#10 : Who's The Killer?

2.1K 287 185
                                    

Saat ini Seokjin sedang berhadapan dengan kepala sekolah Jineun. Raut wajahnya terlihat sangat serius, tatapannya tajam membuat kepala sekolah yang sudah berumur itu bergidik ngeri.

"Jadi, apa Anda bisa memantau perkembangan murid-murid Anda?"

Setelah mendengar cerita dari Seokjin, beliau benar-benar menyesal karena tak memantau anak-anak didiknya dengan baik.

"Ya. Saya akan menindaklanjuti kasus ini. Saya akan menelepon orang tua Jo Hyunra, Nam Joohyeon dan Jung Hyewon sekarang juga."

Seokjin melirik jam yang menggantung di dinding. "Tidak perlu terburu-buru, saya juga tidak bisa lama-lama di sini. Baiklah, saya permisi."

Seokjin berdiri, membungkuk 90° lalu keluar dari ruangan kepala sekolah.

Ternyata, sekarang guru-guru sedang rapat untuk ujian kelas 12 nanti, jadi semua murid dibebaskan dari jam pelajaran.

Koridor sudah dipenuhi dengan murid yang sedang mengobrol, bahkan ada yang berlari-larian seperti anak kecil.

Seokjin menggelengkan kepalanya maklum. Anak muda zaman sekarang.

Lelaki itu melewati kelas Jineun, kedua mata biru Seokjin mengintip dari jendela, ternyata anaknya sedang makan bersama dengan Yoonji. Rasa khawatir Seokjin berkurang karena ada Yoonji yang sudah menjadi teman Jineun.

Seokjin melanjutkan perjalanan tanpa menganggu Jineun, ketika sampai di tangga yang menghubungkan dengan lantai satu, ia melihat tiga gadis sedang tertawa bawah sana.

Seokjin mengenali mereka yang sudah membuat mental anaknya terguncang.

"Apa kalian yang sudah memaksa anakku untuk masuk ke rumah itu?"

Ketiganya terkejut dan langsung berbalik badan. Tubuhnya gemetar saat bertemu dengan Seokjin. Karena sewaktu Seokjin menciduknya di kelas, mereka langsung terbirit-birit dan menghindar dari masalah.

"Ahjussi, itu... kami tidak-"

"Karena tindakan kalian, Jineun sampai masuk rumah sakit dan terus ketakutan. Jika saja ia tidak bisa keluar dari rumah itu, apa kalian ingin bertanggung jawab?"

Seokjin murka, membuat hawa di sekitar berubah drastis hingga membuat mereka merinding.

"Andaikan keadaan berbalik, Jineun memaksa kalian untuk masuk ke rumah itu, apa kalian mau?"

Ketiganya menggeleng kompak. "Maaf, Ahjussi. Kami hanya bermain-main."

Seokjin tersenyum sinis. Ia melangkahkan kakinya membuat tiga gadis di depannya mundur. "Bermain-main katamu? Sekarang kutanya, berapa usia kalian? Lima tahun? Tujuh tahun? Apa di usia kalian yang sekarang belum bisa membedakan mana yang berbahaya dan yang tidak?"

Kedua tangannya Seokjin terkepal kuat di samping tubuhnya, napasnya memberat pertanda ia benar-benar marah. Dan... ada yang aneh dari kedua mata Seokjin.

"Appa!" Sebuah suara memanggil Seokjin dari atas, karena tak mendapat sahutan, Kim Jineun segera berlari ke bawah dan menyadarkan ayahnya sebelum benar-benar kerasukan iblis.

Lee Yoonji yang berada di samping Jineun pun melihat keanehan dalam diri Seokjin, ia menepuk pundak Seokjin agak keras setelah itu jiwa Seokjin kembali pada tubuhnya.

"Appa sudahlah, biarkan mereka," kata Jineun.

"Apa kau memaafkannya?" tanya Seokjin.

"Tindakan mereka memang sudah keterlaluan, aku tidak memaafkannya tapi aku tidak dendam padanya."

Mendengar penuturan Jineun, tiga gadis itu semakin menunduk, menyenggol lengan satu sama lain kemudian memilih kabur dari sana.

"Dasar pengecut, dia yang berbuat salah tapi dia yang kabur," celoteh Yoonji.

INDIGO 2 : I Can See "You"•KsjWhere stories live. Discover now