Diantara Rinai Dosa

4.6K 319 8
                                    

Kedua Mata Arinda membesar ketika membuka laci meja kerjanya, seekor kecoa dengan santai naik ke lengannya. Sontak ia menjerit dan nyaris terjengkang dari kursinya.

"Kecoaaaa!!!" Arinda menyibak tangannya agar si kecoa pergi. Kecoa itu melompat dari tangan Arinda.

"Mana ...mana???" Desi yang duduk dekat Arinda ikut panik, ia mengecek bagian bawah meja.

Karyawan yang lain karena kaget dan penasaran lansung mendekati Arinda. Dan suasana pun jadi ramai.

"Ada apa?" Rony muncul diantara kerumunan.

"Di laci ada kecoa!" tunjuk Arinda ke arah laci. Ia tampak pucat dan tubuhnya gemetar.

Rony mengecek ke dalam laci Arinda. Kecoa sedang santai di atas tumpukan map. Tanpa ragu dan jijik, Rony menangkap kecoa itu lalu membawanya pergi dari hadapan Arinda.

Umar ke luar dari ruangannya, karena suara gaduh para karyawannya cukup mengganggunya. Dilihatnya para karyawan nya tengah merubung di meja kerja Arinda.

"Minum dulu deh." Desi menyodorkan sebotol air mineral milikbya kepada Arinda.

"Makasih,Des...." Arinda menerima air mineral itu.

Jantungnya berdebar-debar tidak karuan. Seketika ia teringat kembali dengan peristiwa terlarang antara dia dan Dony. Ia menggigit bibirnya.

"Kamu phobia ya?" tanya salah satu karyawan wanita.

"Iya, phobia akut. Kalo sudah lihat kecoa bisa histeris bahkan pernah pingsan." ujar Arinda sambil menegak air mineral hingga habis separuh botol.

"Ada apa ini?" suara Umar mengejutkan mereka. Semua menoleh ke arah Umar. Lalu satu persatu dari mereka berjalan kembali ke meja kerja mereka masing-masing.

Umar memandang Arinda yang tampak ketakutan. Lelaki itu mendekati meja kerja Arinda.

"Arinda takut kecoa pak." sahut Desi.

Umar nenaikkan sedikit alisnya. Arinda menunduk tak berani menatap bosnya.

" Maaf pak, saya yang bikin ribut. Saya phobia dengan kecoa." ujar Arinda dengan suara pelan.

" Cuma kecoa?" Umar masih menatap Arinda, kini lebih tajam.

Arinda mengangguk.

"Ck, lebay!"

Komentar Umar membuat hati Arinda mencelos.

"Kembali kerja, jangan buat kegaduhan lagi!"

Umar pun pergi, kembali ke ruangannya.

"Galak ih..." komentar Desi."Tapi tetap aja seksi...." ucapnya sambil senyun- senyum genit. Teman- teman yang mendengarnya, langsung menahan tawa.

Arinda diam saja.

------------------

Ponsel Umar bergetar, ia ambil kotak kecil segi empat itu dari atas meja kerja. Pesan WA dari Lisa. Umar menghempaskan nafasnya. Lalu membaca pesan dari Lisa.

'Hai mas Umar.'

'Hai.' balasnya dengan malas.

'Aku mau ajakin mas Umar makan siang bareng.'

Umar mengerenyitkan keningnya.

'Maaf gak bisa. Lain  kali aja ya.'

' Oh...oke.'

Umar menaruh ponselnya kembali ke atas meja kerjanya.

" Agresif." gumamnya. Dan kembali ke layar komputernya.

Diantara Rinai Dosa (Sudah terbit) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon