#7 : Mate In The Future

2.4K 351 42
                                    

[Siders? Gua sumpahin jadi konglomerat.]

💖

💖

Seokjin mengambil buku tebal tersebut, setelah melihat lukisan tangan yang dibuat oleh Jineun, ia mengernyitkan dahi.

"Ini... seperti..."

"Baby, kau tidak salah? Ini bukankah IU seorang model terkenal?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baby, kau tidak salah? Ini bukankah IU seorang model terkenal?"








Melamun adalah hobi Seokjin yang sekarang, sejak pertemuannya dengan wanita yang mirip dengan mendiang sang istri, ia lebih banyak berpikir.

Berpikir hal yang mungkin tidak masuk akal.

"Apa sebelumnya kau punya kembaran, Sayang?" Seokjin bergumam.

Tiba-tiba suara klakson yang bersahut-sahutan dari belakang mulai terdengar, Seokjin baru menyadari jika dirinya masih terjebak di lampu merah.

“Hei! Cepat jalan!”

Seokjin berdecak saat pengendara di belakangnya mengomel, ia menarik pedal gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Perjalanan menuju sekolah sang anak sudah dekat, Seokjin memperlambat laju kendaraannya kala melihat wanita yang sedang dipikirkan tengah berada di taman sambil menyuapi anak kecil.

Seokjin ingat, itu anak kecil yang dulu ditemuinya juga saat di rumah sakit. Apa mereka tinggal di sekitar sini?

Karena penasaran, Seokjin menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Kaki jenjangnya menapaki tanah berumput yang berada di taman tersebut.

Seokjin melihatnya,  bagaimana cara wanita itu menyuapi si bocah, dan menggendongnya lembut. Andai saja Jineun sempat merasakan itu semua.

Wanita berambut hitam yang berhasil mengunci semua pergerakan Seokjin kini mulai bercanda dengan bocah di gendongannya.

Wanita itu melihat ke arah Seokjin, dan memberikan senyum ketika pria bermata biru tersebut menatapnya tanpa berkedip.

Aku benar-benar merasakan kehadiranmu di sini, Sayang.

"Halo, ada yang bisa kubantu?"

Seokjin tersentak, saking fokusnya melamun sampai tak menyadari jika wanita tersebut menghampirinya.

"Maaf?" tanya Seokjin.

"Ada yang bisa kubantu, Tuan? Sedari tadi Anda terus memerhatikan kami."

Seokjin gelagapan, ia berusaha mencari alasan namun yang bisa dilakukannya sekarang hanyalah menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Sebenarnya tidak apa apa-apa, aku hanya senang melihatmu bermain dengan bocah ini. Apa dia anakmu?" Akhirnya Seokjin bisa juga berbasa-basi.

Wanita itu menggeleng. "Saya pengasuhnya. Apa yang Anda lakukan di sini, Tuan?"

INDIGO 2 : I Can See "You"•KsjWhere stories live. Discover now