Tubuhku sontak menegang, ternyata Pak Baekhyun. Apa yang dia lakukan di sini? Pantas saja jika mereka semua menatapku. Ternyata Pak Baekhyun penyebabnya.

"Bisa ikut aku sebentar?" pinta Pak Baekhyun penuh harap.

Anak-anak berbisik-bisik sambil menatapku dan Pak Baekhyun bergantian. Ternyata kedatangan Pak Baekhyun ke kantin menarik perhatian mereka.

"Bapak ingin bicara?" tanyaku berusaha sopan.

Pak Baekhyun mengangguk.

"Bicara di sini saja," pintaku malas.

"Wah, ada urusan apa ya, Pak Baekhyun sama Aeris?"

"Anjiir, Pak Baekhyun makin cakep aja, ey!"

"Aeris beruntung banget ya, dikelilingi cogan. Gue juga mau!"

"Padahal Aeris gak cakep-cakep amat. Tapi dia bisa deket sama cogan. Pake pelet apa sih, dia?"

Anak-anak kini tidak lagi berbisik-bisik. Mereka semua terang-terangan membicarakanku. Aku menajamkan telinga mendengarkan ucapan mereka. Mereka pikir aku cewek apaan sampai dikira memakai pelet? Memangnya aku ikan lele? Sepertinya Pak Baekhyun, Chanyeol, dan Sehun juga mendengar ucapan mereka.

Sehun tiba-tiba berdiri. "Kalau kalian mengatakan hal yang tidak-tidak tentang Aeris. Kalian semua akan berurusan denganku!" desisnya tajam. Setajam silet.

Sehun menatap mereka semua. Sorot matanya tampak tajam dan mengintimidasi. Anak-anak yang ada di kantin langsung menunduk, menatap Sehun dengan takut-takut.

"Sumpah demi apa? Lo keren banget!" Chanyeol bertepuk tangan dengan heboh.

Pak Baekhyun menarik napas panjang. "Kita perlu bicara Aeris. Tapi tidak di sini!" Pak Baekhyun tiba-tiba menarikku agar ikut bersamanya.

Chanyeol dan Sehun kompak berdiri, menghalangiku dan Pak Baekhyun.

"Minggir kalian. Saya ada urusan dengan Aeris," perintah Pak Baekhyun dingin.

Sehun menggeram kesal. Tangannya mengepal kuat di kedua sisi tubuhnya. Aku tahu jika Sehun kesal dengan Pak Baekhyun. Atau mungkin cemburu.

Pak Baekhyun kembali menarikku agar ikut bersamanya. Sehun ingin mencegah, tapi aku berkata lewat tatapan mata agar membiarkanku pergi bersama Pak Baekhyun.

Bisik-bisik pun kembali terdengar. Ah, bodo amat. Aku tidak peduli, mencoba menulikan telinga menghadapi ucapan mereka.

❤❤❤

Pak Baekhyun membawaku ke ruangannya. Aku menundukan kepala saat melewati beberapa meja guru. Mereka menatap heran tanganku yang berada dalam genggaman Pak Baekhyun. Namun, Pak Baekhyun terus saja menarikku menuju ruangannya seolah tidak terpengaruh dengan tatapan ingin tahu dari mereka.

Aku dan Pak Baekhyun duduk bersebelahan di sofa. Aku memperhatikan ruangan Pak Baekhyun. Tidak banyak yang berubah dari ruangannya saat terakhir kali aku masuk ke dalam ruangannya. Tepatnya dua bulan yang lalu.

"Bapak mau bicara apa?" tanyaku karena sedari tadi dia hanya diam sambil menatapku dalam-dalam. Jantung kembali berulah di dalam sana. Aku selalu tidak tahan jika Pak Baekhyun menatap seperti itu.

"Kita makan dulu, setelah makan, baru kita bicara." Pak Baekhyun memberi semangkuk jajangmyeon yang tampak sangat menggiurkan. Sudah lama sekali aku ingin mencicipi makanan itu. Akhirnya kesampaian.

Pak Baekhyun mulai memakan jajangmyeon-nya. Aku malah diam memerhatikannya yang makan begitu lahab.

"Kenapa tidak dimakan? Nunggu aku suapi?" katanya menggoda sukses membuat wajahku memanas.

My Lovely TeacherTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon