Pertemuan Pertama

4.4K 311 3
                                    

"Katanya ada bis kampus, Dir. Kok daritadi gak lewat-lewat?"

Aku memandang ke berbagai penjuru arah. Memang tempatku berdiri ini, sedaritadi rasanya sepi sekali. Gak ada satupun mahasiswa yang lewat berjalan kaki. Cuma mobil pribadi aja yang berseliweran di depan kami.

Ngueenggg...!!!

"JORDIEEE..!!" Aku refleks berteriak saat Jordie tiba-tiba melompat ke tengah jalan, saat motor sport itu tengah melaju dengan kencangnya.

Cowok berjaket kulit cokelat itu membuka helmnya. Wajahnya memperlihatkan ekspresi, kalau ia ingin sekali menghajar manusia dongo di hadapannya itu.

"Lo mau cari mati?!"

"Sorry, gue cuma mau tanya. Kalo mau ke fakultas hukum naik apaan?"

"Naik awan kington!"

"Seriusan gue! Jangan belagu lo!"

Astaga Jordie...!! Kenapa aku harus punya sahabat seperti dia sih?!

Cowok itu kini membuka helm dan turun dari motornya. Tingginya kuperkirakan sama seperti tingginya Mas Dion.

"Siapa yang belagu, cebol?!"

"Ehh, jangan mentang-mentang lo bawa motor sport lo bisa seenaknya! Lo pikir gue gak punya?!" Kini Jordie malah menoleh padaku. "Gara-gara lo sih! Gue bilang juga apa, kita bawa mobil tadi!"

Cowok itu menoleh padaku. Mau tak mau aku pun mendekat dan meminta maaf padanya.

"Ohh, anak baru ya?"

"Iya, Kak. Maaf ya."

Dia tak menjawab lagi. Dan langsung memakai helmnya. Setidaknya kami tidak harus ribut dengan cowok berwajah tampan namun keliatannya sangat galak dan dingin itu.

"Tadi lo mau ke fakultas mana?"

"Hukum, Kak." Jawabku.

Tapi Jordie malah bersungut-sungut. "Udah dibilang hukum tadi, budek kali nih orang!"

"Naik!"

Aku menelan ludah. Semoga saja aku cuma salah dengar.

"Naik, buruan!"

"Aku?"

"Iya, lo yang make sweater pink!"

Aku seperti terhipnotis. Kunaiki motor itu, dan malah memandangi Jordie yang juga lagi menatap padaku dengan air muka dongkol bercampur bingung.

"Kalo lo, mending jalan aja sana! Cebol!" Ujar cowok itu dari balik helm fullfacenya. "Pegangan!"

Kedua tanganku memegang ujung jaket kulitnya. Sebenarnya aku ingin tertawa sepuasnya, melihat Jordie yang kena batunya itu. Tapi aku gak tega juga. Gimanapun dia itu sahabatku yang paling konyol.

Ngueeenngg...!!

"Woii sialan lo!! Awas aja nanti!! Gue bales semuanya...!!"

Hihi.. Jordie bisa marah-marah juga rupanya. Tapi biasanya, kalau habis marah-marah gini, pasti bawaannya langsung laper.

Loh...!!! Itu kan..?!!

"Itu tempat nunggu bis kampus." Kata cowok itu.

Fiuuhh.., setidaknya si Jordie cuma perlu jalan kaki sejauh 400 meteran, untuk sampai di halte bis kampus itu.

Motor yang kunaiki memelan lajunya. Dan kemudian menepi, hanya beberapa meter dari halte yang tampak dipenuhi beberapa mahasiswa itu.

"Fakultas hukum kan?"

A Promise [T.A.M.A.T]Where stories live. Discover now