Baikan

6.9K 355 19
                                    

Aku sedang di kantin, menikmati sepiring somay bersama Sehun dan Chanyeol. Sebenarnya aku lagi malas makan, tapi mereka berdua selalu memaksa. Suasana kantin saat ini sangat ramai. Banyak anak-anak yang menghabiskan jam istirahat mereka di sini.

"Ayo makan!" Sehun ingin menyuapiku somay lagi.

"Gak mau. Gue udah kenyang,"

"Kalau Aeris gak mau. Biar gue aja yang ngabisin." Chanyeol meraih piring somayku yang tampak masih penuh. Dengan lahap dia menghabiskan somay itu.

"Dasar perut karet!" cibir Sehun.

Aku senang melihat Chanyeol dan Sehun. Hubungan mereka membaik setelah acara Dies Natalies sekolah sebulan yang lalu. Keduanya sekarang mulai jarang bertengkar. Bahkan Chanyeol dan Sehun sering menghabiskan waktu bersama. Kurasa mereka sudah berteman.

"Gue heran sama kalian. Kenapa bisa akur kayak gini?"

"Lo gak senang liat kami akur?" Chanyeol mengelap sudut bibirnya yang belepotan karena sambal somay.

"Seneng lah, seneng banget malah. Tapi aneh aja gitu. Biasanya kalian selalu berantem, tiba-tiba mendadak akur. Pasti ada udang di balik rempeyek." Aku menatap Chanyeol dan Sehun curiga.

"Sebagai barisan mantan yang paling keren. Gue dan Sehun memutuskan tidak melakukan gencatan senjata lagi karena kami mempunyai misi yang lebih penting," ucap Chanyeol sok serius.

"Misi penting. Maksud lo?" tanyaku tidak mengerti.

"Gue dan Sehun bakal pasang badan kalau lo disakitin sama Pak Baekhyun. Gue dan Sehun akan berdiri di garis paling depan buat lindungin elo. Oke, Hun!" Chanyeol mengulurkan tangannya, meminta dukungan ke Sehun.

"Males banget, gue. Lebay lo!" Sehun menepis tangan Chanyeol dengan kasar.

Wajah Chanyeol seketika berubah sendu. "Kaku amat lo jadi cowok. Gak ada lucu-lucunya sama sekali. Gue aja gak pernah liat lo senyum," cibir Chanyeol.

"Senyum gue hanya untuk satu orang."

"Siapa?" tanya Chanyeol ingin tahu.

Sehun menatapku lekat. "Dia."

Chanyeol mengikuti arah pandang Sehun, lantas melotot. "Lo nyolong start. Kita kan, udah sepakat bakal deketin Aeris lagi kalau dia udah putus dari Pak Baekhyun!"

"Gue gak nyolong start. Bego!" Sehun balas melotot.

Apa yang Chanyeol dan Sehun bicarakan? Apa mereka berharap aku segera putus dari Pak Baekhyun? Dasar. Baru saja akur, Chanyeol dan Sehun sekarang sudah adu mulut lagi.

Aku menghela napas panjang. Melipat kedua tangan di atas meja sebagai tumpuan kepala. Seminggu ini hubungaku dengan Pak Baekhyun memburuk. Aku masih mengabaikan Pak Baekhyun saat dia mengisi pelajaran di kelas. Padahal aku tahu jika Pak Baekhyun sering mencuri-curi pandang ke arahku. Pesan atau telepon darinya pun masih kuabaikan. Jujur, aku masih kesal.

Beberapa hari yang lalu, Alisa mengatakan jika melihat seorang wanita cantik datang ke sekolah menemui Pak Baekhuyun. Pikiranku langsung tertuju ke Aluna. Mereka kini sering menghabiskan waktu bersama. Aku merasa semakin jauh dari Pak Baekhyun dan mulai ragu dengan posisiku. Sepertinya begitu sulit untukku menggantikan posisi Aluna di hati pak Baekhyun.

Suasana kantin mendadak hening. Sehun dan Chanyeol pun sudah tidak terdengar beradu mulut lagi. Semua anak yang ada di kantin tampak fokus menatapku. Begitu juga dengan Chanyeol dan Sehun.

"Kenapa lo semua pada liatin gue?" tanyaku heran.

"Itu ... di belakang lo!" Chanyeol menunjuk seseorang yang berdiri di belakangku dengan takut-takut. Aku pun segera berbalik.

My Lovely TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang