The War

8K 345 30
                                    

Kurang ajar sekali Sehun. Ternyata dia jenius berotak mesum. Sudah dua kali Sehun melihat hal yang seharusnya tidak dia lihat. Aku mencoba untuk fokus mengerjakan tugas sejarah yang diberikan oleh Pak Roy, tapi malah gagal fokus karena Sehun terus mencuri pandang ke arahku.

Aku berdecak dan membanting bolpoin dengan kesal. "Bisa nggak sih lo berhenti liatin gue?"

"Mana mungkin aku berpaling melihat yang lain jika bidadari tanpa sayap ada di sebelahku."

Demi Neptunus dan kroco-kroconya yang ada di bawah laut sana. Tenggelamkan Sehun ke laut biar berenang bersama Spongebob dan Patrick. Atau kembalikan ke habitat aslinya di dalam mangkuk supaya bertemu dengan saudaranya si bihun. Kenapa Sehun berubah jadi makhluk aneh bin mesum seperti ini?

"Kalau lo liatin gue terus? Gue pukul kepala lo pakai ini?" Aku mengacungkan bolpoin ke arahnya.

Sehun malah terkekeh. "Cinta itu rumit ya, Ai?"

"Hah?"

"Padahal banyak cewek yang lebih cantik dari kamu. Lebih pintar dari kamu. Lebih sexy dari kamu. Tapi aku malah menyukai cewek sepertimu. Kamu itu unik dan limited edition."

"Lo itu muji atau menghina gue, sih?" Unik dan limited edition? Memangnya aku barang antik apa?

Sehun kembali terkekeh. "Ya, seperti kamu dan Pak Baekhyun. Padahal Pak Baekhyun galak banget sama kamu, tapi kamu tetep suka, kan?"

Aku mengerutkan dahi. Apa yang dikatakan Sehun memang ada benarnya. Walaupun Pak Baekhyun galak dan menyebalkan tingkat Dewa, tapi aku malah menyukai cowok sepertinya. Ah, cinta memang rumit.

"Sudah jangan ngelamun. Kerjain lagi tuh, tugasnya."

Aku menatap lesu tugas sejarah yang belum selesai. "Memangnya tugas lo udah selesai?"

"Sudah dong." Sehun menunjukkan tugasnya dengan bangga.

"Ih, sombong!"

Sehun malah terkekeh. Tidak heran jika dia sudah selesai mengerjakan karena soal seperti itu terlalu mudah bagi Sehun yang mempunyai otak encer.

❤❤❤

Karena terlambat, aku melewatkan mata pelajaran akuntansi yang berlangsung di jam pertama dan kedua. Aku harus mencari materi Buku Besar di perpustakaan jika tidak ingin tertinggal pelajaran itu. Namun, Sehun dengan baik hati mau mencarikan materi itu untukku.

"Thanks banget, ya?"

"Apa sih, yang nggak buat kamu."

Aku memutar bola mata malas. "Please deh, ah!" Sehun malah mengacak puncak kepalaku.

"Sehun, ih!" Aku pun merapikan rambut yang berantakan karena Sehun.

"Ikut gue bentar!" Tidak ada angin tidak ada hujan, tidak ada badai, Chanyeol tiba-tiba menarikku agar ikut bersamanya.

"Ada apa? Lo mau ngomong sesuatu?" Chanyeol terus menarikku. Aku pun berusaha mengikuti langkah kakinya yang lebar.

"Akh!" Aku meringis karena Chanyeol mengempaskan tanganku dengan cukup keras. "Lo kenapa, sih?" Tidak ada angin, tidak ada hujan, Chanyeol seperti orang kesurupan.

"Lo apain Alanis tadi?"

"Alanis?" tanyaku tidak mengerti. "Gue nggak ngapa-ngapain dia."

My Lovely TeacherWhere stories live. Discover now