Diantara Rinai Dosa

4.7K 324 38
                                    

Ia memandang dua buku di atas meja rias. Buku yang Umar berikan kepadanya tadi sore. Buku yang dua judulnya membuat hati terasa melayang ke angkasa. Ah, Umar ... sungguh unik cara mu, menurut Arinda.

Diambilnya satu buku yang berjudul 'Ku Tunggu Kau di Pelaminan'.
Arinda duduk di pinggir ranjang, kemudian mulai membacanya. Entah mengapa, membuka setiap lembar halaman buku itu, hatinya berdesir.

--------------

Di sebuah kafe.
Lisa melihat Harri duduk berdua dengan teman lelakinya. Tak berapa lama, teman Harri pergi.

Lisa pergi meninggalkan tiga temannya, dan mendekati Harri.

"Hai!" Sapa Lisa.

Harri kaget, dan menoleh."Lisa?"

"Boleh duduk di sini, ya."

Harri mengangguk. Lisa duduk berhadapan dengan Harri.

"Apa kabar mu,Har?" tanya Lisa.

"Seperti yang kamu lihat," Harri menyeruput mocca di hadapannya.

"Hmmm, aku sangat menyayangkan kenapa kamu mundur. Padahal aku tau, kamu cinta banget sama Arinda. Tapi, semudah itu kamu menyerah?"

Harri mendesah."Ayah ku segalanya buat aku. Juga tante Wina, aku gak mau menyakiti mereka."

"Tapi, Arinda juga tersakiti."

"Aku lihat tidak juga," Harri menyandarkan tubuhnya di punggung kursi.

"Maksud kamu?" Lisa bingung.

"Yaaa. Dia sudah punya calon suami yang baru kan? Masa kamu gak tau?" Harri tersenyum sinis.

"Sumpah, aku gak tau!" kata Lisa."Masa sih, kamu tau dari siapa?" Lisa penasaran.

"Dari laki-laki yang mengaku calon suaminya."

"Siapa?"

"Bosnya Arinda."

Lisa membelalakan matanya, tak percaya dengan apa yang Harri katakan.

"Umar?" Lisa bergumam. Ada rasa kesal dan cemburu menyusupi hatinya.

--------------------

Lisa menelepon Umar, mengajaknya bertemu di kafe yang tak jauh dari lokasi Umar berada.

Awalnya Umar malas, karena asyik mengecek bangunan yang akan dijadikan restoran bersama Andre. Tapi kata Lisa, dia ingin menjelaskan soal Arinda. Akhirnya, Umar pun mengiyakan. Ia pun pamit dengan Andre.
Kemudian pergi meninggalkan Andre.

Sepuluh menit, Umar sampai di kafe. Lisa sudah duduk di pojok kiri kafe. Suasana kafe cukup ramai, beberapa pelayan membawa baki berisi makanan dan minuman, mengantarkannya ke para pengunjung kafe yang rata-rata anak muda dan pasangan yang sedang kasmaran.

Umar mendatangi Lisa. Gadis itu menyapanya dengan senyuman. Umar membalas senyumannya dengan malas. Umar duduk di depan Lisa.

"Langsung saja, mau kasih tau apa?" tanya Umar tanpa basa basi.

"Gak pesan minum dulu?" tawar Lisa.

"Gak." Umar menggeleng.

"Oke, jadi ...." Lisa menatap Umar." Kamu ngelamar Arinda?"

Umar menarik napasnya, dan mengeluarkannya perlahan."Terus kenapa?"

"Ya, aku cuma ... cuma gak mau nanti begitu mas Umar tau soal masa lalu Arinda, mas Umar akan ninggalin dia seperi halnya Harri." ujar Lisa."Dia itu sahabat aku, tentu aku ingin dia bahagia."

Diantara Rinai Dosa (Sudah terbit) Where stories live. Discover now