Sebuah Permohonan

3K 233 1
                                    

Aku mendaftarkan diriku sebagai perwakilan calon bintang kampus tahun 2018 dari Fakultas Hukum. Tentu saja mengejutkan bukan? Apalagi aku memasangkan cewek berpenampilan sederhana, yang selalu datang dengan mengenakan rok pendek selutut, rambut dikuncir biasa, serta banyak jerawat di pipi dan dahinya.

Aku terkenal dan populer karena belum lama ini, aku termasuk seorang penyumbang dana bantuan kemanusiaan terbesar nomer satu di kampus ini. Dan sepertinya aku harus berterima kasih sama kakek jika suasana hatiku sudah kembali normal.

Tapi tidak cewek bernama Yusni Ulfa itu. Dia bukanlah seorang mahasiswi populer. Jarang bergaul. Dan temannya pun cuma satu orang. Dan bahkan dia juga berasal dari keluara sederhana yang biasa saja.

Aku tahu keadaannya, karena aku sendiri yang mendatangi rumahnya, dan memintanya untuk menjadi pasanganku pada saat pemilihan bintang kampus nanti.

"Lo perlu di exorcism, Dir!" Tukas Jordie. "Kecuali disini cuma ada satu cewek, dan dia itu orangnya."

"Kalau gitu, kamu yang maju. Kita tukeran posisi."

"Ogahhh...!!" Jordie mendengus kesal. Kesal sekali.

"Lagi pada ngobrolin apa nih?" Kak Rengga ikut bergabung. "Hazelnut Choco special for u, Dira.."

"Makasih banget ya, Kak Rengga!" Sahutku riang. Jelas aku cuma punya masalah dengan Kak Kenny. Tidak dengan Kak Rengga dan Fahmi.

"Makan-makan.." Kak Fahmi datang dengan membawa sepiring siomay asli Bandung. Kata abangnya itu juga.

"Buat aku mana?"

"Heh, ini apaan?!" Jordie mendorong dua piring kotor yang ditumpuk di hadapanku. "Ketoprak sama nasi tim ayam, masih kurang?"

"Seriusan beihh, Dira yang ngabisin itu semua?" tanya Kak Rengga pada Jordie.

Dengan wajah dongkol, Jordie mengangkat kaosnya. memperlihatkan perut sixpacknya yang udah mulai tercetak.

"Sia-sia dong gue latihan selama ini?!"

"Kak Fahmi, pesenin dong.." aku mengeluarkan jurus andalanku. Memelas dengan sepasang mata berkaca-kaca polos bak bocah 5 tahunan.

"Iya-iya. Kalian mau juga?"

Jordie dan Kak Rengga saling bertatapan. Lalu Kak Rengga memegang kepala Jordie. "Kita sepiring berdua aja ya, beihh.."

"Oke, hunchh.."

Dan sekarang rasanya aku ingin menggampar kedua orang ini. Geli aja aku mendengar dan melihat tingkah sok mesra mereka.

"Dira, bisa kita ngomong sebentar gak?"

Aku menoleh. Begitupun dengan Jordie dan Kak Rengga. Namun Kak Fahmi malah menjatuhkan sepiring siomay yang baru dibawanya itu.

Setahuku, dialah satu-satunya cowok yang masih kuyakini 100% normal dan menyukai cewek. Jadi, pantas saja dia memandang Yusni sampai air liurnya menetes kemana-mana!

"Disini aja, Yus." Kataku.

"Aku gak pede.."

"Dir --- jangan bilang kalo cewek ini --" Jordie pun sampai aku buat tercengang.

Aku mengambil hapeku. Lalu mendekat pada Yusni. Merangkulnya dan bergaya layaknya sepasang couple yang masih fresh dan cimut-cimut bak terong dicabein.

"Dira, jadi kamu yang udah ngerubah total cewek ini?!"

"Pasti ke salon mahal ya, Dir?!"

"Duh, coba gue yang kepilih sama Dira ya.."

"Kalian berdua cocok banget!"

"Setuju!"

A Promise [T.A.M.A.T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang