#15: Fear

1.4K 223 50
                                    

Special 4K followers




Acara pembakaran boneka setan telah selesai. Seokjin dan pamannya sudah bisa bernapas lega. Setelah ini, tak ada lagi teror atau kasus pembunuhan mengerikan di Seoul.

Sekarang, kedua lelaki itu sedang berhadapan dengan pastor yang ikut turun tangan memusnahkan boneka itu kemarin.

"Terima kasih sudah membantu kami, Pastor. Kami permisi dulu."

Pastor yang berusia sama dengan Tuan Kim itu mengangguk. "Tidak perlu berterimakasih. Kedepannya kalian harus lebih berhati-hati lagi. Terutama kau, Kim Seokjin. Di lemari gudangmu banyak benda-benda misterius, kan? Lain kali kunci lemari itu agar tidak ada orang lain lagi yang membuka."

"Baik. Saya janji tidak akan lengah lagi."

Selepas mengobrol, Seokjin berpamitan pulang lebih dulu pada pastor dan juga pamannya.

Lelaki itu mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit tempat Jungkook dan Jineun dirawat. Kemarin setelah lehernya diobati oleh Tuan Kim agar pendarahannya berhenti, Jungkook dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan tranfusi darah.

Kenapa tidak pihak rumah sakit saja yang menghentikan pendarahan di leher Jungkook? Ingatkan kalau luka itu berasal dari boneka setan? Pihak medis tidak akan bisa mengatasinya.

Untuk Jineun, putri dari Kim Seokjin itu keadaannya membaik. Ia hanya mendapatkan luka memar dan lecet di tubuhnya.

Tadi pagi, Hanna yang baru pulang dari rumah temannya pun terkejut melihat kamar Jineun yang sangat berantakan. Ia semakin dibuat  panik dengan adanya darah di tempat tidur Jungkook.

Suara deringan ponsel yang tergeletak di dashboard mobil mengalihkan atensi Seokjin. Pria itu meraihnya, lalu menerima panggilan masuk tersebut.

"Hallo, Hanna?"

“Oppa, kau di mana? Jineun mengamuk.”

Tubuh Seokjin menegang. "Aku sedang perjalanan ke sana. Sekarang bagaimana keadaan Jineun?"

“Sudah diberi obat penenang oleh dokter. Oppa cepat ke sini, ya?”

Seokjin mengembuskan napas. "Iya."

🖤

Jineun mengalami trauma lagi. Ia mengamuk karena sewaktu siuman tidak ada orang di sisinya. Hanna menyalahkan diri sendiri karena menerima telepon dari kekasihnya dan lebih memilih mengobrol di luar karena ia takut mengganggu Jineun.

Sejak Seokjin sampai ke kamar rawat sang anak, ia terus mengelus rambut hitam Jineun tanpa henti. Diperhatikannya wajah itu dengan saksama, sesaat kemudian ia merindukan istrinya.

Wajah Jineun semakin manis dan imut saat warna rambutnya sudah seperti semula, wajahnya semakin bulat, dan tentu membuatnya semakin mirip dengan sang ibu.

Pintu terketuk, Seokjin menoleh kemudian tersenyum ketika melihat keluarga Lee datang.

"Apa yang terjadi, Seokjin?" tanya Tuan Lee.

"Kejadian tak terduga, Hyung. Kalian tahu kami ada di rumah sakit?"

"Iya. Tadi Yoonji bertamu ke rumahmu, niatnya ingin memberikan oleh-oleh dari Indonesia, tapi pelayan rumahmu bilang Jineun dan Jungkook dirawat di rumah sakit. Jadilah kami menyusul ke sini."

INDIGO 2 : I Can See "You"•KsjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang