misterius girl

20.9K 631 2
                                    

Tok...tok ..bunyi ketukan pintu kamar dari luar.

"Non...non Jelita ini bibi, udah pagi non ayo non turun dan makan pagi" seru bi Yani pembantu sekaligus pengasuh Jelita dari kecil.

"Ya bi ...Jelita akan turun" ucap Jelita tapi masih di dengar bi Yani.

Di rumah yang besar dan mewah bergaya eropa klasik yang hanya di tinggali dua orang yaitu bi Yani dan Jelita.

"Bi sini makan sama Jelita sekalian " Jelita mengajak bi Yani makan bersama dia, dia tidak memperlakukan bi Yani layaknya pelayan melainkan seperti ibu kedua baginya.

"Apa non mau bawa bekal " tanya bi Yani di jawab gelengan Jelita.

"Nggak bi nanti aku makan di sekolah aja yaudah bi aku mau berangkat sekolah dulu "Jelita meraih kunci motor scoppynya dan menyalimi tangan bi Yani, bukan dia tidak mempunyai mobil tapi dia hanya bersikap seadanya Jelita tidak suka memamerkan apa yang dia punya.

Ketika Jelita sampai di Heldi International School sekolah yang di bilang hanya orang tertentu dan prestasi tinggi yang bisa masuk sekolah itu.

Banyak omongan yang di dengar Jelita tapi Jelita hanya menggangap angin lalu.

"si kismin datang "
" aduh...ngotor ngotori sekolah aja "
" gadis aneh "
dan masih banyak bisikan yang lain jelita hanya menghela nafas sabar.

bruk...

"Sorry " ucap Jelita melenggang pergi setelah tidak sengaja menabrak laki laki tersebut tapi pergelangan Jelita langsung di tarik oleh laki laki tersebut.

"Lo kalau jalan itu pakai mata " tatap tajam laki laki itu.

"Hm" hanya deheman yang keluar dari mulut Jelita bukan karena takut melainkan dia tidak mau cari masalah.

"Udah..." tanya datar Jelita dan langsung menghempaskan kasar tangan Gabriel lalu pergi meninggalkan Gabriel yang geram.

Laki laki itu adalah Gabriel most wanted di HIS sekaligus anak pemilik sekolah tersebut yang banyak di gandrungi kaum hawa.

"Lihat aja lo ..." Gabriel mengepalkan tanganya dan memandangi kepergian Jelita yang semakin menghilang.

Kring...kring... bunyi bel jam istirahat berbunyi dan sudah di tunggu tunggu semua murid.

Jelita berjalan di sepanjang koridoor menuju taman belakang sekolah tapi sebuah kaki menghadang langkahnya.

bruk...
Jelitapun terjatuh dia mendongak ke atas ternyata cowok itu Gabriel dan terjadilah semua orang yang melihat itu mentertawakanya.

Jelita langsung bangkit tanpa sepekata katapun meninggalkan Gabriel kaget akan reaksinya dia mengira Jelita akan berteriak dan mengamuk tapi nyatanya tidak.

Suasana kantin pun sangat ramai setiap stand penuh dengan siswa membeli makanan.

"Eh...Bril tadi gua lihat tuh cewek aneh banget dia itu bodoh atau goblok sih sama sekali gak ada respon gitu " ucap Abim tertawa kecil sekarang Gabriel dkk sedang menikmati makananya di kantin.

"Ya..juga gua kira dia bakal teriak teriak, ngamuk gitu tapi nyatanya malah jauh dari ekspektasi gua" heboh Deka membuat yang lainya jengah.

"Gadis itu gua lihat dia dari kelas sepuluh sampai sekarang dia selalu sendiri bahkan setiap orang yang ingin berteman denganya kagak ada yang betah" Zigo angkat suara sambil mengarahkan garpu ke Abim, Gabriel, Deka.

"Ya ...juga sih gua juga gak pernah liat dia ama temenya" ucap Deka mengedikan bahunya.

"Akh...males gua mikirin gadis nggak jelas itu "Gabriel berdiri dari duduknya di ikuti yang lain.

Di taman yang kecil tapi berkesan indah di penuhi bunga bunga beraneka ragam tempat sekarang Jelita memejamkan matanya dan merasakan angin yang menerpa rambut hitam indahnya.

"Mengapa semua terjadi di hidup Jelita ya tuhan, jika ini semua kehendakmu dan ujian darimu berilah kesabaran untuk jelita menghadapi semua" batin Jelita dan dia membuka matanya.

Ada sepasang mata yang tak sengaja melihatnya dari balik pohon yaitu, Gabriel saat melewati taman menuju lapangan perhatian Gabriel tertarik kepada Jelita yang terduduk sendirian.

"Cewek aneh " gumam Gabriel dan melanjutkan tujuan pertamanya.

kring....kring...kring 

Bunyi bel berakhir seluruh pelajaran semua murid berhambur keluar tapi Jelita tidak akan langsung pulang kerumahnya, dia harus mengunjungi tempat yang tak di sukai banyak orang.

drt...drt...getaran ponsel Jelita.

"Hallo ya...ia saya sebentar lagi kesana" panik Jelita.

"......."

"Baik terimakasih " Jelita langsung menutup telponya.

Setelah setengah jam perjalanan Jelita sampai di gedung yang tinggi bertuliskan RUMAH SAKIT JIWA HARAPAN .

"Mama ...." teriak Jelita melihat mamanya mengamuk dan dokter suster bisa di lihat sangat kewalahan.

"Jelita ....dari tadi mama kamu mengamuk dan teriak teriak sepertinya ingatan dari masa lalunya terlintas lagi " jelas dokter itu yang bername tag Ariana Dewi.

"Makasih dok...ma...mama sekarang tenang yah...jelita ada disini untuk mama " Jelita memeluk mamanya erat memberikan ketenangan.

"Pria....pria itu di sana...sana " teriak histeris mama Jelita mengacak rambutnya dan menunjuk ke arah jendela.

"Nggak ma..disini sekarang cuma ada Jelita sama mama " sekarang Jelita menangis setelah sekian lama air matanya di tahan.

"Sekarang mama tenang yah.." Jelita mengelus pundak mamanya dan dokter dewi menyuntikan obat penenang membuat Rieke memejamkan matanya terlelap.

"Jelita ada yang ingin saya bicarakan sama kamu " dokter Dewi mengajak Jelita keluar.

"Gimana kondisi mama saya dokter" tanya jelita yang emosinya sudah mereda.

"Nyonya Rieke kondisinya sampai sekarang masih belum bisa di katakan baik baik saja yang maksudnya kenangan kenangan buruk dan masih trauma, akan kejadian yang menimpanya dan semakin membuat kesehatan psikisnya memburuk juga, seperti belakangan ini dia sering mengamuk secara histeris saya harap kamu bisa sabar menghadapi kondisi mama kamu " jelas dokter Dewi.

"Terimakasaih dok karena dokter selama bertahun tahun mau merawat mama saya dan saya juga selalu sabar akan kondisi mama saya, karena saya ingin mama saya cepet sembuh karena bagi saya mama saya adalah segalanya " Jelita menggengam tangan dokter Dewi di balas senyum hangat dokter Dewi.

Dokter Dewi juga sudah mengenal Jelita dari kecil seluk beluk hidupnya Jelita ia tahu dan membuatnya merasa bangga karena Jelita sangat sabar dengan menghadapi masalah di hidupnya, dan kasihan karena di usianya yang harus merasakan kesenangan dari keluarga utuhnya malah terenggut.

"Tolong jaga mama saya dok, kalau ada apa apa yang terjadi dengan mama saya tolong hubungin saya segera kalau gitu saya permisi dulu" pamit jelita di angguki dokter Dewi.

ini cerita kedua aku kalau tidak salah ...

jika ada kesalahan bahasa , alur , penokohan aku minta
maaf...ok

SO STAY VOTE AND COMEENT

I LOVE YOU ALL💕

Misterius girlWhere stories live. Discover now