#16: Broken Heart

1.5K 203 30
                                    

Pagi-pagi sekali Seokjin terbangun dari tidur nyenyaknya, sekitar pukul lima pagi. Ini sudah menjadi kebiasaan sejak Jineun keluar dari rumah sakit pasca kerasukan boneka Jasmine.

Lelaki itu akan pergi ke kamar anak tunggalnya untuk mengecek keadaan. Setelah sampai sana, senyumnya mengembang. Ia melihat putrinya masih tidur nyenyak dibalik selimut.

Seokjin menyingkirkan rambut yang menutupi sebagian wajah sang anak, lalu mencium keningnya lembut. "Eunji-ya, tolong jaga anak kita dari atas sana."

🖤

Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, tapi tak membuat seorang gadis bernama Kim Jineun terbangun dari tidurnya. Cuaca yang dingin karena mendung membuatnya semakin nyenyak.

Pintu kamarnya terbuka, Jungkook masuk dengan kursi rodanya. Ia tersenyum gemas melihat keponakannya yang masih bergelung di dalam selimutnya.

"Baby bangun." Jungkook menggerakkan lengan Jineun pelan, tapi keponakannya itu hanya menggeliat pelan dan lanjut tidur lagi. "Ya Tuhan, nyenyak sekali tidurnya."

Jungkook menggelengkan kepala, sesaat kemudian tersenyum jahil. Mungkin mengerjai keponakannya sedikit tidak apa-apa, kan?

Kedua tangannya bertumpu pada sisi tempat tidur, ia memindahkan tubuhnya dengan hati-hati. Ketika dirinya sudah duduk di kasur, Jungkook membisikkan sesuatu, "Jineun, es krim-mu dihabiskan oleh Hanna."

Mata Jineun langsung membulat, ia langsung duduk dan menatap Jungkook panik. "Samchon serius?"

Jungkook mengangguk dramatis. Ia ingin tertawa, tapi tidak ingin ketahuan jika dirinya hanya sedang main-main.

"TIDAK!" Jineun berteriak. Ia turun dari kasur dan berlari keluar kamarnya.

Jungkook terbahak-bahak sampai perutnya sakit dan mengeluarkan setitik air mata. "Akhirnya aku berhasil membangunkan bayi koala itu."

🖤

"Eonni!" Jineun berteriak kencang, Hanna yang sedang duduk santai di sofa bersama Seokjin pun terkejut bukan main.

"Kenapa teriak-teriak? Ini masih pagi, Sayang." Seokjin menegur.

Jineun tak menghiraukan, ia berjalan cepat ke arah Hanna dan memukulinya habis-habisan.

"Hei? Apa-apaan ini? Akh! Sakit, ya ampun kau kenapa, sih?" Hanna meringis sakit.

Seokjin yang berada di sampingnya pun meringis pilu. "Jineun, kenapa kau memukul bibimu begitu?"

Jineun mendengus. Ia menatap tajam Hanna sesaat kemudian terisak. "Appa." Ia merengek, "Eonni jahat. Dia menghabiskan semua es krim-ku."

"Eh?" Dua kakak beradik itu mengerutkan keningnya bingung. "Apa maksudmu? Aku saja baru pulang semalam kau malah menyalahiku!"

"Jangan bohong!"

"Aku tidak bohong, Jineun. Kalaupun aku mau, aku bisa beli es krim sendiri tanpa harus mengambil es krim-mu."

Seokjin melerai perdebatan dua gadis di depannya. "Siapa yang bilang kalau es krim-mu habis dimakan Hanna?" tanya Seokjin.

"Jungkook-ie Samchon."

Sudah kuduga. Seokjin menarik napas panjang. "Apa yang dikatakan pamanmu itu tidak benar. Es krim-mu masih penuh di dalam freezer dan tidak ada yang berkurang satupun."

"Benarkah?"

Seokjin mengangguk. Ia menarik pergelangan tangan sang anak dengan lembut dan menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. Ia merapikan rambut Jineun yang berantakan karena bangun tidur tadi.

INDIGO 2 : I Can See "You"•KsjWhere stories live. Discover now