"Papa memperlakukan Aeris dengan ba ...."

Tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dari luar yang membuat Mama panik.

"Sepertinya Papamu pulang. Mama harus pergi. Jaga diri kamu baik-baik Aeris. Tetap sehat. Mama pasti datang lagi untuk menjemputmu." Mama perlahan melepas tanganku dari genggamannya.

"Mama jangan pergi...!" Ingin sekali aku menahan Mama agar tidak pergi. Namun, aku tidak bisa.

"Maafkan Mama, Aeris." Mama mengecup kedua pipiku sebagai salam perpisahan.

Tubuhku luruh di lantai selepas kepergian Mama. Sudah lama aku menantikan kehadirannya, dan sekarang Mama malah pergi lagi.

"Kamu ngapain di sini? Sudah malam, lebih baik kamu tidur!" perintah Papa tegas.

"Baik." Aku mengusap air mata dan segera pergi ke kamar. Mencoba tidur untuk melupakan sejenak kesedihan.

❤❤❤

"Astaga! Lo bikin gue jantungan!" Aku mengusap dada, terkejut karena Sehun sudah ada di dalam kamar.

"Biasa aja kali. Aku kan, udah sering masuk ke kamar kamu." Sehun sedang berbaring di atas tempat tidurku yang nyaman. Aku mendengus kesal melihatnya. Kebiasaan.

Entah ini hanya perasaanku saja atau apa. Aku merasa jika Sehun akhir-akhir ini sedikit berubah. Sehun mulai jarang menggoda, padahal dulu hampir setiap hari Sehun selalu menggoda dan membuatku kesal.

"Kamu habis nangis?" Sehun memerhatikan wajahku lekat.

"Enggak," dustaku.

"Bohong. Matamu merah, hidungmu sembab, dan ada jejak air mata di pipimu. Masih mau bohong sama aku?"

Aku reflek mengusap wajah. Aku baru sadar jika penglihatan Sehun sangat tajam.

"Siapa yang membuatmu menangis? Apa mungkin Pak Baekhyun?"

Kedua mataku sontak melotot mendengar ucapannya. "Nggak ada, gue nggak nangis. Lo pikir Pak Baekhyun yang bikin gue nangis?"

Sehun mengangkat bahu tidak peduli. "Kalau dia membuatmu menangis. Aku bakal menjadi orang pertama yang akan menghajarnya, huf, huf, huf." Sehun menggerakkan tangannya seperti petinju profesional.

Pletack.

Aku memukul belakang kepalanya lumayan keras. Enak saja Sehun menuduh Pak Baekhyun yang menyebabkanku menangis.

"Kenapa kamu memukulku?" tanya Sehun dengan wajah kesal.

"Lo cemburu kan, karena gue jadian sama Pak Baekhyun?"

Sehun mendesah panjang. "Pakai nanya," jawabnya kesal.

Aku terkekeh mendengar jawabannya. "Mangkannya cepat cari pacar. Kayaknya Alanis masih suka sama lo." Aku ingin mencoba memperbaiki hubungan Sehun dengan Alanis. Sepertinya Alanis juga masih menyukai Sehun. Lalu, kenapa dia malah berpacaran dengan Chanyeol? Apa Alanis hanya menjadikan Chanyeol sebagai pelarian? Entahlah, aku tidak mau pusing memikirkannya.

"Aku maunya kamu," jawab Sehun sambil menatapku.

"Lo kan udah ta ...."

"Iya, aku sudah tahu kalau kamu sudah jadian sama Pak Baekhyun. Jadi, tidak perlu memberitahuku lagi." Sehun memotong ucapanku. Wajahnya terlihat sangat menyedihkan.

My Lovely TeacherWhere stories live. Discover now