidak sibuk, dia akan melepaskan celemeknya dan duduk menemaniku di toko kuenya kala aku mampir. Dia sangat suka bercerita, kadang aku lupa apa saja yang dia ceritakan karena aku lebih sering hanyut dalam duniaku sendiri dan mengabaikannya tapi dia tidak pernah mengeluh, dia hanya akan berhenti bila dia merasa bosan lalu kemudian diam sambil menatap keluar, ke arah lalu lalang kendaraan di luar sana.

Hubungan kami aneh, tapi aku menyukainya, dibanding dengan teman-teman di satuanku, aku masih lebih suka di sini, sambil sesekali mencuri lihat wajah cantiknya atau menyaksikan senyum hangatnya ketika melayani pembeli.

*****

Hampir dua tahun setelah pertemuan pertama kami di kantor polisi dan untuk pertama kali pula aku mampir ke apartementnya, ketika untuk pertama kalinya tokonya tutup di hari tidak seharusnya tutup dan dia tidak mengabariku (dia selalu menutup tokonya di hari minggu atau ketika dia meliburkan dirinya dengan pulang ke kampung halamannya).

I See You (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang