I'm Down

19.4K 538 1
                                    

BRAK!

Suara bantingan pintu terdengar keras membuatku sontak membuka mata. Ruang musik terlihat terang, sepertinya hari sudah pagi. Aku mengerutkan dahi, merasa ada sesuatu yang berat sedang menindih perut. Tunggu! Tangan siapa ini?

"Huwah..." Aku refleks mendorong tubuh Pak Baekhyun agar menjauh.

"Ernghh..." erang Pak Baekhyun sebelum membuka kedua matanya.

"Pertunjukan yang bagus Aeris!"

Aku tersentak. Sejak kapan Chanyeol ada di sini?

"Lo nyuruh gue datang ke sini cuma buat liat lo tidur berdua sama guru baru ini?" Chanyeol menatapku tajam.

Aku tergagap, sepertinya Chanyeol salah paham. Aku pun segera berdiri, menghampiri Chanyeol untuk menjelaskan semuanya.

"Ugh...." Aku melenguh karena kepalaku tiba-tiba berdenyut sakit.

"Kau tidak apa-apa?" Pak Baekhyun menahan tubuhku agar tidak jatuh.

"Saya tidak apa-apa," ucapku sambil menurunkan kedua tangan Pak Baekhyun dari bahuku.

"Chanyeol, lo salah paham." Aku mencoba meraih tangannya,  tapi Chanyeol malah menepis tanganku dengan kasar.

"Salah paham apanya, Aeris?" desisnya tajam.

Kedua mata memanas. Jangan sampai aku kehilangan sahabat lagi. Aku harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi ke Chanyeol. "Gue mohon, dengarkan dulu penjelasan gue."

"Penjelasan apa lagi, hah?"

"Gue kekunci di dalam. Gue udah coba telepon lo kemarin, tapi lo nggak angkat telepon gue. Gue juga udah ngirim pesan buat lo."

Chanyeol hanya diam. Dalam hati aku berharap dia mau menerima semua penjelasanku.

"BULLSHIT!!" teriaknya tepat di depan wajahku. Bulir bening yang sudah berusaha kutahan akhirnya jatuh. Aku tidak pernah menyangka Chanyeol tega membentak sekasar itu.

"Kenapa kau membentak Aeris?" Pak Baekhyun tiba-tiba berdiri di hadapan. Seolah-olah melindungiku dari kemarahan Chanyeol.

Chanyeol menatapku lekat, kekecewan tergambar jelas di matanya. "Gue kecewa sama lo!"

Chanyeol menendang pintu dengan keras sebelum pergi meninggalkan kami. Aku pun segera berlari menyusulnya.

"Chanyeol, tunggu!"

Chanyeol terus berjalan tanpa mempedulikan teriakanku. Kepala terasa semakin sakit, napas pun mulai terasa berat. Aku pun berhenti sebentar, berpegangan pada tembok untuk mengatur napas.

"Aku akan mengantarmu pulang." Tanpa menunggu persetujuan, Pak Baekhyun menarikku menuju mobilnya begitu saja.

❤❤❤

"Aku boleh bertanya sesuatu?" Pak Baekhyun membuka suara karena sedari tadi kami hanya diam. Aku lebih tertarik melihat jalanan melalui kaca mobil di sampingku.

"Tanya apa?" ucapku tanpa bergerak dari posisi semula.

"Apa kalian berdua pacaran?"

"Maksud Bapak?" Aku kini beralih menatapnya.

"Kau dan Chanyeol."

"Tidak, kami hanya bersahabat."

"Kenapa Chanyeol bisa marah seperti itu?"

My Lovely TeacherWhere stories live. Discover now