A Day

3.8K 209 4
                                    

Hari ini mestinya aku pergi ke Pantai Ancol sama Kak Arga. Tapi dia datang ke apartemenku, bukan untuk menjemput melainkan memberitahu kalau dia hari ini ada kerjaan yang gak bisa ia tinggali.

Aku marah dan kecewa. Tentu saja. Tapi karena dia menyempatkan diri untuk mampir, dan kami berdua 'melakukannya' lagi di apartemenku, aku jadi agak sedikit terhibur. Dan lagi, nanti malam dia janji mau menginap di apartemenku.

Cihuiii..!! Itu artinya, semalaman aku bisa enak-enak berdua dengan Kak Arga.

Tok-Tok-Tok

"Dira, mo ikut pergi gak?!"

Cklek.

Kudapati Jordie dan Kak Rengga berdiri di hadapanku. Memakai pakaian kasual, dan sebuah tas jinjing berukuran sedang.

"Mau ke puncak nih, mau ikut gak?"

"Maunya sih ke pantai tadinya.."

"Iya, gue udah tahu."

"Nguping ya?!"

"Kedengeran kok.."

Hah?!! Aku tersentak bukan main. Kalau Jordie bisa mendengar obrolanku dengan Kak Arga, apa jangan-jangan dia juga mendengar apa yang selama ini aku lakukan dengan Kak Arga dan Mas Taufan juga?!

"Gak usah ke pantai, Dir. Bikin kulit item. Panas."

Benar juga yang dikatakan Kak Rengga. Tapi kan aku udah sedia sunblock sebelumnya.

"Kak Fahmi ikut juga?"

"Iya. Dia udah nunggu di bawah." Jawab Kak Rengga.

"Kalau Kak Kenny.."

"Gak. Dia kan hari ini ada penyuluhan di kampus."

"Beneran, Jord?!"

"Gue ngajak lo, karena gak ada dia. Udah yuk, buruan!"

"Oke!"

Aku langsung memakai sandal jepitku seharga Rp 45.000, dompet, dan hapeku.

"Nginep apa enggak?"

"Ya liat aja nanti." Jawab Jordie.

Gak apalah. Mau nginep atau enggak, yang penting aku happy. Weekend gak diem aja tiduran di kamar. Apalagi, si manusia reseh itu gak ikut. Hihi, aku bisa bebas, sebebas-bebasnya...!!

Jlebbb...!

Tapi ternyata aku tertipu!

"Mobil gue mogok."

"Yaudah lo ikut mobil gue aja.."

Aku melihat ke arah luar. Huh, pasti itu cuma akal-akalan dia aja! Mana mugkin mobil mahal gitu bisa mogok! Apalagi jarak Jakarta Puncak kan cuma dua sampai tiga jam doang.

"Dira, nanti lo duduk sama..."

Aku udah bergerak cepat. Pindah ke bangku paling belakang. Duduk diantara tumpukkan tas dan barang bawaan lainnya.

"Dira, kok lo duduknya.."

"Gak papa, Kak. Aku duduk di belakang aja. Kak Fahmi di tengah aja sama itu tuh.." Kataku kikuk. Sekilas kulirik Jordie yang sepertinya sedang cengar-cengir penuh kemisteriusan.

20 menit perjalanan... Aku merasa enjoy duduk di bangku paling belakang. Aku bisa melihat dia. Meski cuma leher, rambut, dan punggungnya aja. Tapi yang penting, dia gak bisa melihatku.

"Permen jahe, Dir. Biar gak masuk angin."

Seketika kupejamkan mata. Aku pura-pura tertidur dengan suara dengkuran yang kubuat-buat senatural mungkin.

A Promise [T.A.M.A.T]Kde žijí příběhy. Začni objevovat